Waspada Teror saat Gowes Semakin Marak, 3 Pesepeda di Yogyakarta Disiram Air Keras

Waspada aksi teror saat gowes semakin marak, 3 pesepeda di Sleman, Yogyakarta disiram air keras, di Jakarta pesepeda dibegal

freepik.com
ILUSTRASI - Pesepeda menikmati gowes. (freepik.com) 

TRIBUNKALTARA.COM - Waspada aksi teror saat gowes semakin marak, 3 pesepeda di Sleman, Yogyakarta disiram air keras.

Belakangan ini kejahatan yang menimpa pesepeda saat asyik gowes, marak terjadi.

Terbaru, tiga pesepeda disiram air keras di Jalan Palagan, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

Peristiwa penyiraman air keras yang menimpa 3 pesepeda di Jogja tersebut terjadi pada Kamis (30/10/2020) pagi.

Salah satu korban, Della Olivia Silviana (26) mengatakan pagi itu ia bersepeda sendirian dari rumahnya di Sinduadi, Mlati.

Saat sedang asyik gowes menikmati pemandangan, tiba-tiba ada seorang pengendara sepeda motor menyiramkan sesuatu ke arahnya.

Baca juga: KSP Dapat Sepeda Lipat dari Daniel Mananta, Reaksi Moeldoko Usai Disinggung KPK Soal Gratifikasi

Tak lama setelah itu, ia merasakan panas pada bagian sekitar paha.

"Aku berangkat gowes (sepedaan) sebelum jam 06.00, pas sampai lampu merah atas Hyatt itu ada orang kayak nyiram gitu, nggak kenceng.

Terus ada motor lewat. Aku nggak ngeh waktu itu, karena sedang melihat-lihat. Jadi nggak tau itu boncengan, pakai motor apa, nggak tau," katanya pada Tribun Jogja, Jumat (30/10/2020).

Ia melanjutkan, kejadian serupa ternyata juga dialami oleh ibu dan istri temannya.

Waktunya pun hampir bersamaan, termasuk lokasi kejadiannya.

"Kalau korban kedua itu mamanya temenku, kejadian sekitar 6.16.

Korban kedua malah tahu pelakunya, pakai motor vario merah.

Korban ketiga itu sekitar pukul 06.40. Kalau aku kejadian jam 06.00.

Waktunya bedekatan, lokasinya juga sekitaran situ," lanjutnya.

Terkait kondisi korban, Della menyebut dirinya dan dua korban lain dalam keadaan sehat.

Baca juga: Diduga Curi Sepeda Motor JF Ditangkap Polsek Malinau Kota, Sempat Lakukan Pengejaran Selama 2 Bulan

Ia bersyukur karena cairan tersebut tidak langsung mengenai kulit.

"Kena celana, kalau kena kulit langsung mungkin bisa melepuh.

Alhamdulillah kondisi korban saat ini sehat," sambungnya.

Meski demikian, ia belum akan melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

Dengan adanya peristiwa tersebut, ia berharap pesepeda lebih berhati-hati saat bersepeda.

Ia juga menyarankan agar pesepeda tidak bersepeda sendirian.

Terpisah, Kapolsek Ngaglik, Kompol Tri Adi Hari Sulistia mengungkapkan sejauh ini belum ada korban yang melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ngaglik.

Namun demikian, pihaknya meminta anggotanya untuk intensif melakukan patroli.

"Belum ada yang melapor. Untuk patroli sudah kami arahkan setiap pagi, khususnya jalur pesepeda, baik Sabhara, Lalu Lintas, maupun anggota tertutup,"ungkapnya.

Marak begal incar pesepeda

Sementara itu di Jakarta, kejahatan begal menimpa pesepeda kian meresahkan

Korban berjatuhan. Kerugian materi dan luka-luka dialami oleh para pesepeda.

Dalam kurun waktu 20 hari di bulan Oktober 2020, tercatat ada lima aksi kejahatan begal sepeda.

Jumlah tersebut baru kasus yang viral dan sebagian bisa diungkap oleh pihak kepolisian. Penjahat pun tak main-main dalam beraksi.

Mereka menggunakan senjata tajam seperti pisau untuk mengancam korban.

Umumnya, para penjahat mengincar pesepeda yang menggowes sendiri atau yang sedang terpisah dari rombongan.

Penjahat mengincar barang berharga milik pesepeda seperti ponsel.

Dari catatan Kompas.com, kejahatan begal sepeda belakangan ini terjadi jalan-jalan protokol di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

Tempat Kejadian Perkara (TKP) berada di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Lapangan Tembak Senayan, Hayam Wuruk, Jalan Jenderal Sudirman, dan Jalan Rasuna Said.

Daerah-daerah tersebut diketahui adalah rute-rute pesepeda untuk menghabiskan waktu di akhir pekan.

Kejadian juga umumnya terjadi pada hari Minggu. Korban pun mulai dari warga biasa hingga artis.

Terakhir, artis senior Anjasmara menjadi korban pembegalan di Jalan Jenderal Sudirman tepatnya di depan Universitas Katolik Atmajaya.

Melawan pembegal hingga pasrah Minggu (18/10/2020) sekitar pukul 07.30 WIB, pembegal dengan sepeda motor memepet Anjasmara. Pembegal memegang baju Anjasmara yang saat itu sedang bersepeda.

"Dia (pelaku) pegang-pegang baju gue, ngapain nih orang pegang baju gue. Astaga, kayaknya mau ambil handphone, gue baru sadar," ujar Anjasmara dalam video yang diunggah oleh anaknya di Instagram.

Anjasmara mencoba melakukan perlawanan dengan memukul pelaku yang mengendarai sepeda motor.

Anjasmara justru terjatuh dari sepeda hingga mengalami luka di pundak kirinya.

Kisah lain dialami oleh TL, seorang karyawan swasta yang tengah bersepeda dengan teman-temannya di sekitar Bundaran HI pada Selasa (20/10/2020).

Di tengah jalan, TL sempat terpisah. Pada saat itu, para pelaku langsung mengambil handphone korban.

Namun korban melakukan perlawanan. Baca juga: Dua Kali Kejadian Begal Sepeda, Polsek Menteng Analisa Lokasi dan Waktu Kejadian Adegan tarik-menarik terjadi.

Pelaku tidak berhasil mengambil handphone korban tetapi TL jatuh dan terluka di bagian paha.

"Kebetulan ditarik, dipertahankan sama dia terus jatuh. Karena jatuh terus korban masih mempertahankan.

Korban mempertahankan hapenya hingga terjatuh dari sepeda," kata Kanit Reskrim Polsek Menteng, Kompol Ghozali Luhulima saat dikonfirmasi.

Roland Kristiawan (50), seorang pekerja di Jakarta juga menjadi korban begal persis di depan Lapangan Tembak Senayan, Minggu (18/10/2020) sekitar pukul 10.00 WIB.

Roland yang membawa tas pinggang kaget saat melintas di depan Lapangan Tembak. Seseorang yang berboncengan sepeda motor dari arah belakang menghampirinya dan langsung membuka buckle tas pinggang Roland dan langsung tancap gas.

"Kejadiannya cepat sekali, tahu-tahu tas berisi HP sudah pindah tangan dan mereka kabur cepat ke arah Palmerah," tutur Roland seperti dikutip dari Warta Kota.

Korban lainnya, Galih mengalami pembegalan saat menggowes sepeda di kawasan Kuningan.

Pelaku menodongkan pisau kepada pesepeda dan merampas ponselnya pada waktu siang hari.

"Dia naik motor berdua. Langsung mepet gue dari sebelah kanan. Tangan kiri yang dibonceng langsung ngerangkul gue. Dia bilang, lu diem atau gue tusuk lu. Dia nempelin pisaunya ke gue," kata Galih dalam videonya.

Setelah itu, pelaku langsung merampas ponsel yang ada di saku Galih. Pelaku langsung melarikan diri.

Baca juga: Instruksi Idham Azis Tak Utamakan Tilang saat Operasi Zebra, Polisi Bagi-bagi Beras dan Sembako

Polisi ambil tindakan

Ramainya aksi pembegalan pesepeda ditindaklanjuti oleh polisi.

Lokasi dan waktu rawan pembegalan dianalisa. Ghozali mengatakan, peristiwa-peristiwa penjambretan itu terjadi karena lokasi Menteng yang kerap disambangi oleh pesepeda.

Para pelaku, menurut Ghozali, kerap membuntuti korban dari berbagai tempat.

"Kami analisa kira-kira kejadian di mana saja, sekitar jam berapa saja," tutur Ghozali saat dikonfirmasi, Rabu (21/10/2020).

Ia menambahkan, pihaknya juga akan menerjunkan dua tim yang terdiri dari 10 orang personel guna melakukan analisa tersebut.

"Kami analisa selama satu minggu, termasuk data kemarin," ucapnya.

Sementara itu, Polres Metro Jakarta Selatan membentuk satuan tugas khusus untuk menangani kasus pembegalan sepeda.

Tim Satgas akan bertugas untuk melakukan pencegahan dan pengungkapan kasus begal sepeda.

Satgas ini bakal terdiri dari polisi dari Polsek setempat dan Polres Jakarta Selatan.

"Khususnya masalah itu (begal sepeda) mengingat ada beberapa kejadian. Sesuai arahan Pak Kapolres, kami akan bentuk satgas khusus gabungan Polsek dan Polres Jaksel untuk masalah begal sepeda," kata Wakapolres Metro Jakarta Selatan AKBP Antonius Agus Rahmanto dalam rekaman yang diterima, Rabu (10/20/2020) siang.

Menurut dia, masalah begal sepeda sudah terjadi berulang di wilayah Jakarta Selatan.

"Satgasnya nanti prinisipnya adalah ada tim yang mengungkap kejadian tersebut, ada tim yang terbuka pengamanan jangan sampai terulang lagi. Itu satgas yang kita rumuskan. Kita enggak ngomong satu kasus, tapi kami lebih maju, kami akan bentuk satgas untuk pencegahan dan pengungkapan,” ujar Antonius.

Untuk penanganan kasus pembegalan Anjasmara, polisi juga sudah mendatangi TKP. Polisi sudah memeriksa CCTV di sekitar TKP.

Waspada begal

Dikutip dari Kompas TV, Ketua Komunitas Bike to Work (B2W), Putut Soedarjanto memiliki beberapa tips aman untuk bersepeda.

Jika pengguna sepeda untuk mobilitas bekerja, maka rute lokasi tak bisa dihindari.

Namun jika bersepeda sebagai olahraga atau berekreasi, tentu pengguna sepeda bisa memilih jalan yang aman serta waktu yang tepat.

Putut memberikan tips demi keamanan agar pesepeda jangan menunjukkan barang berharga serta pastikan untuk tidak bersepeda sendirian.

"Jangan menunjukkan bahwa kita membawa sesuatu benda yang berharga.

Kalau pun kita membawa, ya pintar-pintar kita didalam menyembunyikan.

Yang kedua adalah mungkin kita cari teman untuk berangkat pulang pergi kantor," katanya.

Selain itu, Putut menambahkan jika pilihan waktu jadi sangat penting.

Hal itu khususnya bagi mereka yang menggunakan sepeda sebagai olahraga dan berekreasi.

"Kapan kita harus berolahraga dan berekreasi.

Ya hindarkan dari jam-jam yang rawan," lanjutnya. Dalam unggahan terbarunya di akun Instagram miliknya, Putut pun mewanti-wanti adanya begal yang mengincar pesepeda.

Dalam fotonya, ia berkata, "Menghindari begal di masa pandemi ini serba susah. Bersepeda ramai-ramai salah, bersepeda sendiri rawan begal. Maka pilihan waktu dan rute harus menjadi perhatian penting".

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Tiga Pesepeda Disiram Cairan Diduga Air Keras di Jalan Palagan Sleman, Ini Kesaksian Korban, https://jogja.tribunnews.com/2020/10/30/tiga-pesepeda-disiram-cairan-diduga-air-keras-di-jalan-palagan-sleman-ini-kesaksian-korban?page=all.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani
Editor: Kurniatul Hidayah
dan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada Begal yang Mulai Mengincar Pesepeda di Jalan-jalan Protokol Jakarta...", Klik untuk baca: https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/22/07373121/waspada-begal-yang-mulai-mengincar-pesepeda-di-jalan-jalan-protokol?page=all.
Penulis : Wahyu Adityo Prodjo
Editor : Jessi Carina
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved