Gerakan 30 September

Detik-detik Sukitman Lihat Pembantaian Jenderal saat Dimasukkan ke Lubang Buaya di Malam G30S

Detik-detik Sukitman lihat pembantaian Jenderal hingga dimasukkan ke Lubang Buaya di malam G30S.

ISTIMEWA VIA TRIBUN JOGJA
Jasad Brigjen Soetojo Siswomiharjo sesaat setelah diangkat dari sumur di Lubang Buaya, 4 Oktober 1965. ISTIMEWA VIA TRIBUN JOGJA 

TRIBUNKALTARA.COM - Detik-detik Sukitman lihat pembantaian Jenderal hingga dimasukkan ke Lubang Buaya di malam G30S.

Ia juga melihat beberapa orang dengan jelas saat memasukan beberapa tubuh tak bernyawa, dan bersimbah darah ke dalam Lubang Buaya.

Selain itu, karena hari sudah terang, ia juga mendengar dan melihat langsung orang-orang yang melakukan pembantaian.

Sukitman sempat diikat & dIseret di dalam G30S, selamat karna dikira teman oleh sopir Letkol Untung, begini Kisahnya.

Malam tersebut, Sukitman yang merupakan seorang polisi melihat kejadian berdarah malam terbunuhnya 7 jenderal.

Namun, Sukitman beruntung karena dianggap senasib seperjuangan, karena Sukitman seorang prajurit.

Bantu Korban Longsor Tarakan, Komunitas Motor Vespa di Bulungan Galang Dana

Banyak Hambatan, 8 Tahun Geluti Petani Sawah, Nafkahi Istri dan Empat Orang Anak, Ini Pendapatannya

Ketua KPU Bulungan Lili Suryani Masukan Materi Penanganan Covid-19 Dalam Debat Kandidat 4 Cabup

Peduli Korban Bencana Tarakan, LMND dan P3B Malinau Galang Donasi

Sukitman Sempat Diikat dan DIseret di Malam G30S, Beruntung Dikira Teman oleh Sopir Letkol Untung.

Kejadian itu membuat pria yang berprofesi sebagai polisi selamat dari malam berdarah, yang menorehkan sejarah hitam di Indonesia.

Berikut kisah Sukitman, saksi mata di malam G30S, sempat diseret, tapi dikira teman oleh sopir Letkol Untung

Dalam sejarah bangsa Indonesia, peristiwa Gerakan 30 September atau G30S PKI menjadi coretan hitam. 

Salah satu saksi mata G30S adalah Sukitman, yang juga sempat diikat dan diseret namun selamat karena dikira teman oleh sopir Letkol Untung.

Sukitman, saksi sejarah peristiwa Gerakan 30 September mengungkapkan pengalamnnya  ketika ia hampir ikut menjadi korban.

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi September 1992, dengan judul asli Yang Lolos dari Lubang Buaya.

Malam baru saja lewat, sementara  matahari pagi pun belum terjaga dari peraduannya, karena waktu itu memang baru pukul 03.00.

Tanggal terakhir pada bulan September baru berganti dengan tanggal 1 Oktober 1965.

Jakarta dan penduduknya masih terhanyut dalam sepenggal mimpinya.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved