Natal dan Tahun Baru
Jelang Hari Raya Natal, Ternyata Tak Cuma Dirayakan Tanggal 25 Desember, Berikut Deretan Fakta Unik
Jelang hari raya Natal, ternyata tak cuma dirayakan tanggal 25 Desember, berikut deretan fakta unik.
TRIBUNKALTARA.COM - Jelang hari raya Natal, ternyata tak cuma dirayakan tanggal 25 Desember, berikut deretan fakta unik.
Tak terasa dua minggu lagi umat Kristen dan Katolik merayakan Natal.
Tahun ini, Natal jatuh pada Jumat 25 Desember 2020.
Dalam agama Kristen dan Katolik Natal yang sebenarnya adalah memperingati kelahiran Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia.
Namun seiring dengan perkembangan budaya dan manusia, Natal juga dirayakan dengan berbagai cara.
Baca juga: Kumpulan Lagu Natal Terbaik, Cocok Didengar Menjelang Natal 25 Desember, Simak Panduan Download
Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Segini Harga Daging Sapi di Pasar Induk Tanjung Selor
Baca juga: LENGKAP Pedoman Ibadah Natal saat Pandemi Covid-19, Begini Penjelasan Menag Fachrul Razi
Bahkan perayaan Natal di dunia juga tak cuma dirayakan tiap tanggal 25 Desember
Berikut sederet fakta dan sejarah Natal yang jarang diketahui :
1. Natal pertama kalinya dirayakan pada 336 sesudah masehi
Pada 300 tahun pertama kekristenan, gereja-gereja tidak memiliki hari khusus untuk merayakan kelahiran Yesus.
Nah, sejak tahun 336 Sesudah Masehi tanggal 25 Desember pertama kali dicatat dalam almanak Roma dan catatan pemimpin Kristen.
2. Tidak ada penjelasan mengapa tanggal 25 Desember ditetapkan menjadi hari Natal
Natal dirayakan berdasarkan cerita kelahiran Yesus, namun Alkitab sendiri tidak memberikan referensi bahwa Yesus lahir di bulan Desember.
Para ahli sejarah malah meyakini bahwa Yesus kemungkinan lahir di musim semi berdasarkan kitab Lukas.
Sebab pada kelahiran Yesus digambarkan ada penggembalaan domba.
Beberapa orang percaya bahwa 25 Desember ditetapkan menjadi perayaan Natal sebagai alternatif berdasarkan kepercayaan pagan Romawi.
Ada pula yang menghitungnya dengan asumsi penghitungan tanggal berdasarkan penanggalan saat Yesus disalibkan.
3. Beberapa gereja ortodoks merayakan Natal di bulan Januari
Seperti kaum ortodoks Rusia dan Yunani, mereka merayakan kelahiran Yesus pada 6-7 Januari setiap tahunnya.
Mereka menggunakan kalender Julian ketimbang Gregorian yang sebagian besar digunakan di dunia.
4. Ada beberapa musafir yang melarang Natal dirayakan
Ada beberapa peziarah/musafir Amerika yang mengikuti jejak Oliver Cromwell (yang mengambil alih Inggris pada tahun 1645) melarang Natal dirayakan demi menyingkirkan tradisi dekaden.
Di Inggris, Natal akhirnya dirayakan lagi setelah monarki telah dipulihkan pada tahun 1660.
Tapi masih belum dijadikan hari libur federal di AS hingga 26 Juni 1870.
Pohon Natal sempat dilarang gereja
Tradisi pohon Natal pertama kali muncul di negara Jerman.
Awaklnya tradisi pohon Natal ini dilarang karena dianggap tidak ada hubungannya dengan perayaan agama.
Johann Conrad Dannhauer, Seorang Pengkhotbah dari Gereja Katedral Strasbourg mengkritik keberadaan pohon Natal pada tahun 1647 dan menyebutnya sebagai mainan anak-anak.
Namun kritikan tersebut rupanya tak berpengaruh pada sebagian orang, yang mana tetap menggunakannya sebagai dekorasi dalam Hari Raya Natal.
Akhirnya pihak gereja mengalah dan menambahkan pohon cemara sebagai dekorasi Natal yang menjadi tradisi hingga sekarang.
2. Dipopulerkan Ratu Victoria
Pohon Natal semakin populer di negara-negara Eropa dan Amerika tepatnya pada tahun 1800.
Hal ini berawal saat Sarah Josepha Hale, seorang editor buku membuat ilustrasi Ratu Victoria dan Pangeran Arlbet dengan pohon Natal sebagai latar.
Lalu pada 1850, salah satu majalah di Amerika menerbitkan ilustrasi tersebut hingga menjadi viral.
3. Martin Luther mempopulerkan hiasan pohon Natal
Pohon Natal identik dengan pohon cemara yang dihias dengan lampu-lampu kecil berwarna-warni.
Berbeda dengan pohon Natal saat ini, pada awal kemunculannya pohon Natal rupanya hanya dihias dengan bunga kertas.
Kemudian seorang reformator protestan, Martin Luther memasang lilin di pohon Natal untuk memperindah.
4. Perbaikan oleh Thomas Edison
Meski dianggap indah, namun cahaya lilin yang ada di pohon Natal menimbulkan masalah ketika ranting terbakar.
Hingga pada tahun 1882, Edward Johnson memiliki ide untuk memasang lampu pada pohon Natal.
Sehingga waktu itu, pohon Natal di Manhattan jadi begitu indah tanpa khawatir akan terbakar.
(*)