Adik Prabowo Sudah Peringatkan Menteri KKP Soal Izin Ekspor Benur, Ketum Gerindra Merasa Dikhianati
Adik Prabowo sudah peringatkan Menteri KKP soal izin ekspor benur, Ketum Gerindra merasa dikhianati.
TRIBUNKALTARA.COM - Adik Prabowo sudah peringatkan Menteri KKP soal izin ekspor benur, Ketum Gerindra merasa dikhianati.
Prabowo Subianto tak suka monopoli, Hashim Djojohadikusumo ak suka monopoli, dan Partai Gerindra pun ak suka monopoli.
Demikian disampaikan Hashim saat mengingatkan Menteri KKP Edhy Prabowo. soal ekspor benih lobster atau benur.
Namun, belakangan Menteri KKP Edhy Prabowo tertangkap karena persoalan ekspor benih lobster atau benur.
Atas penangkapan ini, Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto marah besar dan merasa dikhianati.
Blak-blakan, adik Prabowo Subianto minta Menteri KKP buka 100 izin ekspor lobster, bos Gerindra marah besar.
Adik kandung Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo mengaku sudah mengingatkan Edhy Prabowo untuk membuka keran izin ekspor benih lobster sebanyak mungkin.
Hal ini dilakukan lantaran Prabowo Subianto tak suka dengan aksi monopoli.
Hashim Djojohadikusumo juga mengungkapkan Prabowo Subianto marah besar kepada Edhy Prabowo.
Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan, Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto sampai menyebut Edhy Prabowo anak yang dipungut dari selokan saking marahnya kepada Menteri Kelautan dan Perikanan itu.
Hal itu diungkapkan Hashim Djojohadikusumo dalam konferensi pers di sebuah kafe di Jakarta Utara, Jumat (4/12/2020).
Baca juga: Soal Benny Wenda & Papua, Rocky Gerung Beri Peringatan Serius ke Mahfud MD, Belajar dari Hong Kong
Baca juga: Liga Italia, Rebic & Leao Bisa Tersingkir Usai AC Milan Menang di Liga Eropa, Sosok Ini Penyebabnya
Baca juga: Tegas, Akhirnya Kapolri Idham Azis Angkat Bicara, Penyidik Dihalangi FPI Saat ke Rumah Habib Rizieq
Baca juga: Lengkap, Ramalan Zodiak Sabtu 5 Desember 2020, Pisces Hati-Hati Cinta Jadi Penistaan, Leo Dermawan
“Dia (Prabowo) bilang ke saya, dia sangat kecewa dengan anak yang dia angkat dari selokan 25 tahun lalu,” kata Hashim Djojohadikusumo sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com, Jumat.
Hashim Djojohadikusumo bilang sang kakak marah besar dan merasa dikhianati Edhy Prabowo.
Padahal, Prabowo Subianto yang sejak awal menampung dan membiayai hidup Edhy Prabowo begitu Edhy tak lagi berdinas di TNI.
Prabowo Subianto bahkan menyekolahkan Edhy Prabowo dan turut mengajak Edhy saat mengasingkan diri ke Yordania, tak lama setelah Presiden Suharto lengser akibat reformasi 1998
Hashim Djojohadikusumo mengatakan, sejatinya ia pun telah mengingatkan Edhy Prabowo untuk membuka izin ekspor benih lobster seluas-luasnya kepada para pengusaha.
“Tahun lalu saya bilang berapa kali saya wanti-wanti saya usulkan berikan izin sebanyak-banyaknya.
Saksi hidup banyak di belakang saya," kata Hashim. "Saya bilang, 'Ed (Edhy Prabowo) buka saja sampai 100 karena Prabowo tidak mau monopoli dan saya tidak suka monopoli dan Partai Gerindra tidak suka monopoli'," ujar adik kandung Prabowo Subianto itu.
Adapun Edhy Prabowo dalam kasus tersebut diduga menerima uang hasil suap terkait izin ekspor benih lobster senilai Rp 3,4 miliar melalui PT Aero Citra Kargo (PT ACK) dan 100.000 dollar AS dari Direktur PT Dua Putra Perkasa (PT DPP) Suharjito.
PT ACK diduga menerima uang dari beberapa perusahaan eksportir benih lobster karena ekspor hanya dapat dilakukan melalui perusahaan tersebut dengan biaya angkut Rp 1.800 per ekor.
Uang tersebut salah satunya dari PT DPP yang mentransfer uang Rp 731.573.564 agar memperoleh penetapan kegiatan ekspor benih lobster.
Baca juga: Terbongkar Aldebaran Beri Bukti Kuat Elsa Hamil di Luar Nikah, Live Sinetron Ikatan Cinta 4 Desember
Sepeda Disita
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, delapan sepeda yang diamankan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat menggeledah rumah dinasnya tidak berkaitan dengan kasus dugaan suap yang menjeratnya.
"Saya beli sepeda waktu di Amerika. Ya, maksud Anda kan sepeda yang di rumah saya. Yang disita sama penyidik. Tidak ada hubungannya (dengan kasus)," kata Edhy di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (3/12/2020), dikutip dari Tribunnews.com.
Kemarin, Edhy diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Direktur PT Dua Putra Perkasa (DPP) Suharjito dalam kasus dugaan suap terkait izin ekspor bibit lobster.
Edhy mengatakan, dalam pemeriksaan itu, ia ditanya soal barang-barang mewah yang ia beli di sela-sela kunjungannya di Honolulu, Amerika Serikat.
Barang-barang mewah yang dibelinya itu antara lain jam tangan merek Rolex, tas tangan Chanel, serta koper dan dompet merek Louis Vuitton.
Barang-barang itu kemudian disita KPK sebagai barang bukti saat menangkap Edhy dalam operasi tangkap tangan, Rabu (25/11/2020).
Baca juga: Lengkap, Kunci Jawaban Latihan Soal Penilaian Akhir Semester PAS/UAS, Kelas 6 Tema 5 Wirausaha
"Saya dikonfrontasi dengan bukti-bukti, itu saya akui semuanya. Barang-barang yang saya belanja di Amerika. Baju, apa, semuanya," ujar Edhy.
Dalam penggeledahan di rumah dinas Edhy di kawasan Widya Chandra, Jakarta, Rabu (2/12/2020), KPK mengamankan 8 unit sepeda.
"Pada penggeledahan tersebut ditemukan dan diamankan antara lain sejumlah dokumen terkait perkara ini, barang bukti elektronik dan 8 unit sepeda yang pembeliannya diduga berasal dari penerimaan uang suap," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, Kamis (3/12/2020).
Selain itu, penyidik KPK menemukan sejumlah uang dalam bentuk rupiah dan mata uang asing yang jumlah totalnya sekitar Rp 4 miliar dalam penggeledahan tersebut.
Dalam kasus ini, Edhy diduga menerima uang hasil suap terkait izin ekspor benih lobster senilai Rp 3,4 miliar melalui PT Aero Citra Kargo (PT ACK) dan 100.000 dollar AS dari Direktur PT Dua Putra Perkasa (PT DPP) Suharjito.
PT ACK diduga menerima uang dari beberapa perusahaan eksportir benih lobster karena ekspor hanya dapat dilakukan melalui perusahaan tersebut dengan biaya angkut Rp 1.800 per ekor.
Baca juga: Update, Berkas Perkara Video Syur Mirip Gisel Rampung, Pemeran Wanita Terkuak? Cek 10 Kemiripan GA
Uang tersebut salah satunya dari PT DPP yang mentransfer uang Rp 731.573.564 agar memperoleh penetapan kegiatan ekspor benih lobster.
(*)
Artikel ini telah tayang dengan judul "Soal Edhy Prabowo, Hashim: Prabowo Bilang, Dia Kecewa dengan Anak yang Diangkat dari Selokan", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/12/04/18500551/soal-edhy-prabowo-hashim-prabowo-bilang-dia-kecewa-dengan-anak-yang-diangkat.