Sebelum Kumpulkan Jenderal Pasukan Elite TNI, Panglima TNI Hadi Tjahjanto Bertemu Mahfud MD
Sebelum kumpulkan Jenderal pasukan elite TNI mulai Pangkostrad, Kopassus, Korpaskhas hingga Marinir, Panglima TNI Hadi Tjahjanto bertemu Mahfud MD
TRIBUNKALTARA.COM - Sebelum kumpulkan Jenderal pasukan elite TNI mulai dari Pangkostrad, Kopassus, Korpaskhas hingga Marinir, Panglima TNI Hadi Tjahjanto bertemu Mahfud MD.
Panglima TNI Hadi Tjahjanto sempat mencuri perhatian, lantaran mendadak tampil ke publik dengan formasi mengejutkan, melibatkan Jenderal pasukan elite TNI.
Namun sebelum mengumpulkan para Jenderal pasukan elite TNI, Hadi Tjahjanto sempat bertemu dengan Menko Polhukam Mahfud MD.
Lantas apa yang dibicarakan Mahfud MD dan Panglima TNI, hingga Hadi Tjahjanto mengumpulkan Jenderal pasukan elite TNI ?
Sebelumnya, Panglima TNI Hadi Tjahjanto yang biasanya didampingi Kepala Staf dari semua matra angkatan, kini justru tampil bersama Jenderal pasukan elite TNI.
Mulai dari Jenderal Koopssus, Kopassus, hingga Korpaskhas tampak mendampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ke hadapan publik, Sabtu malam (14/11/2020).
Para Jenderal yang mendampingi Panglima TNI Hadi Tjahjanto antara lain, Pangkostrad Letjen TNI Eko Margiyono, Komandan Koopssus TNI Mayjen TNI Richard TH. Tampubolon, Danjen Kopassus Mayjen TNI Mohamad Hasan, Dankormar Mayjen TNI (Mar) Suhartono dan Komandan Korpaskhas Marsda TNI Eris Widodo Y.
Pada kesempatan itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memberikan pentingnya persatuan dan kesatuan demi menjaga stabilitas nasional.
Baca juga: Kepada Doni Monardo, Panglima TNI Hadi Tjahjanto Tegaskan TNI Pasang Badan Tangani Covid-19
Baca juga: Tak Biasa, Panglima TNI Hadi Tjahjanto Tampil ke Publik Didampingi Para Jenderal Pasukan Elite
Video pernyataan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto ini diunggah di akun Pusat Penerangan TNI.
Berikut pernyataan lengkap Panglima TNI :
Saudara-saudara sekalian. Saya ingin menyampaikan kembali, pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menjaga stabilitas nasional.
Untuk itu, jangan kita biarkan persatuan dan kesatuan bangsa itu hilang, atau dikaburkan oleh provokasi dan ambisi yang dibungkus dengan berbagai identitas.
Seluruh prajurit TNI adalah alat utama pertahanan negara, untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Tidak satupun, tidak satupun musuh yang dibiarkan, apalagi melakukan upaya-upaya berupa ancaman dan gangguan, terhadap cita-cita luhur bangsa dan negara Indonesia.
Siapa saja yang menganggu persatuan dan kesatuan bangsa akan berhadapan dengan TNI.
Hidup TNI.
Hidup Rakyat.
NKRI Harga Mati.
Lantas, pesan Panglima TNI itu menjadi trending Twitter.
Sebanyak 4.300 cuitan menggunakan tagar tersebut.
@febrofirdaus: Apakah gajah sedang berperang, sehingga kami semut kebingungan di sini? Ada apakah Panglima TNI tiba-tiba bikin pernyataan seperti ini? Tidak ada angin, tidak ada hujan Wajah murung.
@fadlizon: Akhirnya Panglima TNI membuat pernyataan tegas siap hadapi ancaman persatuan n menegakkan NKRI yaitu dg melawan separatisme di Papua. Mudah2an itu maksudnya. @Puspen_TNI. Panglima TNI Ingatkan Pentingnya Persatuan, Jangan Hilang oleh Provokasi
@AnakKolong_: SUNGGUH SAYA KHAWATIR | jika sang DEPORTAN BERDASTER akan kencing di celana, sambil berteriak kriminalisasi ulama, walau saya yakin teriakkan itu tidak akan terdengar.Peringatan Panglima TNI berikut ini, menurut sy sangat serius.@DivHumas_Polrijangan diam.
@yusuf_dumdum: Panglima TNI @TjahjantoHadi peringatkan siapapun yg mau merusak persatuan bangsa Indonesia maka akan berhadapan dengan TNI.Semoga Negara ini masih bisa berdiri Tegak menjunjung tinggi nilai2 luhur cita2 pendiri bangsa. Jgn biarkan negara ini mnjdi BUDAK bagi kelompok tertentu!
@Budi_bEbEb: Maksud dan Tujuannya Panglima TNI akan menindak tegas untuk semua pihak yang ingin perpecahan,
Yg secara otomatis para penghianat takut dengan persatuan dan kesatuan ...
Akan panik jika melihat persatuan dan kesatuan dalam satu komando pertahankan PANCASILA.
Panglima TNI Bertemu Mahfud MD
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengaku telah bertemu dengan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Tak cuma dengan Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Mahfud MD juga bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa terkait kasus kekerasan di Intan Jaya.
Mahfud MD mengatakan dalam pertemuan tersebut Hadi Tjahjanto dan Andika Perkasa menyatakan kepadanya telah menetapkan delapan tersangka oknum TNI AD dalam kasus pembakaran rumah dinas kesehatan di Intan Jaya pada 19 September 2020 lalu.
"Pihak TNI sudah menetapkan delapan orang tersangka dari kalangan TNI sekarang yang siap diajukan ke pengadilan karena melakukan tindakan kekerasan tersebut," kata Mahfud MD dalam video yang dibagikan Tim Humas Kemenko Polhukam pada Jumat (13/11/2020).
Selain itu, Mahfud MD mengatakan saat ini Kelompok Kriminal Bersenjata yang telah melakukan pembunuhan terhadap sejumlah personel TNI dan masyarakat sipil di Intan Jaya pada pertengahan September 2020 lalu juga tengah diburu dan ditangkapi.
"Jadi pemerintah tidak pandang bulu. Berdasar temuan yang diperoleh oleh TGPF yang dibentuk oleh Kemenko Polhukam dan juga berdasar temuan Komnas HAM sesudah dikomparasi itu ternyata ada kecocokan fakta," kata Mahfud.
Sebelumnya diberitakan sebanyak delapan oknum TNI Angkatan Darat (AD) ditetapkan telah ditetapkan tersangka dalam kasus pembakaran rumah dinas kesehatan di Hitadipa Intan Jaya pada 19 September 2020 lalu.
Komandan Pusat Polisi Militer TNI AD Letjen TNI Dodik Widjanarko mengatakan penetapan tersangka tersebut dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan Tim Investigasi Gabungan TNI AD dan Kodam XVII Cenderawasih terkait peristiwa tersebut.
Baca juga: Terkuak, Kopda Asyari Sosok Prajurit TNI yang Berseru: Kami Bersamamu Imam Besar Habib Rizieq Shihab
Dodik mengatakan pihaknya telah memeriksa 12 orang personel TNI AD dan satu orang warga sipil.
Selain itu, kata Dodik, pihaknya juga telah menemukan alat bukti yang cukup terhadap delapan oknum personel TNI AD tersebut.
Delapan personel tersebut, kata Dodik, di antaranya Kapten Inf SA, Letda Inf KP, Serda NFA, Sertu S, Serda IS, Kopda BP, Pratu MI, dan Prada NHC
Dodik mengatakan ada dua pasal yang disangkakan kepada mereka yakni Pasal 187 (1) KUHP tentang pembakaran dan Pasal 55 (1) KUHP tentang perbantuan tindak kejahatan.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan para saksi dan alat bukti maka penyidik menyimpulkan dan menetapkan 8 orang sebagai tersangka," kata Dodik saat konferensi pers di Markas Puspomad Jakarta pada Kamis (12/11/2020).
Dodik mengatakan saat ini tim gabungan dan Kodam XVII Cendrawasih sedang melengkapi berkas perkara.
Apabila sudah memenuhi syarat formal dan material, kata Dodik, maka berkas perkara tersebut akan dilimpahkan ke Oditur Militer III-19 Jayapura.
"Akibat pembakaran, rumah dinas kesehatan di Hitadipa diperkirakan menelan kerugian materiil sebesar Rp1,3 miliar," kata Dodik.
Sekadar informasi, Tim Investigasi Gabungan TNI AD dan Kodam XVII Cenderawasih berkerja berdasarkan hasil investigasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya bentukan Kemenko Polhukam.
Kasus pembakaran terhadap rumah dinas kesehatan tersebut sebelumnya juga telah termuat dalam laporan hasil investigasi Komnas HAM terkait peristiwa kekerasan di Intan Jaya dan hasil investigasi Tim Kemanusiaan untuk Intan Jaya yang digawangi oleh aktivis HAM Haris Azhar beberapa waktu lalu.
(*)