Moeldoko Tak Tinggal Diam Soal Manuver Gatot Nurmantyo Cs, Istana Beri Peringatan Tegas ke KAMI

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko tak tinggal diam soal manuver Gatot Nurmantyo Cs, Istana beri peringatan tegas ke KAMI.

Kolase TribunKaltara.com via Warta Kota dan Tribunnews
Gatot Nurmantyo dan Moeldoko (Kolase TribunKaltara.com via Warta Kota dan Tribunnews) 

KAMI adalah gerakan yang diinisiasi sejumlah tokoh seperti mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Dini Syamsuddin, dan Ketua Khittah Nahdlatul Ulama (NU) 1926 Rochmad Wahab.

Gerakan ini dideklarasikan di Tugu Proklamasi, Jakarta, pada 18 Agustus 2020 atas keprihatinan melihat kondisi bangsa saat ini.

Baru-baru ini, KAMI menggelar acara di sejumlah daerah seperti Surabaya dan Karawang, namun mendapat penolakan massa serta dibubarkan aparat kepolisian.

Polisi beralasan acara yang digelar KAMI tidak berizin dan dianggap bisa menjadi sarana penyebaran Covid-19.

Moeldoko Singgung Pernyataan Gatot Nurmantyo

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, boleh-boleh saja Gatot Nurmantyo berpendapat bahwa pencopotannya dari Panglima TNI karena pemutaran film G30S/PKI.

Namun, ia mengingatkan bahwa itu merupakan pendapat subyektif Gatot Nurmantyo.

"Tentang pencopotannya, itu pendapat subyektif. Karena itu penilaian subyektif, ya boleh-boleh saja, sejauh itu perasaan," kata Moeldoko dalam keterangan tertulis, Kamis (1/10/2020).

Namun, Moeldoko menegaskan, perasaan Gatot Nurmantyo itu belum tentu sesuai dengan yang dipikirkan oleh pimpinannya, yakni Presiden Joko Widodo.

Moeldoko tak menyebut secara pasti apa alasan Jokowi mengganti Panglima TNI saat itu.

Namun, ia menegaskan, pergantian pucuk pimpinan di sebuah organisasi itu melalui berbagai pertimbangan.

 Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjabat Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Dr. Moeldoko didepan pasukan TNI dari unsur Darat, Laut dan Udara serta PNS TNI dalam upacara serah terima jabatan di lapangan Plaza Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur. Selasa (14/7/2015).
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjabat Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Dr. Moeldoko didepan pasukan TNI dari unsur Darat, Laut dan Udara serta PNS TNI dalam upacara serah terima jabatan di lapangan Plaza Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur. Selasa (14/7/2015). (TRIBUNNEWS)

Kabar Baik, Mentri Agama Fachrul Razi Sembuh dari Covid-19

"Bukan hanya pertimbangan kasuistis, tetapi pertimbangan yang lebih komprehensif," kata Moeldoko yang juga mantan Panglima TNI itu.

Moeldoko pun meminta semua pihak tak berlebihan dalam menanggapi isu kebangkitan komunisme dan Partai Komunis Indonesia ( PKI ).

Sebab, bisa jadi isu ini hanya dimunculkan untuk kepentingan sekelompok orang.

"Jadi jangan berlebihan sehingga menakutkan orang lain," ujar dia.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved