Dituding Menghilang saat Pandemi Covid-19, Menkes Terawan Muncul Beri Tanggapan Najwa Shihab
Sempat dituding menghilang saat pandemi Covid-19, Menteri Kesehatan ( Menkes ) Terawan Agus Putranto akhirnya muncul beri tanggapan Najwa Shihab
Seakan tak tahu lagi apa yang harus diperbuat, Terawan hanya menyatakan bahwa pandemi ini diserahkan pada kuasa Tuhan.
"Tuhan menjagai. Berdoa. Tuhan akan menolong bangsa dan negara Indonesia," terang Menkes Terawan.
Diketahui lebih lanjut, nampaknya Menkes Terawan tengah menggarap percepatan klaim biaya perawatan pasien Covid-19.
Berdasarkan laman resmi Kementerian Kesehatan RI, Menkes Terawan mempercepat penyelesaian klaim biaya perawatan pasien Covid-19.
Disebutkan jika hingga saat ini jumlah Rumah Sakit yang telah mengajukan klaim sebanyak 1.356.
“Kami melakukan percepatan pembayaran klaim kepada rumah sakit yang melayani dan merawat pasien Covid-19, tentunya untuk menjaga cashflow dan mutu layanan rumah sakit” Ungkap Menteri Kesehatan Terawan (30/9/2020).
Plt. Dirjen Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Prof Kadir menjelaskan lebih detail tentang prosedur klaim dimulai dari pengajuan klaim oleh rumah sakit, pengajuan tersebut kemudian diverifikasi oleh BPJS Kesehatan, Kemenkes, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
“Selanjutnya dilakukan pembayaran uang muka oleh Kemenkes. Setelah proses verifikasi selesai dilakukan pelunasan klaim oleh Kemenkes, pembayaran diterima di rumah sakit,” katanya.
Kemenkes juga membentuk Tim Dispute Kemenkes yang berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan selaku verifikator antara Kemenkes dan Rumah Sakit yang mengklaim biaya penanganan covid-19.
Klarifikasi Najwa Shihab soal bangku kosong
Mata Najwa baru-baru menjadi perbincangan lantaran mewawancara kursi kosong di acaranya. Wawancara imajiner yang terjadi, sejatinya mengundang Menkes Terawan, namun sang menteri berhalangan hadir.
Dituding melakukan tindakan sarkasme dan melakukan wawancara imajiner. Najwa Shihab langsung angkat bicara dan menegaskan apa yang telah dilakukan.
Menurutnya treatment menghadirkan bangku kosong, adalah hal yang wajar, terlebih di negara demokrasi seperti yang berlaku di Tanah Air.
"Sejujurnya, ini bukan ide yang baru2 amat. Di negara dgn tradisi demokrasi dan debat yang lebih panjang dan kuat, misalnya Inggris atau Amerika, menghadirkan bangku kosong yang mestinya diisi pejabat publik sudah biasa," ujarnya melalui akun Instagramnya pada Selasa (29/9/2020),
"Treatment ini juga berbeda dengan format wawancara imajiner," ujarnya.