Gadis Tangerang Tewas Seusai Kabur dari Majikan di Arab Saudi, Jasad Ditemukan di Dalam Koper

Gadis Tangerang tewas setelah kabur dari majikan di Arab Saudi. Jasadnya ditemukan di dalam koper, di kawasan Mina, Arab Saudi pada November 2020 lalu

Editor: Ade Mayasanto
Warta Kota/Andika Panduwinata
Keluarga Afryani di Tangerang berduka cita atas kepergian Afryani yang tak terduga. 

TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA - Niat hati mencari rejeki di Arab Saudi, Afryani, gadis 19 tahun asal Kampung Bakung RT 004/RW 01 Desa Bakung, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten bernasib tragis.

Afryani tewas setelah memilih kabur dari majikan

Jasadnya ditemukan berada dalam koper di pinggir jalan kawasan Mina, Makkah, Arab Saudi, akhir November 2020 lalu.

Badri (65) ayah korban mengungkap bila putri bungsunya tersebut berangkat ke negeri Raja Salman menjadi TKW pada Januari 2020.

"Berangkat dari Januari Afryani ini. Dapat kabar di sana kabur dari majikannya. Kemudian sakit dan mayatnya ditemukan dalam koper," ungkap Badri tampak sedih, Kamis (3/12/2020) malam dilansir dari wartakota.

Agus (23) yang merupakan kakak korban mengungkap bila almarhum berangkat menjadi TKW atas keinginannya sendiri.

"Keinginan dia sendiri yang mau jadi TKW kerja di Arab Saudi. Dia lulusan SMA, setelah lulus mau langsung kerja," kata Agus.

Keluarga Afryani di Tangerang berduka cita atas kepergian Afryani yang tak terduga.
Keluarga Afryani di Tangerang berduka cita atas kepergian Afryani yang tak terduga. (Warta Kota/Andika Panduwinata)

Selama bekerja di Arab Saudi, Afryani pun kerap berkomunikasi dengan keluarga.

Memang kata Agus, adiknya tersebut gemar bermain media sosial.

Bahkan beberapa pekan sebelum kematiannya, Afryani sempat berkomunikasi melalui Facebook dan video call.

Meninggal di penampungan

Keluarga korban menyebut bahwa Afryani berada dalam penampungan TKI ilegal saat menghembuskan nafas terakhir.

Di penampungan tersebut, Afryani dirawat seseorang yang akrab disapa sebagai ibu kos.

"Adik saya ini dikabarkan sakit. Padahal dia tidak punya riwayat penyakit," ujar Agus.

Agus menjelaskan Afryani beberapa pekan kemarin sempat berkomunikasi dengan adiknya itu.

Bahkan kondisinya tampak segar melalui sambungan video call.

"Tiba-tiba saja dia jatuh sakit. Dia kabur dari majikannya dan lari ke penampungan ibu kos itu," ucapnya.

Di penampungan ibu kos ini, Afryani hanya menjalani pengobatan seadanya saja.

Tidak dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan.

"Dirawat di rumah ibu kos itu. Sakit sesak nafas dan akhirnya meninggal dunia," kata Agus.

Hal senada sebelumnya diungkapkan pihak Kemenlu RI.

Kemenlu RI melalui Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Judha Nugraha mengatakan Afryani sebelumnya tercatat sebagai pekerja migran Indonesia.

Ia bekerja di Arab Saudi kepada seseorang, hingga akhirnya ia melarikan diri dari majikannya.

Menurut Judha, karena Afryani kabur dari majikannya, maka statusnya menjadi orang yang hidup tanpa dokumen.

"Almarumah merupakan pekerja migran yang tercatat kabur dari majikan. Sehingga statusnya menjadi undocumented," ujar Judha saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (30/11/2020).

Setelah kabur dari majikannya, ia pun tinggal di Arab Saudi dirawat sesama WNI.

Sementara itu,Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Eko Hartono, mengungkap, Afryani meninggal karena sakit.

Sebelum meninggal dunia, A menderita sakit selama tiga bulan lamanya.

"Almarhumah sakit sejak sekitar 3 bulan terakhir," ujar Eko saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (30/11/2020).

Selama sakit, Afryani tinggal bersama dua WNI hingga akhirnya ia menghembuskan nafas terakhir karena sakit.

Hal tersebut diperkuat dengan hasil visum terhadap jenazah almarhum yang tidak ditemukan tanda kekerasan pada tubuhnya.

Setelah Afryani meninggal dunia, dua WNI yang merawatnya kebingungan untuk mengurus jenazah dan memakamkannya.

Hingga akhirnya keduanya pun memasukan jenazah Afryani ke dalam koper dan menyimpannya di pinggir jalan.

Tujuannya agar menarik simpati warga untuk membantu pemakaman Afryani.

"Sesuai pengakuan ke tim KJRI mereka menaruh jasad di pinggir jalan dengan harapan dilihat orang lain dan dibantu pemakamannya," ujar Konjen Eko.

Menurut Eko, dua WNI yang menyimpan jenazah Afryani di pinggir jalan tidak memiliki hubungan saudara.

"Sejauh yang KJRI ketahui tidak ada hubungan keluarga. Mereka sama-sama sebagai PMI (pekerja migran Indonesia) dan biasanya solidaritas tinggi itu," kata Eko.

Namun, atas perbuatannya, kini kedua WNI tersebut diamankan otoritas Arab Saudi untuk dimintai keterangan.

"Untuk 2 WNI yang membawa jasad saat ini diamankan polisi dan sedang disidik," katanya.

Kemenlu pun saat ini sudah memberikan pendampingan.

hukum terhadap dua WNI yang ditangkap karena membawa jasad Afyarni dan meletakkanya di pinggir jalan.

Kedua WNI tersebut diketahui seorang laki-laki asal Lebak dan perempuan asal Serang, Banten.

Keduanya merupakan, rekan sesama pekerja migran Indonesia yang sempat tinggal dan merawat Afyarni saat sakit.

"KJRI Jeddah telah menyediakan jasa penerjemah selama kedua WNI tersebut menjalani pemeriksaan dari otoritas setempat," ujar Eko.


Sosok ceria

Afryani diketahui sebagai warga asal Kampung Bakung RT 004/RW 01 Desa Bakung, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten.

Ia berasal dari keluarga miskin di pesisir utara Kabupaten Tangerang.

Pantauan Warta Kota, rumahnya terlihat kecil.

Berdinding cat hijau tersekat hanya tiga ruangan.

Afryani merupakan anak bungsu dari pasangan Badri (65) dan Miati (60).

"Saya sakit stroke sejak tahun 2008," ujar Badri saat dijumpai Warta Kota di rumah duka, Kronjo, Kabupaten Tangerang, Kamis (3/12/2020) malam.

Kondisi Badri pun kini sudah tak bugar lagi.

Dan tidak dapat bekerja seperti biasanya.

"Kerja serabutan, semenjak sakit ya nganggur," ucapnya.

Oleh karena itu istrinya mencoba peruntungan menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri.

Miati terbang ke Arab Saudi menjadi asisten rumah tangga.

"Istri saya empat tahun kerja di Arab. Pulang ke sini bangun rumah hasil dari tabungannya," kata Badri.

Aryani sebagai anak bungsu pun mengikuti jejak ibunya itu.

Dia berangkat ke Arab Saudi sebagai TKW pada Januari 2020.

Kakak korban, Agus (23) mengungkap bila Afryani merupakan sosok yang ceria semasa hidupnya.

"Adik saya ini padahal orangnya ceria," ujar Agus saat ditemui Warta Kota di rumah duka, Kamis (3/12/2020) malam.

Ia pun mengaku keluarga sangat terkejut mendapatkan kabar mengenai Afryani.

Bahkan orangtuanya yakni Badri (65) dan Miati (60) menangis histeris.

"Kesehariannya dia itu periang. Sering bercanda juga sama teman-temannya," ucapnya.

Kasus Penelantaran Anak

Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah mengantar kepulangan seorang anak berusia 7 tahun berinisial MR yang ditelantarkan kedua orang tuanya sejak lahir di Arab Saudi.

Dari keterangan KJRI Jeddah yang diterima Tribunnews.com, Rabu (25/11/2020), anak laki-laki kelahiran 2013 tersebut ditemukan melalui laporan dari Polsek Al-Mator Madinah.

Atas arahan Kepala Kejaksaan Negeri Madinah, pihak kepolisian berkirim surat yang meminta KJRI menjemput anak telantar tersebut. Pada 7 Juni lalu, Tim KJRI Jeddah mendatangi Polsek Al-Mator di Madinah untuk menjemput MR.

Sambil menunggu pengurusan dokumen kepulangan, MR ditempatkan sementara di shelter KJRI Jeddah.

MR diberikan buku-buku pelajaran sekolah yang sesuai untuk mengisi waktunya. Saat belajar, MR diasuh oleh staf KJRI Jeddah dan para pekerja migran Indonesia (PMI) yang berada di shelter, agar dapat mengenal huruf, belajar menulis dan membaca bacaan berbahasa Indonesia.

Berdasarkan laporan pihak kepolisian, anak tersebut berada dalam pengasuhan seorang WNI perempuan berinisial HML.

 HML ditangkap aparat keamanan karena pelanggaran keimigrasian dan membawa anak orang lain tanpa dokumen kependudukan yang sah.

Dari pengakuan HML, anak itu merupakan anak dari Noviliyanti Abdul Hadis (NAH) yang telah dideportasi beberapa tahun sebelumnya oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi karena pelanggaran keimigrasian.

NAH meninggalkan anaknya kepada HML untuk dirawat saat masih bayi hingga usia tujuh tahun.

Tim KJRI Jeddah berupaya mendalami rekam jejak NAH selama berada di Arab Saudi.

Diperoleh informasi bahwa, NAH sebelumnya sempat mengurus Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) di KJRI Jeddah untuk pulang ke Indonesia pada masa pelaksanaan amnesti pemulangan warga asing ilegal dari Arab Saudi.

Perempuan asal Pekalongan itu memilih tidak pulang dan menetap di Arab Saudi hingga 2015, sampai akhirnya dia terjaring razia dan dideportasi bersama dua anak perempuannya.

Dari hasil penelusuran, Tim KJRI Jeddah mendapati, NAH berangkat kembali ke luar negeri pada 9 Oktober 2019, berbekal paspor yang dikeluarkan Kantor Imigrasi Semarang.

Atas bantuan dan kerja sama baik Dinas Tenaga Kerja Pemda Pekalongan, Tim KJRI Jeddah berhasil menghubungi keluarga NAH.

MR tiba di Jakarta, Selasa, 24 November 2020, didampingi oleh Pelaksana Fungsi Konsuler-4, Upi Dewi Marciana.

MR lahir dari perkawinan campuran, ibu WNI dan ayah berwarga negara Pakistan ini, akhirnya diserahkan kepada pihak keluarga ibunya melalui Direktorat PWNI dan BHI dan Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak.

Kasus anak ditelantarkan ini bukan yang pertama kali terjadi. Sejumlah kasus serupa juga pernah ditangani oleh KJRI Jeddah.

Oleh karena itu, Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Eko Hartono, mengajak setiap WNI untuk menyadari keberadaannya dan menghormati hukum yang berlaku di negara tempat dia tinggal.

“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Hormati adat-istiadat, peraturan dan ketentuan dari negara setempat. Pandai membawa diri dan selalu jaga perilaku. Jangan sampai hanya gara-gara perilaku negatif seseorang, semua kena getahnya. Nama baik bangsa dan negara ikut dibawa-bawa,” pesan Konjen Eko Hartono pada setiap pertemuan dengan warga.

Sementara itu, HML yang mengasuh MR berhasil dibebaskan KJRI Jeddah dari penjara. Perempuan asal Jawa Timur ini akhirnya dibantu kepulangannya oleh KJRI ke tanah air pada 2 November 2020.

(wartakota/ tribunnews.com/ Andika Panduwinata/ rina ayu)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved