Komunitas Tarakan Tempo Doeloe Serahkan Koleksi Peninggalan Perang Dunia II ke Museum Sejarah
Komunitas Tarakan Tempo Doeloe menyerahkan koleksi peninggalan Perang Dunia II kepada UPT Museum Sejarah Tarakan.
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Komunitas Tarakan Tempo Doeloe menyerahkan koleksi peninggalan Perang Dunia II kepada UPT Museum Sejarah Tarakan .
Koleksi peninggalan Perang Dunia II ini merupakan koleksi dari Australia .
"Ini kita dapat dari Gary Dearlove , dia anak dari pejuang Australia yang pernah berperang di Tarakan ," ujar Ketua Komunitas Tarakan Tempo Doeloe , Noor Fadly Juliansyah kepada TribunKaltara.com , Rabu (16/12/20).
Baca juga: Berkunjung ke Kota Tarakan, Stafsus Kementan Yesiah Ery: Turun Lapangan Jadi Tahu Persoalan Petani
Baca juga: Kurangi Polusi Udara, Walikota Tarakan dr Khairul Minta Perumda Energi Jadi Promotor Motor Listrik
Baca juga: Rekapitulasi Suara Pilgub Kaltara, Zainal Arifin Paliwang-Yansen Tipa Padan Menang Telak di Tarakan
Adapun koleksi yang diberikan yakni satu set pakaian tentara Jepang terdiri dari ikat kepala, baju, dan celana. Ada pula nesting, botol minum, dan holster pistol milik tentara Jepang .
Selain itu, ada juga pedang harakiri dan pistol , namun barang tersebut tidak lolos dari Bea Cukai, karena merupakan barang tajam.
"Jadi rata-rata barang ini merupakan barang sitaan mereka pada saat perang di Tarakan ," katanya.
Fadly mengatakan, masih ada beberapa koleksi yang masih berada di Australia . Namun komunitas ini tidak bisa mengambil koleksi-koleksi tersebut karena terkendala oleh biaya.
Dia pun berharap, kedepan pemerintah Kota Tarakan bisa bekerja sama, sehingga bisa menjemput koleksi yang ada di Australia untuk disimpan di Museum Sejarah Tarakan.
"Sebelumnya, pernah dikirim satu set pakaian tentara Australia yang saat itu sudah ada di museum," ucapanya.
Dia melanjutkan, koleksi ini hanya diberi cuma-cuma oleh Gary Dearlove , hanya biaya pengiriman yang ditanggung oleh komunitas itu.
Koleksi tersebut dikirim sekira Mei 2020, lalu dikarantina sekira Juni, kemudian Agustus dikeluarkan dari Bea Cukai.
Baca juga: Zainal-Yansen Unggul di Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pilgub Kaltara 2020 Kota Tarakan
Baca juga: Rekapitulasi Suara Pilgub Kaltara, KPU Tarakan Sebut Tingkat Partisipasi Pemilih Capai 69,33 Persen
Baca juga: HUT ke 23 Kota Tarakan, Perayaan Sederhana dengan Nuansa Adat Tidung
Kemudian pihaknya memverifikasi, dan dirawat, sehingga di Desember ini mereka menyerahkan kolelsi tersebut.
Sementara itu, Fadly juga menyampaikan harapan dari Gary Dearlove agar orang tua mereka bisa dihargai sebagai pejuang yang membebaskan Tarakan dari tentara Jepang saat itu.
"Biar ada kenang-kenangan di Tarakan , karena di Australia sendiri barangnya banyak tapi tidak begitu terawat. Dalam artian masing-masing prajurit menyimpan itu di rumah saja.
Karena mereka tau di Tarakan ada peresmian museum, lalu mereka berniat menyumbangkan barang-barang tersebut," tutupnya.
(*)
( TribunKaltara.com / Risnawati )