Status Gunung Merapi Meningkat Jadi Siaga III, Kapan Meletus? Mbah Rono: Kita Tunggu Kata Terakhir

Kini status Gunung Merapi meningkat jadi Siaga III, kapan meletus ? Mbah Rono: kita tunggu kata terakhir.

Kompas.com
Gunung Merapi (kompas.com) 

Penjelasan ahli vulkanologi

Ahli vulkanologi sekaligus mantan Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono mengatakan, peningkatan status dari Gunung Merapi ini selaras dengan masifnya gempa-gempa dangkal utamanya gempa fase banyak.

Gempa fase banyak tersebut mulai meningkat pada 29 Oktober hingga mencapai puncaknya pada 2 November 2020.

Alhasil, dapat terjadi suatu proses pembetukan kubah lava yang cukup intensif.

Baca juga: HASIL TERBARU Penghitungan Suara Sementara Pilpres Amerika 2020 Biden Vs Trump, Ada yang Mengejutkan

"Namun kemudian gempa-gempa dangkal tersebut tampak ada kecenderungan menurun, tetapi ada peningkatan kejadian gempa guguran kubah," kata pria yang akrab disapa Mbah Rono ini saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/11/2020).

Mbak Rono mengungkapkan, semoga dengan tidak terdeteksinya gempa vulkanik dalam, maka semoga saja menandakan tidak terjadi peningkatan energi besar secara cepat.

"Dengan meningkatnya gempa guguran tadi, saya berharap ada pelepasan energi atau tidak terjadi penumpukan atau akumulasi energi yang dapat men-trigger letusan tiba-tiba," katanya lagi.

Potensi yang mungkin terjadi

Oleh karena itu, lanjut Mbah Rono, ada potensi yang mungkin terjadi yang sebelumnya guguran kubah lava dan belum stabil diikuti awan panas, menjadi awan panas guguran.

Kendati demikian, ke depan, perlu dengan teliti memperhatikan pola dan bukan hanya jumlah gempa-gempa (aktivitas) vulkanik Gunung Merapi.

"Bila terjadi awan panas guguran, melalui bukaan kawah, ke arah Selatan Tenggara, masuk ke Kali Gendol," kata Mbah Rono.

Baca juga: Strategi Trump, Mengundurkan Diri Sebagai Presiden AS Atau Menolak Kekalahan, Ini Langkah Joe Biden

Dia berharap, aktivitas vulkanik Gunung Merapi akan terus menuju ke kecenderungan yang menurun hingga mencapai keseimbangan baru.

Saat disinggung mengenai tanda-tanda meletusnya Gunung Merapi, Mbah Rono mengungkapkan bahwa hal tersebut dapat terjadi karena banyak hal.

"Banyak hal (tanda-tanda Gunung Merapi meletus), sangat bergantung proses cara kemunculan gempanya.

Lalu, dulu sebelum 2010, biasanya ditengarai api diam, tapi letusan 2010 tidak ada api diam," ungkap Mbah Rono.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved