Kisah Duta Wisata Nunukan Evenjelina Ingin Jadi Pramugari Sekarang Malah Jadi Dokter di Perbatasan

Kisah Duta Wisata Nunukan Evenjelina ingin jadi pramugari sekarang malah jadi dokter di perbatasan.

TRIBUNKALTARA.COM/HO
Duta Wisata Nunukan 2020 dan Dokter di Krayan Timur, Evenjelina. TRIBUNKALTARA.COM/HO 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Kisah Duta Wisata Nunukan Evenjelina ingin jadi pramugari sekarang malah jadi dokter di perbatasan.

Siapa sangka Duta Wisata Nunukan 2020, Evenjelina juga seorang Dokter di Krayan Timur, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).

Wanita kelahiran 1995 ini mengaku suka menolong orang sejak kecil, hingga dirinya bercita-cita menjadi seorang dokter.

Pemprov Kaltara Tunjuk Koperasi di Krayan jadi Operator Pembukaan Dagang Lintas Batas RI-Malaysia

Dukungan Dari HWK, Irwan Sabri Target 70 Persen Dukungan dari Emak-emak Tarakan di Pilgub Kaltara

HEBOH Video Hubungan Badan Saat Kuliah Online Tersebar di Facebook, Polisi Periksa Mahasiswi Kupang

Meskipun, awalnya saat di bangku SMA, sempat ingin menjadi seorang Pramugari.

Lantaran, ayahnya (alm) semasa hidup tidak ingin putri bungsunya menjadi Pramugari.

"Waktu papa masih hidup, sempat kasi tau mau jadi Pramugari. Tapi, papa nggak setuju, dan alasannya nggak tau kenapa," kata Evenjelina kepada TribunKaltara.com, Minggu (11/10/2020).

Diketehui, saat Evenjelina kelas dua SMA, ayahnya meninggal karena sakit.

Sosok yang paling dekat dengan Evenjelina adalah ayahnya.

Bahkan, ketika ayahnya masih hidup, Evenjelina disarankan jadi seorang guru bahasa inggris.

"Saya nggak punya jiwa pengajar yang baik. Susah buat orang jadi paham sama apa yang saja ajar," ucap alumni fakultas kedokteran UKRIDA ini.

Menjadi dokter di perbatasan dengan keterbatasan jaringan internet, transportasi, listrik, tentu tidak mudah.

Sepuluh bulan di Puskesmas Krayan Timur, Evenjelina menemukan beberapa tantangan bagi dirinya.

"Alat kesehatan di puskesmas tempat saya bekerja, masih terbatas.Mungkin juga karena masih puskemas," tutur anak bungsu dari empat bersaudara ini.

Selain itu, kalau ada pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit di Nunukan, mereka terpaksa harus menunggu pesawat lagi.

Lantaran, trasnportasi Krayan-Nunukan hanya melalui jalur udara.

"Kadang ada pasien yang nggak tahan nunggu. Jadi, harus ditangani cepat namun alat terbatas," terang Evenjelina.

Dia mencontohkan pasien gagal jantung, yang mana pasien ini harusnya ditangani di rumah sakit.

Sementara, pasien ini harus dipakaikan selang nafas, monitor untuk observasi, dan sebagainya.

Tidak hanya itu, untuk ibu yang bersalin dengan posisi kaki bayi lebih dulu, itu bagiannya dokter spesialis.

"Dokter spesialis belum ada di Krayan, mudahan tahun depan di Krayan udah ada," ungkapnya.

Kemudian, soal jaringan di Krayan juga terbatas, sehingga terkendala saat konsultasi ke dokter spesialis.

Jaringan yang terbatas juga berpengaruh ketika mengupdate ilmu kedokteran.

Menurut Evenjelina, lisitrik di Krayan juga masih kurang stabil, lantaran, status Malaysia masih lockdown.

Sementara, selama ini bahan bakar minyak diperoleh dari Malaysia dan Tarakan.

"Jadi listrik nyala mulai pukul 06.00-12.00 Wita. Lanjut 18.00-00.00 Wita. Kecuali kalau ada pasien sesak nafas, kita pakai genzet," jelas Evenjelina.

Lalu, akses jalan ke Puskesmas Krayan Timur masih tanah merah.

Sehingga, kalau hujan pasti becek dan licin, sedikit membantu karena ada sejumlah Pustu di desa-desa.

Bakal Habiskan Anggaran Rp 100 Miliar, Pelabuhan Bunyu Kaltara Masih Terkendala Jalan 200 Meter

Belajar Tatap Muka Dibatasi 4 Jam per Hari, Pemkab Malinau Dorong Partisipasi Keluarga Siswa

Berlangsung Seru Live Streaming MotoGP, Fabio Quartararo Khawatir Ancaman Ducati Sore Ini di Trans7

Saat menjalankan tugas dia belum menemukan pasien yang terkendala karena biaya, sebab pasien di Puskesmas Krayan Timur, hampir semua menggunakan BPJS.

Saat ditanya makanan favorit, Evenjelina mengatakan, dirinya menyukai tomat dan pete karena rasanya yang asam.

Sementara itu, untuk minuman dia menyukai kopi tanpa gula.

Profil singkat :

Nama: Evenjelina
Tempat, Tanggal Lahir: Kampung Baru, 23 Juli 1995.
Agama: Kristen
Anak ke: Bungsu dari 4 bersaudara
Bapak : Solaiman (Alm)
Ibu : Ripka
Riwayat pendidikan:
-TK Buah Hati Terpadu
-SDN 006 Kampung Baru
-SMPN 01 Long Bawan
-SMAK Long Bawan
-Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012-2018

( TribunKaltara.com / Felis)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved