Gadis Tangerang Tewas Seusai Kabur dari Majikan di Arab Saudi, Jasad Ditemukan di Dalam Koper

Gadis Tangerang tewas setelah kabur dari majikan di Arab Saudi. Jasadnya ditemukan di dalam koper, di kawasan Mina, Arab Saudi pada November 2020 lalu

Editor: Ade Mayasanto
Warta Kota/Andika Panduwinata
Keluarga Afryani di Tangerang berduka cita atas kepergian Afryani yang tak terduga. 

Afryani diketahui sebagai warga asal Kampung Bakung RT 004/RW 01 Desa Bakung, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten.

Ia berasal dari keluarga miskin di pesisir utara Kabupaten Tangerang.

Pantauan Warta Kota, rumahnya terlihat kecil.

Berdinding cat hijau tersekat hanya tiga ruangan.

Afryani merupakan anak bungsu dari pasangan Badri (65) dan Miati (60).

"Saya sakit stroke sejak tahun 2008," ujar Badri saat dijumpai Warta Kota di rumah duka, Kronjo, Kabupaten Tangerang, Kamis (3/12/2020) malam.

Kondisi Badri pun kini sudah tak bugar lagi.

Dan tidak dapat bekerja seperti biasanya.

"Kerja serabutan, semenjak sakit ya nganggur," ucapnya.

Oleh karena itu istrinya mencoba peruntungan menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri.

Miati terbang ke Arab Saudi menjadi asisten rumah tangga.

"Istri saya empat tahun kerja di Arab. Pulang ke sini bangun rumah hasil dari tabungannya," kata Badri.

Aryani sebagai anak bungsu pun mengikuti jejak ibunya itu.

Dia berangkat ke Arab Saudi sebagai TKW pada Januari 2020.

Kakak korban, Agus (23) mengungkap bila Afryani merupakan sosok yang ceria semasa hidupnya.

"Adik saya ini padahal orangnya ceria," ujar Agus saat ditemui Warta Kota di rumah duka, Kamis (3/12/2020) malam.

Ia pun mengaku keluarga sangat terkejut mendapatkan kabar mengenai Afryani.

Bahkan orangtuanya yakni Badri (65) dan Miati (60) menangis histeris.

"Kesehariannya dia itu periang. Sering bercanda juga sama teman-temannya," ucapnya.

Kasus Penelantaran Anak

Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah mengantar kepulangan seorang anak berusia 7 tahun berinisial MR yang ditelantarkan kedua orang tuanya sejak lahir di Arab Saudi.

Dari keterangan KJRI Jeddah yang diterima Tribunnews.com, Rabu (25/11/2020), anak laki-laki kelahiran 2013 tersebut ditemukan melalui laporan dari Polsek Al-Mator Madinah.

Atas arahan Kepala Kejaksaan Negeri Madinah, pihak kepolisian berkirim surat yang meminta KJRI menjemput anak telantar tersebut. Pada 7 Juni lalu, Tim KJRI Jeddah mendatangi Polsek Al-Mator di Madinah untuk menjemput MR.

Sambil menunggu pengurusan dokumen kepulangan, MR ditempatkan sementara di shelter KJRI Jeddah.

MR diberikan buku-buku pelajaran sekolah yang sesuai untuk mengisi waktunya. Saat belajar, MR diasuh oleh staf KJRI Jeddah dan para pekerja migran Indonesia (PMI) yang berada di shelter, agar dapat mengenal huruf, belajar menulis dan membaca bacaan berbahasa Indonesia.

Berdasarkan laporan pihak kepolisian, anak tersebut berada dalam pengasuhan seorang WNI perempuan berinisial HML.

 HML ditangkap aparat keamanan karena pelanggaran keimigrasian dan membawa anak orang lain tanpa dokumen kependudukan yang sah.

Dari pengakuan HML, anak itu merupakan anak dari Noviliyanti Abdul Hadis (NAH) yang telah dideportasi beberapa tahun sebelumnya oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi karena pelanggaran keimigrasian.

NAH meninggalkan anaknya kepada HML untuk dirawat saat masih bayi hingga usia tujuh tahun.

Tim KJRI Jeddah berupaya mendalami rekam jejak NAH selama berada di Arab Saudi.

Diperoleh informasi bahwa, NAH sebelumnya sempat mengurus Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) di KJRI Jeddah untuk pulang ke Indonesia pada masa pelaksanaan amnesti pemulangan warga asing ilegal dari Arab Saudi.

Perempuan asal Pekalongan itu memilih tidak pulang dan menetap di Arab Saudi hingga 2015, sampai akhirnya dia terjaring razia dan dideportasi bersama dua anak perempuannya.

Dari hasil penelusuran, Tim KJRI Jeddah mendapati, NAH berangkat kembali ke luar negeri pada 9 Oktober 2019, berbekal paspor yang dikeluarkan Kantor Imigrasi Semarang.

Atas bantuan dan kerja sama baik Dinas Tenaga Kerja Pemda Pekalongan, Tim KJRI Jeddah berhasil menghubungi keluarga NAH.

MR tiba di Jakarta, Selasa, 24 November 2020, didampingi oleh Pelaksana Fungsi Konsuler-4, Upi Dewi Marciana.

MR lahir dari perkawinan campuran, ibu WNI dan ayah berwarga negara Pakistan ini, akhirnya diserahkan kepada pihak keluarga ibunya melalui Direktorat PWNI dan BHI dan Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak.

Kasus anak ditelantarkan ini bukan yang pertama kali terjadi. Sejumlah kasus serupa juga pernah ditangani oleh KJRI Jeddah.

Oleh karena itu, Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Eko Hartono, mengajak setiap WNI untuk menyadari keberadaannya dan menghormati hukum yang berlaku di negara tempat dia tinggal.

“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Hormati adat-istiadat, peraturan dan ketentuan dari negara setempat. Pandai membawa diri dan selalu jaga perilaku. Jangan sampai hanya gara-gara perilaku negatif seseorang, semua kena getahnya. Nama baik bangsa dan negara ikut dibawa-bawa,” pesan Konjen Eko Hartono pada setiap pertemuan dengan warga.

Sementara itu, HML yang mengasuh MR berhasil dibebaskan KJRI Jeddah dari penjara. Perempuan asal Jawa Timur ini akhirnya dibantu kepulangannya oleh KJRI ke tanah air pada 2 November 2020.

(wartakota/ tribunnews.com/ Andika Panduwinata/ rina ayu)

Sumber: Warta Kota
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved