Jenderal Bintang Tiga Bongkar Tren Tindak Pidana Oknum TNI AD, Termasuk Kasus Perselingkuhan
Jenderal Bintang Tiga, Danpuspomad Letjen TNI Dodik Widjanarko bongkar tren tindak pidana yang dilakukan oknum TNI AD, termasuk perselingkuhan
TRIBUNKALTARA.COM - Jenderal Bintang Tiga, Danpuspomad Letjen TNI Dodik Widjanarko bongkar tren tindak pidana yang dilakukan oknum TNI AD, termasuk perselingkuhan.
Maraknya tindak pidana yang dilakukan oknum TNI AD, menjadi perhatian khusus Komandan Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat ( Danpuspomad ) Letjen TNI Dodik Widjanarko.
Iapun mengungkapkan sejumlah tren tindak pidana yang dilakukan oknum TNI AD akhir-akhir ini.
Menurut Dodik tindak pidana oknum TNI AD di antaranya penyebaran hoaks, perselingkuhan, bunuh diri, dan penyalahgunaan wewenang.
Baca juga: Kabupaten Kutai Timur Jadi Episentrum Penyebaran Covid -19, Satgas Aktifkan Posko Penjagaan
Baca juga: Waga Binaan Lapas Samarinda Meninggal Dunia, Pihak Lapas Sebut Tidak Ada Unsur Kekerasan
Baca juga: Kabupaten Nunukan Zero Covid-19, 4 Sekolah Akan Dibuka Belajar Tatap Muka, Ini Syaratnya
Hal tersebut disampaikan Dodik saat memberikan pembekalan kepada 40 Siswa Suspa Idik Crash Program TA 2020 di Pusdikpom Kodiklatad Cimahi Bandung pada Sabtu (17/10/2020).
"Perbuatan ini dilakukan rata oleh oknum prajurit dari level bawah dan atas.
Sebagian besar disebabkan karena penyalahgunaan media komunikasi handphone yang tidak benar," kata Letjen TNI Dodik Widjanarko dalam laman resmi Puspomad, puspomad.mil.id yang dikutip pada Senin (19/10/2020).
Selain menyapa para siswa dari tiap kelas, Letjen TNI Dodik Widjanarko juga mengingatkan tentang jati diri menjadi prajurit Pomad dan tantangan tugas di masa depan yang menuntut kesiapan dan profesionalitas prajurit Pomad.
Diakhir pembekalan Letjen TNI Dodik Widjanarko mengatakan bahwa Kursus penyidikan Crash Program TA 2020 ini sebelumnya telah mendapatkan persetujuan dari pimpinan TNI AD untuk dilaksanakan.
Iapun berharap seluruh siswa yang sebagian besar berpangkat Letkol dan Mayor itu dapat memanfaatkan kesempatan kursus ini dengan baik, dapat menjalin komunikasi dan saling tukar pengalaman diantara sesama siswa, sehingga ilmu yang diperoleh dapat berguna dalam pelaksanaan tugas nantinya.

Kepala Penerangan Puspomad Letkol Cpm Dwi Indra Wirawan mengatakan dalam kunjungan tersebut pejabat Puspomad yang mendampingi juga memberikan pembekalan di beberapa kelas pendidikan dan kursus yang ada.
Pejabat yang hadir antara lain Dircab Puspomad, Dansatidik Puspomad, Dirbinidik Puspomad, Dirbinwal Puspomad dan Dirbindiklat Puspomad.
Saat berada di Pusdikpom, Dodik beserta rombongan menyempatkan waktu untuk senam pagi bersama, dilanjutkan dengan tatap muka dengan 250 orang siswa di lapangan Satdik Pusdikpom.
Dalam sambutannya Danpusdikpom Kolonel Cpm Agus Wijanarko menyampaikan bahwa kunjungan Dodik ke Pusdikpom tersebut merupakan suatu kebanggaan bagi personel Pusdikpom dan seluruh siswa yang sedang melaksanakan pendidikan dan kursus.
"Kami ucapkan selamat datang kepada Danpuspomad beserta rombongan di Pusdikpom, disela kesibukan berkenan mengunjungi dan bertatap muka secara langsung dengan seluruh siswa," kata Agus.
Oknum TNI Selingkuh dan Mutilasi Istri
Kasus pembunuhan Ayu Lestari, istri oknum TNI yang mayatnya ditemukan pada Mei 2020 silam kini masih masa persidangan.
Kini, setelah pelaku mutilasi teteh Ayu Lestari sudah ditangkap dan sidang pertama pun sudah digelar pada Selasa (6/10/2020).
Sebelumnya penemuan mayat korban mutilasi terjadi di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Rabu (20/5/2020) membuat heboh warga.
Adapun penemuan jenazah terjadi di Jalan Baru Lingkungan 4, Kelurahan Sihaporas Nauli, Kecamatan Pandan.
Mayat korban mutilasi itu ditemukan dalam kondisi tulang belulang yang sudah mengering dan berserakan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi yang diunggah di akun Instagram @viralterkini99, ternyata korban yang bernama Ayu Lestari .
Ia diduga dibunuh oleh suaminya sendiri, yaitu Praka MP, anggota TNI yang bertugas di Korem 023/KS.
Menurut informasi, kasus pembunuhan ini terjadi sekitar sebulan lalu.
Diduga, Ayu Lestari dibunuh oleh suaminya di dekat lokasi pembuangan sampah.
Bahkan, sebelum Ayu Lestari dibunuh dan dimutilasi, korban sempat melihat wajah pelakunya, meski saat itu kondisinya sedang sekarat.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari akun Twitter @litinaar, kerabat korban sudah mencari keberadaan korban sejak 12 April 2020 lalu.
Korban adalah anak pertama dari 4 bersaudara.
Ayah korban rupanya adalah seorang tentara yang berdinas di Bandung.
Keluarga korban berdomisili di Bandung, kota asal ibu dari korban.
Tetangga yang curiga melaporkan menghilangnya Ayu Lestari kepada komandan yang langsung mengerahkan segenap jajarannya untuk mencari keberadaan Ayu.
Lantas, kesatuan tentara Tapanuli Tengah pun mengabari kesatuan tentara yang berada di Bandung untuk mengabarkan menghilangnya Ayu.
Mendapat kabar menghilangnya putri kesayangannya, ayah Ayu yang saat itu tengah bertugas di Lombok pun serta merta menelepon menantunya, Praka MP.
Namun, Praka MP menjawab dengan santai dan hanya mengatakan bahwa Ayu menghilang.
Lalu, tiba-tiba pada Rabu (20/5/2020) pagi muncul sebuah berita yang kurang menyenangkan.
Ayu dikabarkan ditemukan dalam kondisi hanya tersisa tulang belulang dan tengkoraknya saja.
Kemudian pada Rabu (20/5/2020) malam, ayah Ayu Lestari yang juga seorang anggota TNI pun pulang ke Bandung untuk mengurus kasus putri kesayangannya tersebut.
Pasalnya, kasus ini adalah kasus pembunuhan yang besar sehingga ia dipulangkan.
Setelah lebaran, ayah Ayu terbang ke Tapanuli Tengah untuk melanjutkan pencarian sisa anggota tubuh Ayu yang belum ditemukan.
Ayu Diduga Dibunuh oleh Suami dan Selingkuhannya
Setelah penemuan mayat tersebut, suami Ayu Lestari yakni Praka MP langsung diamankan di Denpom.
Belakangan diketahui bahwa Praka MP rupanya memiliki selingkuhan yang juga turut membantu dalam upaya membunuh istrinya sendiri.
Dalam kasus ini, polisi mengamankan sejumlah barang bukti di tempat kejadian perkara.
Adapun barang bukti tersebut berupa tengkorak kepala yang sudah rusak, tulang betis, tulang rusuk, jilbab berwarna kuning, sepasang sepatu warna hitam, baju warna putih bergaris warna biru, dan celana jeans warna biru.
Kronologi Mutilasi Ayu Lestari
Berdasarkan unggahan akun Twitter @litinaar, kronologi pembunuhan telah diungkap pelaku, Praka MP.
Rupanya, pada malam sebelum sang istri dikabarkan menghilang, Praka MP menitipkan anak semata wayangnya.
Praka MP pun berboncengan mengitari daerah sepi bersama istrinya.
Kepada Denpom 1/2 Sibolga, Praka MP mengaku hendak mencari tempat yang pas untuk membunuh istrinya.
"Dan ternyata selama naik motor berdua, teh ayu dibonceng MP dibawa muter2 ke daerah sepi. MP bilang ke denpomnya karena mau nyari tempat yang pas buat ngebunuh teh ayu. sesudah nemu yg tepat, dia berhenti dulu buat buka hp dan lanjut lagi jalan," tulis akun tersebut.
Namun di saat berputar-putar itu, tiba-tiba muncul 2 buah sepeda motor yang membuntuti di belakang.
Salah satu sepeda motor tersebut dinaiki oleh 2 orang wanita dan sepeda motor lain dinaiki oleh seorang pria.
Dan tiba-tiba, motor yang dinaiki oleh dua wanita ini menyerang korban dari belakang menggunakan linggis. Korban yang tak mengenakan helm pun lantas terjatuh.
"Oh iya, martin sama teh ayu gak pake helm.. dan dari belakang tiba2 motor yg dinaikin 2 cewek ini mukul teh ayu dari belakang pake linggis. yg mukul cewe yg dibonceng. sesudah itu motor martin sm teh ayu jatuh, dan semua berhenti dipinggir jalan yang pinggirnya jurang hutan gitu," lanjutnya.
Setelah dipukul, rupanya korban masih sadar, namun ia justru dipukuli oleh suaminya.
"sesudah dipukul gitu, teh ayu masih sadar tapi masih megang erat motor. terus martin tarik kerudung teh ayu sampe lepas terus seret rambutnya sekitar 10 meteran katanya. terus teh ayu kaget sempet bilang "abang kok tega sama adek?"
dan disinilah si martin nonjokin muka teh ayu sampe berdarah dan meninggal. dan 3 orang tadi yang 2 cewe 1 cowo bantu martin potong2 tubuh teh ayu. ya allah aku gakuat banget disini nangis tadi diceritain bapaknya," tulis akun tersebut.
Hingga kini, polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti, yakni berupa tengkorak kepala yang sudah rusak, tulang betis, tulang rusuk, jilbab berwarna kuning, sepasang sepatu warna hitam, baju warna putih bergaris warna biru, dan celana jeans warna biru.
(*)
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official