Joe Biden Selangkah Lagi Menang Pilpres AS, Donald Trump Lantang Suarakan Kecurangan

Berikut update Pilpres AS, calon Presiden Amerika Serikat, Joe Biden selangkah lagi menuju Gedung Putih, Donald Trump mengakui ada kecurangan

Kolase TribunKaltara.com
Joe Biden dan Donald Trump bertarung di Pilpres AS 2020. (Kolase TribunKaltara.com) 

TRIBUNKALTARA.COM - Berikut update Pilpres AS, calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden selangkah lagi melenggang ke Gedung Putih, Donald Trump lantang suarakan kecurangan.

Kemenangan Joe Biden di Michigan dan Wisconsin semakin memperlebar peluangnya menjadi Presiden Amerika Serikat, Rabu (4/11/2020) malam waktu setempat.

Kendati demikian, kemenangan Joe Biden tersebut ditanggapi capres petahana dari Partai Republik Donald Trump dengan kemarahan.

Baca juga: Klaim Donald Trump Soal Korban Covid 19 Dipertanyakan, Terkuak Data Diduga Berasal dari Laporan Ini

Baca juga: Twitter Bereaksi saat Donald Trump Didoakan Meninggal Akibat Covid-19, Dapat Simpati Kim Jong Un

Baca juga: Hope Hicks, Si Blonde yang Diduga Tularkan Covid-19 ke Presiden AS, Pernah Dicium Donald Trump

Tim kampanye Donald Trump menuntut untuk menangguhkan penghitungan suara Pilpres AS.

Dalam pidato singkatnya di televisi nasional yang didampingi calon wakil presiden (cawapres) Kamala Harris, Joe Biden mengatakan belum akan mengumumkan kemenangannya.

Namun, jika penghitungan suara Pilpres AS selesai, Joe Biden yakin akan memenanginya, sebagaimana dilansir AFP, Kamis (5/11/2020).

Dengan mengambil alih Michigan dan Wisconsin, Joe Biden meraup 264 electoral voice (suara elektoral), sedangkan Donald Trump dilaporkan memperoleh 214 suara elektoral.

Sementara itu, sejumlah negara bagian lain belum rampung menghitung pemungutan suara Pilpres AS, seperti Nevada, Georgia, North Carolina, dan Georgia.

Jika Joe Biden memperoleh enam suara di Nevada, atau bahkan memenangi negara bagian kunci Pennsylvania, dia akan meraup 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk mengambil alih Gedung Putih.

Di sisi lain, Donald Trump menuduh penghitungan suara Pilpres AS telah dicurangi, sedangkan Joe Biden berusaha untuk terlihat tenang.

"Saya tahu betapa dalam dan sulitnya berbeda pandangan di negara kita dalam banyak hal," kata Joe Biden sebagaimana dilansir AFP.

"Namun, saya juga tahu ini juga: untuk membuat kemajuan kita harus berhenti memperlakukan lawan kita sebagai musuh.

Kita bukan musuh. Apa yang menyatukan kita sebagai orang Amerika Serikat jauh lebih kuat daripada apa pun yang dapat memisahkan kita,” tambah Joe Biden.

Outlet media Amerika Serikat melaporkan, Michigan dimenangi Joe Biden di mana dia meraup sekitar 120.000 suara.

Sebelumnya, Joe Biden mengeklaim Wisconsin, dengan keunggulan tipis dari Donald Trump.

Dengan memenangi Michigan, Wisconsin, dan Arizona, Biden telah mengambil alih negara bagian yang dimenangi Donald Trump dalam pilpres 2016.

Baca juga: Di Pentagon, Ini Sejumlah Kerja Sama yang Diteken Prabowo dengan Menhan Amerika Serikat

Donald Trump mengeklaim telah dicurangi

Donald Trump mengeklaim kemenangan secara sepihak dan menjelaskan bahwa dia tidak akan menerima hasil yang dilaporkan, dan mengeluarkan keluhan tentang kecurangan.

"Kerusakan telah terjadi pada integritas sistem kita, dan pada pemilihan presiden itu sendiri," tulisnya di Twitter, menuduh tanpa memberikan bukti atau penjelasan bahwa ada surat suara yang secara diam-diam telah ditambahkan di Michigan.

Tim Kampanye Donald Trump mengajukan gugatan di Michigan, Pennsylvania, dan Georgia, serta menuntut penghitungan ulang di Wisconsin.

Di Michigan, Tim Kampanye Donald Trump mengajukan gugatan untuk menghentikan penghitungan suara dengan mengatakan bahwa "pengamat" mereka tidak diizinkan untuk melihat dari jarak dekat.

Di Detroit, kerumunan pendukung Donald Trump yang sebagian besar berkulit putih meneriakkan "Hentikan penghitungan!" dan mencoba menerobos masuk ke kantor pemilihan sebelum dicegah oleh keamanan.

Tim Kampanye Donald Trump mengatakan, pihaknya juga menuntut untuk menghentikan penghitungan suara di Pennsylvania.

Mereka juga menuntut penghitungan ulang di Wisconsin, mengutip "penyimpangan" yang tidak disebutkan.

Pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani, menuduh Partai Demokrat telah berbuat curang, meski dia tidak memberikan bukti.

"Ini adalah cara mereka ingin menang. Kami tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja,” kata Giuliani kepada wartawan di Philadelphia, Pennsylvania.

Manajer Tim Kampanye Donald Trump, Bill Stepien, mengeklaim bahwa mereka telah menang di Pennsylvania meskipun surat suara masih dihitung.

"Kita harus bersabar" Pilpres AS direspons oleh keprihatinan dunia internasional.

Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer memperingatkan adanya "situasi yang sangat eksplosif" yang dapat menciptakan "krisis konstitusional".

Selain itu, Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) mengatakan bahwa pihaknya tidak menemukan bukti kecurangan dalam Pilpres AS.

OSCE menambahkan, “tuduhan tak berdasar” dari Trump akan mengikis kepercayaan pada demokrasi.

Kontestasi Pilpres yang paling krusial di Amerika Serikat kemungkinan akan berakhir di Pennsylvania, di mana keunggulan Donald Trump telah menyempit menjadi 200.000 suara.

"Kita harus bersabar. Itu semua (surat suara) akan dihitung secara akurat dan akan dihitung sepenuhnya," kata Tom Wolf, Gubernur Pennsylvania dari Partai Demokrat.

Perlombaan menuju Gedung Putih juga semakin di Georgia, sebuah negara bagian yang pernah dianggap sebagai Republikan yang solid, di mana Donald Trump hanya memperoleh di bawah 40.000 suara.

Serbu Gedung Penghitungan Suara

Massa pendukung calon presiden (capres) petahana Donald Trump, menggelar aksi protes di luar gedung penghitungan suara di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, pada Rabu (4/11/2020) malam waktu setempat.

Mereka berkumpul setelah mendengar desas-desus yang tidak berdasar bahwa surat suara untuk Donald Trump sengaja tidak dihitung.

Dilansir dari Reuters, beberapa orang di antara massa tersebut tampak ada yang menenteng senapan dan pistol.

Sebagian di antara mereka meneriakkan "Hentikan pencurian!", dan "Hitung suara saya".

Baca juga: Bahas Kerjasama Pertahanan di Amerika Serikat, Ini yang Akan Dampingi Menhan Prabowo

Sebagian besar pengunjuk rasa tidak bermasker dan berdiri di depan Departemen Pemilihan Maricopa County di Phoenix, Arizona.

Di sisi lain, sejumlah media di Amerika Serikat melaporkan Arizona telah dimenangkan oleh capres Joe Biden.

Kemenangan untuk Biden di Arizona akan memberi Partai Demokrat 11 electoral voice (suara elektoral), jumlah suara yang cukup besar untuk dapat mengambil alih Gedung Putih.

Pada Pilpres AS 2016, Arizona merupakan negara bagian yang dimenangkan Donald Trump saat melawan Hillary Clinton.

Pada malam pemilihan, Fox News dan Associated Press menyebut Arizona dimenangkan Joe Biden, meskipun baru sekitar 70 persen surat suara yang telah dihitung.

Laporan itu lantas membuat marah Donald Trump dan para pembantunya.

Beberapa dari sekitar 200 pengunjuk rasa, yang berhadapan oleh barisan sheriff daerah bersenjata.

Beberapa di antara massa tersebut mengatakan mereka keluar setelah membaca twit dari Mike Cernovich, seorang aktivis sayap kanan.

Chris Michael (40) dari Gilbert, Arizona, mengatakan dia datang untuk memastikan bahwa semua surat suara dihitung.

Dia menginginkan jaminan bahwa penghitungan dilakukan "secara etis dan legal."

Sebuah rumor menyebar di Facebook pada Selasa (3/11/2020) malam beberapa suara Maricopa tidak dihitung karena pemilih menggunakan pena Sharpie untuk menandai surat suara mereka.

Pejabat pemilihan lokal berkeras bahwa rumor tersebut tidak benar.

Dengan penghitungan yang masih berlangsung di beberapa negara, Donald Trump menuduh Partai Demokrat mencoba mencuri pemilu dan mengajukan tuntutan hukum di beberapa negara bagian.

Adegan serupa terjadi pada Rabu sore di pusat kota Detroit, di mana pejabat pemilihan kota mencegah sekitar 30 orang yang merupakan simpatisan Partai Republik.

Mereka memasuki ruang penghitungan suara di tengah klaim yang tidak berdasar bahwa penghitungan suara itu telah dicurangi.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update Pilpres AS: Trump Mengaku Dicurangi, Biden Semakin Unggul", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2020/11/05/105851870/update-pilpres-as-trump-mengaku-dicurangi-biden-semakin-unggul?page=all.
Penulis : Danur Lambang Pristiandaru
Editor : Danur Lambang Pristiandaru
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved