Viral di Medsos
Viral Penampakan Lintang Kemukus di Langit Jawa Timur, Dianggap Mitos, Lapan Tak Tinggal Diam
Viral penampakan Lintang Kemukus di langit malam Jawa Timur, dianggap mitos, Lapan tak tinggal diam, beri penjelasan fenomena alam
Peneliti dari Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Emanuel Sungging Mumpuni, menjelaskan Lintang Kemukus yang disebutkan para warganet itu merupakan jenis meteor yang agak besar.
"Itu fireball atau meteor yang agak besar, kebetulan memang dalam beberapa hari ini sedang musim hujan meteor," kata Sungging saat dihubungi Kompas.com, Minggu (11/10/2020) pagi.
Seperti diketahui, dalam beberapa waktu terakhir, juga terjadi hujan meteor Draconid, yaitu pada 6-10 Oktober 2020.
Sungging membenarkan kemungkinan bahwa fenomena yang terlihat tersebut juga termasuk hujan meteor tersebut.
"Bisa jadi (hujan meteor Draconid)," jawabnya.
Namun demikian, ia mengungkapkan bahwa hujan meteor Draconid hanya berlangsung sekitar dua hari saja.
Adapun fenomena hujan meteor ini tidak berbahaya dan normal terjadi.
"Tidak berbahaya, normal terjadi," imbuhnya.
Dugaan lain
Sementara, astronom amatir Indonesia Marufin Sudibyo belum dapat mengonfirmasi kepastian terkait fenomena langit yang ramai dibicarakan para warganet tersebut.
Pasalnya informasi yang tersedia masih terbatas.
"Yang jelas, obyek yang difoto itu kemungkinan ada di atas horizon utara/selatan, bukan barat/timur," jawabnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (11/10/2020) pagi.
• Kabar Buruk Pasha Ungu, Adik Plt Walikota Palu Ditangkap BNN Kasus Narkoba, Bukan Orang Sembarangan
• Ngaku Muka & Kepala Dipukuli Polisi, Demonstran UU Cipta Kerja di Jogja Dipaksa Ngaku Provokator
• Demokrat Tolak UU Cipta Kerja Ferdinand Hutahaean Pilih Mundur, Berikut Biodata, Pindah Partai Ini
Sumber cahaya buatan manusia
Menurut dia, untuk kawasan Lamongan-Tuban, pada jam 8 malam ke atas sudah tidak ada lintasan tampak dari satelit aktif/sampah antariksa yang lewat ataupun jejak kondensasi pesawat komersial.
"Di sekitar jam yang sama juga tidak ada jadwal jatuhnya sampah antariksa ke atmosfer Bumi seperti dulu pernah kejadian di Madura," jelasnya.