Dituding Menghilang saat Pandemi Covid-19, Menkes Terawan Muncul Beri Tanggapan Najwa Shihab

Sempat dituding menghilang saat pandemi Covid-19, Menteri Kesehatan ( Menkes ) Terawan Agus Putranto akhirnya muncul beri tanggapan Najwa Shihab

Kolase TribunKaltara.com / najwashihab.com dan Tribunnews
Presenter Mata Najwa, Najwa Shihab dan Menkes Terawan Agus Putranto (Kolase TribunKaltara.com / najwashihab.com dan Tribunnews) 

TRIBUNKALTARA.COM - Sempat dituding menghilang saat pandemi Covid-19, Menteri Kesehatan ( Menkes ) Terawan Agus Putranto akhirnya muncul beri tanggapan Najwa Shihab.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjadi sorotan setelah dianggap menghilang saat pandemi Covid-19.

Terlebih sorotan tersebut dilakukan presenter Najwa Shihab yang terus mempertanyakan keberadaan Menkes Terawan.

Sampai-sampai Najwa Shihab halu, melakukan wawancara imajiner tehadap Terawan yang disimbolkan dengan bangku kosong.

Akhirnya Menkes Terawan buka suara setelah sempat dicecar Najwa Shihab dengan 16 pertanyaan.

HASIL Drawing Liga Champions Duel Cristiano Ronaldo vs Lionel Messi, Real Madrid Bertemu Inter Milan

BERANI Kritik Jajaran Jokowi Tangani Covid-19, Epidemiolog: Ada Menteri yang Pintar Memarahi Orang

Moeldoko Tak Tinggal Diam Soal Manuver Gatot Nurmantyo Cs, Istana Beri Peringatan Tegas ke KAMI

Kini kinerja Menkes Terawan juga ditunjukan usai menjadi bulan-bulanan di media sosial usai ketidakhadirannya saat diundang Najwa Shihab.

Ya, sosok Menteri RI Terawan Agus Putranto hingga kini masih dicari masyarakat dan menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Hal tersebut terjadi lantaran ketidakhadirannya dalam program Mata Najwa yang dipandu Najwa Shihab pada Senin (28/9/2020) lalu.

Dalam program Mata Najwa, Najwa Shihab mengatakan jika beberapa kali sudah mencoba mengundang Terawan untuk hadir di acara yang ia bawakan.

Ya, Najwa Shihab mencecar Menteri Terawan dengan 16 pertanyaan soal penanganan Covid-19 yang tak kunjung usai.

Kini, kondisi terkini Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjadi pertanyaan bagi publik yang menantikan jawaban darinya.

Terlebih, selama pandemi Covid-19 di Tanah Air, kemunculan Menteri Kesehatan Terawan bisa dibilang sangat minim.

Di sela-sela cecaran pertanyaan tersebut, Najwa Shihab pun sempat menyindir Menkes Terawan untuk mundur dari jabatannya.

Melansir dari GridHealth.id, menanggapi beragam cecaran pertanyaan yang desakan penggulingan jabatan, Terawan pun hanya menjawab dengan santai.

"Tunggu tanggal mainnya ya," ujar Menkes lewat pesan singkatnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (29/9/2020).

Seakan tak tahu lagi apa yang harus diperbuat, Terawan hanya menyatakan bahwa pandemi ini diserahkan pada kuasa Tuhan.

"Tuhan menjagai. Berdoa. Tuhan akan menolong bangsa dan negara Indonesia," terang Menkes Terawan.

Diketahui lebih lanjut, nampaknya Menkes Terawan tengah menggarap percepatan klaim biaya perawatan pasien Covid-19.

Berdasarkan laman resmi Kementerian Kesehatan RI, Menkes Terawan mempercepat penyelesaian klaim biaya perawatan pasien Covid-19.

Disebutkan jika hingga saat ini jumlah Rumah Sakit yang telah mengajukan klaim sebanyak 1.356.

“Kami melakukan percepatan pembayaran klaim kepada rumah sakit yang melayani dan merawat pasien Covid-19, tentunya untuk menjaga cashflow dan mutu layanan rumah sakit” Ungkap Menteri Kesehatan Terawan (30/9/2020).

Plt. Dirjen Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Prof Kadir menjelaskan lebih detail tentang prosedur klaim dimulai dari pengajuan klaim oleh rumah sakit, pengajuan tersebut kemudian diverifikasi oleh BPJS Kesehatan, Kemenkes, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

“Selanjutnya dilakukan pembayaran uang muka oleh Kemenkes. Setelah proses verifikasi selesai dilakukan pelunasan klaim oleh Kemenkes, pembayaran diterima di rumah sakit,” katanya.

Kemenkes juga membentuk Tim Dispute Kemenkes yang berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan selaku verifikator antara Kemenkes dan Rumah Sakit yang mengklaim biaya penanganan covid-19.

Klarifikasi Najwa Shihab soal bangku kosong

Mata Najwa baru-baru menjadi perbincangan lantaran mewawancara kursi kosong di acaranya. Wawancara imajiner yang terjadi, sejatinya mengundang Menkes Terawan, namun sang menteri berhalangan hadir.

Dituding melakukan tindakan sarkasme dan melakukan wawancara imajiner. Najwa Shihab langsung angkat bicara dan menegaskan apa yang telah dilakukan.

Menurutnya treatment menghadirkan bangku kosong, adalah hal yang wajar, terlebih di negara demokrasi seperti yang berlaku di Tanah Air.

"Sejujurnya, ini bukan ide yang baru2 amat. Di negara dgn tradisi demokrasi dan debat yang lebih panjang dan kuat, misalnya Inggris atau Amerika, menghadirkan bangku kosong yang mestinya diisi pejabat publik sudah biasa," ujarnya melalui akun Instagramnya pada Selasa (29/9/2020),

"Treatment ini juga berbeda dengan format wawancara imajiner," ujarnya.

"Pertama, pada dasarnya saya tidak sedang melakukan wawancara, saya hanya sedang mengajukan pertanyaan, Pertanyaan kan, tidak harus diajukan secara tatap muka. Bisa dilakukan secara jarak jauh dengan perantara macam-macam medium,"

"Ini juga tidak imajiner karena (a) pertanyaan yang saya ajukan memang bukan imajiner dan saya juga tidak mengarang atau membuatkan jawaban2 fiktif seolah-olah saya sudah berdialog dengan Pak Terawan."

"(b) Pak Terawan juga sosok yang eksis dan hidup, sehingga Pak Terawan bisa menjawabnya kapan saja, bahkan sejujurnya boleh menjawabnya di mana saja," terangnya.

"Sebagai pengampu Mata Najwa, tentu saya berharap ia bersedia hadir di program saya."

"Namun, sebagai bagian dari komunitas pers lebih luas dan juga seorang warga negara, saya sudah cukup senang jika Pak Menteri menjawab kegelisahan publik walau itu tidak dilakukan di #MataNajwa,"

"Sebab kerja-kerja mengawasi proses politik dan pengambilan kebijakan adalah tugas bersama, dan saya percaya @Narasi.tv tidak sendirian melakukannya," ujarnya.

Ya, Najwa Shihab bahkan telah memikirkan berbagai resiko atas tindakannya melayangkan undangan secara terbuka itu.

"Saya memikirkan dengan cukup masak saat menghadirkan bangku kosong ini, termasuk risiko dituduh melakukan persekusi atau bullying."

"Saya berkeyakinan, elite pejabat, apalagi eksekutif tertinggi setelah presiden, bukanlah pihak yang less power -- aspek penting yang menjadi prasyarat sebuah tindakan bisa disebut persekusi atau bullying. Sulit menganggap pejabat elite adalah pihak yang lemah," jelasnya.

(*)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Akhirnya Buka Suara dan Tunjukan Kinerja Usai Dicecar Najwa Shihab, Menkes: Tunggu Tanggal Mainnya, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/10/01/akhirnya-buka-suara-dan-tunjukan-kinerja-usai-dicecar-najwa-shihab-menkes-tunggu-tanggal-mainnya.
Editor: Nakita
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved