Polisi Amankan 4 Orang Bawa Bom Molotov, Demo Tolak UU Cipta Kerja di Jakarta Masih Berlangsung
Polisi amankan 4 orang bawa bom molotov, demonstrasi tolak UU Cipta Kerja di Jakarta masih berlangsung.
TRIBUNKALTARA.COM - Polisi amankan 4 orang bawa bom molotov, demonstrasi tolak UU Cipta Kerja di Jakarta masih berlangsung.
Update informasi demonstrasi tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja hari ini, sebanyak 4 orang remaja diamankan polisi gara-gara bawa bom molotov.
Polisi menduga 4 remaja ini hendak memicu kerusuhan.
Hingga sore ini sudah ada empat remaja diduga hendak rusuh yang diamankan di Jakarta Barat.
Link live streaming suasana demo hari ini di Jakarta, aksi demo tolak omnibus law UU Cipta Kerja bisa dilihat di dalam artikel.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Audie Latuheru menuturkan, keempatnya diamankan di Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat karena membawa benda berbahaya.
Baca juga: Kejar-kejaran dengan Polisi, 4 Penyusup Berbaju Hitam Diciduk Saat Demo UU Ciptaker di Banjarmasin
Baca juga: Seru, Aksi Teatrikal BEM SI Matinya Demokrasi, Tonton Live Streaming Kompas TV, TV One dan iNews TV
Baca juga: Hari Ini Buruh Mahasiswa Demo UU Cipta Kerja akan Kepung Istana, Mahfud MD Beri 2 Perintah ke Polisi
Baca juga: PESAN PENTING Mahfud MD Soal Rencana Demo 20 Oktober 2020: Seluruh Aparat Dilarang Bawa Peluru Tajam
"Karena yang dibawa bukan alat mau demo, dia bawa batu dan bom molotov, itu kita amankan," kata Audie di Jalan Gajah Mada, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (20/10/2020).
Audie menuturkan, pihaknya memang mewaspadai penyusup yang ingin membuat kerusuhan dalam aksi unjuk rasa hari ini.
Salah satu upayanya dengan menutup Jalan Gajah Mada yang mengarah ke Glodok.
Sebab, selain akses jalan itu bukan merupakan akses menuju lokasi demo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, kawasan Glodok juga merupakan sentra ekonomi di Jakarta Barat.
"Salah satunya ini (penutupan jalan) makanya kita bisa mudah identifkasi mana masa perusuh, mana masa pendemo. Karena yang pasti masa pendemo ada di lokasi demo, kalau dia masuk kesini tujuannya apa, ini kan bukan jalan yang dilalui," tuturnya.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi Pukul 15.00 WIB, penutupan di Jalan Gajah Mada dilakukan mulai dari perempatan Ketapang yang merupakan perbatasan antara Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.
Alhasil kendaraan yang dari arah Harmoni dan Cideng dialihkan ke arah Gunung Sahari.
Sedangkan kendaraan dari arah Glodok menuju Harmoni juga diarahkan berbelok ke arah Gunung Sahari.
Hanya kendaraan dari arah Gunung Sahari yang bisa berbelok ke arah Harmoni namun kondisi lalu lintas macet total.
Tonton live streaming suasana demo hari ini di Jakarta
Pantau terus situasi dan perkembangan terkini kondisi Jakarta hari ini, Selasa 2020 Oktober 2020.
Akan ada aksi demonstrasi atau demo hari ini 20 Oktober di Jakarta dalam upaya penolakan UU Cipta Kerja Omnibus Law.
Selain aksi penolakan UU Cipta Kerja hari ini juga tepat 1 tahun pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin memimpin Indonesia setelah dilantik 20 Oktober 2019 lalu.
Desakan pencabutan UU Cipta Kerja sudah terjadi dimana-mana dan dilakukan hampir semua elemen masyarakat.
Dalam upaya menyuarakan penolakan UU Cipta Kerja sejumlah elemen masyarakat dan mahasiswa akan melakukan aksi demonstrasi kembali untuk menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja di Jakarta, hari Selasa 20 Oktober 2020.
Bagaimana kondisi Jakarta terkini saat dikepung gelombang demonstrasi dapat disaksikan melalui live streaming.
(Link live streaming suasana demo hari ini di Jakarta ada diakhir artikel ini).
Melansir dari Kompas.com tidak hanya pihak kepolisian yang bertugas mengamankan aksi demonstrasi yang digelar tersebut namun pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Pusat juga dilibatkan.
Kasatpol PP Jakarta Pusat, Bernard Tambunan menuturkan, pihaknya besok akan menurunkan 40 personel.
"Besok saya turunin sekitar 40 orang, dari pagi sampai sore," tutur Bernard, Senin (19/10/2020).
Mereka nantinya akan bertugas menjaga area unjuk rasa.
Tak hanya itu, Bernard Bernard juga memastikan pedagang kaki lima tidak bisa memasuki area demonstrasi.
Lokasi unjuk rasa, sebut Bernard, harus steril dari pedagang kaki lima.
Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan para pedagang yang kerap ditemui di lokasi demonstrasi.
Sebagai informasi, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) berencana kembali turun ke jalan untuk demonstrasi tolak UU Cipta Kerja yang hingga kini tak digubris pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Koordinator BEM SI, Remy Hastian memperkirakan, sekitar 5.000 mahasiswa bakal ambil bagian dalam aksi damai yang akan diselenggarakan pukul 13.00 WIB.
Remy menyebut, BEM SI menyayangkan reaksi pemerintah terhadap gelombang protes yang bergulir sejak pengesahan UU Cipta Kerja pada 5 Oktober lalu.
Pemerintah dan DPR yang tak transparan sejak pembahasan hingga pengesahan UU Cipta Kerja malah pilih melempar segala aspirasi warga ke Mahkamah Konstitusi.
Aliansi BEM SI juga menilai, prosedur hukum itu tak akan banyak berpengaruh dalam menentukan nasib UU Cipta Kerja, jika menilik preseden-preseden sebelumnya.
Aliansi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) berencana kembali menggelar aksi pada Selasa, 20 Oktober 2020.
Terdapat empat hal yang menjadi tuntutan aliansi mahasiswa tersebut.
Aksi berlangsung sekitar tiga jam sebelum akhirna massa terpaksa membubarkan diri karena kondisi cuaca lebat.
4 Tuntutan BEM SI Demi Mencabut UU Cipta Kerja
Berdasarkan siaran pers BEM SI pada Jumat (16/10/2020), mereka menyampaikan empat pernyataan sikap dan tuntutan.
Pertama, Aliansi BEM Seluruh Indonesia mendesak Presiden untuk mengeluarkan Perppu demi mencabut UU Cipta Kerja yang telah disahkan pada Senin (5/10/2020).
Kedua, mengecam tindakan pemerintah yang berusaha mengintervansi gerakan dan suara rakyat atas penolakan terhadap UU Cipta Kerja.
Ketiga, mengecam berbagai tindakan represif aparatur negara terhadap seluruh masas aksi.
Keempat, mengajak mahasiswa seluruh Indonesia bersatu untuk terus menyampaikan penolakan atas UU Cipta Kerja hingga UU Cipta Kerja dicabut dan dibatalkan.
Aksi unjuk rasa pada Jumat kemarin kembali digelar sebab mahasiswa belum berhasil menemui Presiden Joko Widodo.
Alih-alih Presiden, Staf Khusus Milenial yang menemui massa aksi.
Sementara, staf Khusus Milenial dirasa bukan representatif dari Presiden.
Aksi tersebut dimaksudkan untuk menolak UU Cipta Kerja yang telah disahkan pada Senin (5/10/2020).
Sebelumnya, BEM SI sempat menggelar aksi serupa pada Kamis (8/10/2020). Aksi tersebut juga diikuti oleh elemen buruh.
Klik kink live streaming berikut:
LINK live streaming suasana demo hari ini di Jakarta Kompas TV KLIK DI SINI
LINK ive streaming suasana demo hari ini di Jakarta TV One KLIK DI SINI
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Bawa Bom Molotov Diduga Hendak Rusuh, 4 Remaja Diamankan di Tomang dan sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Amankan Aksi Demo Tolak Omnius Law, Satpol PP Jakpus Akan Terjunkan 40 Personel"