Insiden 6 Laskar FPI Tewas Ditembak Polisi, Ini Saran Cak Nun ke Jokowi dan Rizieq Shihab

Insiden polisi dan tewasnya 6 laskar FPI, cendekiawan Emha Ainun Nadjib Cak Nun Untuk Jokowi dan Rizieq Shihab, tidak boleh ada yang dipermalukan

Kolase TribunKaltara.com via Kompas.com / Rackhmar Nur Hakim dan Garry Lotulung
Emha Ainun Nadjib dan Rizieq Shihab. (Kolase TribunKaltara.com via Kompas.com / Rackhmar Nur Hakim dan Garry Lotulung) 

Prinsip yang harus dicapai, pertama menang bersama, bukan menangan sendiri.

kedua, semua insyaallah menjadi lerem dan tenang oleh pertemuan itu

Dan ketiga, tidak boleh ada yang dipermalukan.

"Menang tanpo ngasorake. Yang menang NKRI, Persatuan Kesatuan, Bangsa dan Rakyat Indonesia. Win-win Game. Kita punya Pancasila, kita pelaku Demokrasi, kita punya warisan wisdom luar biasa dari sejarah masa silam. Kita pastikan apapun yang terlanjur terjadi, pada akhirnya yang menang adalah bangsa dan rakyat Indonesia," tandas Cak Nun.

Dua kronologi berbeda

Seperti diketahui, terdapat dua kronologi berbeda antara polisi dan pihak Front Pembela Islam terkait insiden di ruas tol Jakarta-Cikampek yang disebut menewaskan enam pengawal keluarga Habib Rizieq Shihab.

Polisi menyebut pihaknya diserang dan ditembaki sehingga mereka balas menembak dan menewaskan enam anggota laskar.

Sementara, pihak FPI punya pandangan berbeda.

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengakui anggotanya menembak enam orang pengikut Front Pembela Islam (FPI), sementara kuasa hukum FPI membeberkan kronologi penembakan.

Baca juga: KRONOLOGI Simpatisan Rizieq Shihab Tewas Tertembak, Kapolda Metro Jaya Sebut Anak Buahnya Dipepet

Irjen Fadil Kapolda Metro Jaya membenarkan ada 6 dari 10 pendukung atau pengikuti MRS atau HRS yang ditembak mati polisi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 50, Karawang, Jawa Barat.

"Memang benar tadi pagi di Jalan Tol Jakarta Cikampek KM 50petugas yang melakukan penyelidikan pendukung MRS, terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur," ujar Irjen Fadil Imran, Senin (7/12/2020) siang ini.

Irjen Fadli Imran mengatakan itu didampingi Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman.

Dudung Abdurachman mendukung tindakan tegas yang dilakukan polisi terhadap siapa saja yang akan menganggu keamanan dan ketertiban.

Menurut Fadli Imran, peristiwa itu berawal ketika polisi mendapat sebuah informasi bahwa akan ada pengarahan massa terkait rencana pemeriksaan HRS atau MRS di Mapolda Metro Jaya hari ini,

Anggota polisis khusus yang berjumlah 6 orang atau satu tim kemudian naik mobil melakukan pengawasan atau pemantauan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved