Presiden Prancis Emmanuel Macron Singgung Pemimpin Islam, Tetap Junjung Tinggi Kebebasan Berpendapat
Presiden Prancis Emmanuel Macron singgung pemimpin negara berpenduduk mayoritas Muslim, tetap jujung tinggi kebebesar berpendapat.
TRIBUNKALTARA.COM - Presiden Prancis Emmanuel Macron singgung pemimpin negara berpenduduk mayoritas Muslim, tetap jujung tinggi kebebesar berpendapat.
Belum lagi reda dengan sikap kontroversialnya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali memberikan pernyataan yang kontroversial.
Namun, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengakui dan bisa memahami sentimen umat Islam atas diirnya.
Pernyataan tersebut dilontarkan Emmanuel Macron beberapa hari setelah komentar kontroversialnya yang membuat kemarahan di sejumlah negara-negara Islam.
Emmanuel Macron juga menyebut ada kesalahpahaman dari pemimpin-pemimpin dari negara mayoritas Islam.
Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali menuai sorotan dari umat Islam dunia.
Dilansir TribunWow.com, diketahui kasus berawal saat seorang guru sejarah SMA di Prancis, Samuel Paty, menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya terkait diskusi kebebasan berpendapat.
Paty kemudian dipenggal oleh orang tidak dikenal akibat tindakannya tersebut pada 16 Oktober 2020 lalu.
Baca juga: Cara Vote MAMA 2020, Rangking Sementara MNet Asian Music Awards 2020, BTS BLACKPINK Baekhyun Unggul
Baca juga: Awal Bulan, Kumpulan Quotes November 2020 untuk Dibagikan atau Status WhatsApp IG Facebook Twitter
Baca juga: Terjawab, Jumlah & Kronologi Utang Warisan Belanda, Disoal Sri Mulyani, Demi Kedaulatan Indonesia
Baca juga: Kevin Sanjaya Minta Natasha Wilona Ingatkan 2 Orang yang Mengaku Teman Dekat Mantan Verrel Bramasta
Menanggapi kasus tersebut, Macron menilai negara harus melindungi sikap sekularisme yang dijunjung Prancis, terutama terkait perlindungan kebebasan berpendapat pada masyarakat beragama dan non-beragama.
Pernyataan Macron lalu menuai sorotan dari berbagai negara mayoritas Islam di dunia, bahkan muncul seruan untuk memboikot produk Prancis.
Menanggapi hal itu, Macron mengaku dirinya memaklumi munculnya kemarahan umat Islam dunia.
"Saya memahami sentimen yang diekspresikan dan saya menghormatinya," kata Emmanuel Macron, dikutip dari Aljazeera.com, Sabtu (31/10/2020).
"Namun harus dipahami peran saya sekarang, yakni untuk memastikan dua hal: menyerukan perdamaian dan melindungi hak-hak ini," lanjutnya.
"Saya akan selalu membela negara saya terkait isu kebebasan berbicara, menulis, berpikir, dan menggambar," tambah presiden 42 tahun ini.