TERUNGKAP! Ada Kotak Amal untuk Danai Organisasi Teroris, Polisi Bongkar Ciri-ciri & Bentuk Khusus

Terungkap! ada kotak amal untuk danai organisasi teroris, polisi bongkar ciri-ciri & bentuk khusus.

istimewa via Tribun Madura
Ilustrasi kotak amal 

TRIBUNKALTARA.COM - Terungkap! ada kotak amal untuk danai organisasi teroris, polisi bongkar ciri-ciri & bentuk khusus.

Masyarakat Indonesia yang akan memberikan sumbangan di dalam kotak amal, nampaknya harus lebih berhati-hati.

Perhatikan dengan seksama kotak amal tempat menaruh sumbangan.

Sebab, polisi baru saja mengungkap ada kotak amal yang mengarah kepada salah satu organisasi teroris.

Polisi juga membeber ciri-ciri dan bentuk khusus kotak amal tersebt.

dan Ciri--ciri kotak amal yang diduga merupakan cara organisasi Jamaah Islamiyah (JI) mengumpulkan dana dibongkar polis.

Kotak amal ini biasanya diletakan di warung-warung makan.

Ada beberapa tanda khusus yang dibuka oleh pihak kepolisian soal kotak amal ini.

Kepolisian RI mengungkapkan ciri-ciri kotak amal yang diduga menjadi sumber pendanaan organisasi Jamaah Islamiyah (JI).

Hal tersebut diketahui berdasarkan keterangan salah satu tersangka atas nama Fitria Sanjaya alias Acil yang merupakan pimpinan Yayasan Abdurrahman Bin Auf (ABA).

Kepala Divisi Humas Polri Irjen pol Argo Yuwono mengatakan yayasan tersebut terafiliasi dengan organisasi teroris Jamaah Islamiyah. Dia bilang, ada dua bentuk kotak amal yang dapat diidentifikasi.

Baca juga: Lengkap, Kompolnas Bocorkan 37 Teroris yang Jadi Anggota FPI, Alasan Mahfud MD Tak Anggap FPI Ada

Baca juga: Teroris yang Bantai 51 Jemaah Muslim di Selandia Baru Divonis Seumur Hidup, Keluarga Korban Lega

Baca juga: TERKUAK! Terduga Teroris Diamankan Densus 88 Ini Mau Bom Bunuh Diri di Rumah Ibadah, Ini Lokasinya

"Ciri ciri kotak amal yang diketahui pertama kotak kaca dengan rangka alumunium untuk wilayah Jakarta, Lampung, Malang, Surabaya, Temanggung, Yogyakarta, dan Semarang," kata Argo dalam keterangannya, Kamis (17/12/2020).

Selain itu, Argo menyampaikan ada dua ciri-ciri lainnya yang bisa diidentifikasi masyarakat. Khususnya untuk kotak amal berbentuk kaca dan sebarannya.

"Kotak kaca dengan rangka kayu untuk wilayah Solo, Sumut, Pati, Magetan, dan Ambon," jelasnya.

Di sisi lain, ada lima ciri-ciri lainnya yang bisa diidentifikasi oleh masyakarat. Namun memang, tidak ada ciri-ciri khusus yang menandakan kotak amal itu milik organisasi terlarang tersebut.

Baca juga: UPDATE! Cek Penerima BPUM Via e form bri co id, Cara Daftar dan Syarat, Dana BPUM Cair Berapa Kali?

Baca juga: Sejak Ayu Ting Ting Jadi Artis, Sang Ayah Abdul Rozak tak Pernah Lagi Ambil Gaji PNS

Ciri ciri lain itu sebagai berikut:

1. Melampirkan nama yayasan dan contact person pengurus yayasan

2. Melampirkan nomor SK Kemenkumham, nomor SK Baznaz, SK Kemenag

3. Di dekat kotak dilampirkan majalah yang menggambarkan program program yayasan

4. Penempatan kotak Amal mayoritas di warung warung makan konvensional karena tidak perlu ijin khusus dan hanya meminta ijin dari pemilik warung yang biasanya bekerja di warung tersebut

5. Untuk ciri ciri spesifik yang mengarah ke organisasi teroris tidak ada, karena bertujuan agar tidak memancing kecurigaan Masyarakat dan dapat berbaur.

Sebelumnya, Kepolisian RI mengungkapkan asal-usul dana yang digunakan dalam operasi jaringan teroris Jamaah Islamiah (JI).

Total, ada dua pemasukan dana yang biasa digunakan organisasi terlarang tersebut.

Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono mengatakan pemasukan dana pertama yaitu berasal dari Badan Usaha Milik Perorangan para anggota JI.

"Polri juga menemukan bahwa JI mempunyai dukungan dana yang besar dimana dana ini bersumber dari badan usaha milik perorangan atau milik anggota JI," kata Brigjen Awi di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (30/11/2020).

Selanjutnya, organisasi jamaah islamiah juga menggunakan dana yang berasal dari kotak amal. Menurut Awi, kotak amal itu ditempatkan di sejumlah minimarket di Indonesia.

"Kedua penyalahgunaan fungsi dana kotak amal yang kami temukan di minimarket di beberapa wilayah di Indonesia," jelasnya.

Lebih lanjut, Awi menyampaikan dana tersebut digunakan oleh JI untuk sejumlah kepentingan organisasi. Mulai dari pemberangkatan anggota ke Suriah hingga pembelian persenjataan dan bahan peledak.

"Dana itu oleh JI digunakan operasi pemberangkatan para teroris ke Suriah dalam rangka kekuatan militer dan taktik teror. Untuk mengaji para pemimpin JI, dan yang terakhir untuk pembelian persenjataan atau bahan peledak yang digunakan untuk amaliyah untuk jihad organisasi JI," pungkasnya.

Baca juga: Update BLT BPJS, Menaker Beber Termin 2 Baru Cair 89 Persen, Cek Nama sso.bpjsketenagakerjaan.go.id

Baca juga: Liga Italia Gaduh! Papu Gomez Jadi Rebutan Inter Milan dan AC Milan, Christian Eriksen Jadi Korban

Pemilik Warung Tak Sangka Kotak Amal yang Dititipkan Milik Terduga Teroris

Pemilik warung soto di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, mengungkapkan jumlah uang di kotak amal milik terduga teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang disita polisi.

AM, pemilik warung soto tersebut, mengatakan kotak amal itu belum terisi banyak uang.

"Cuma sekitar Rp 20 ribuan lah isinya," kata AM saat ditemui di lokasi, Rabu (16/12/2020).

Sebab, menurut AM, kotak amal tersebut belum lama dititipkan pelaku di warungnya.

"Memang (kotak amal) itu belum lama ditaruh di sini. Baru tiga hari, isinya juga dikit kan. Tahu-tahu baru tiga hari sudah diambil polisi," ujar dia.

Warung Soto Bang Ali di Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (16/12/2020).Salah satu kotak amal yang diduga sebagai sumber pendanaan teroris Jamaah Islamiyah berada di rumah makan ini.

Ia tak menyangka salah satu kotak amal yang diletakkan di meja pembeli adalah milik terduga teroris JI.

Pasalnya, pelaku merupakan salah satu pelanggan setia di warung soto tersebut.

"Nggak nyangka saya kalau dia itu ini lah (terduga teroris)," kata pemilik warung berinisial AM saat ditemui di lokasi, Rabu (16/12/2020).

Menurut AM, pelaku juga berpenampilan seperti orang-orang pada umumnya. Nggak ada yang aneh sama sekali. Ngomong pun juga biasa saja," ujar dia.

Polisi menyita sebuah kotak amal yang diduga milik kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) di salah satu warung soto di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.

Menurut pemilik warung soto berinisial AM, penyitaan kotak amal itu terjadi pada November 2020.

Ia mengaku tak ingat tanggal pasti saat polisi menyita kotak amal.

"Yang jelas (penyitaan kotak amal) itu bulan lalu hari Jumat, tanggalnya saya lupa. Harinya saya ingat karena itu habis Jumatan," kata AM saat ditemui di lokasi, Rabu (16/12/2020).

AM menjelaskan, hari itu sebanyak enam anggota polisi berpakaian preman mendatangi warungnya.

Mereka bersikap seperti biasa layaknya pembeli, memesan makanan dan minuman.

"Biasa saja pesan soto, minum. Makan saja mereka seperti biasa," ujar AM.

Di sela-sela menyantap makanannya, kata AM, polisi memperhatikan satu per satu kotak amal yang ada di warung soto miliknya.

Ada empat kotak amal yang ada di meja pembeli di warung soto tersebut, termasuk milik terduga teroris.

"Habis mereka makan baru ngomong soal kotak amal. "Kotak amal ini kita bawa ya'. Kata polisinya begitu," ucap AM.

"Saya tanya, bapak dari mana? 'Dari Mabes Polri, ini ada hubungannya sama teroris', kata dia begitu," tambahnya.

Begitu tahu orang yang ingin menyita kotak amal itu adalah polisi, AM pasrah dan tidak menghalangi pihak yang berwenang.

AM mengungkapkan, mulanya pelaku merupakan salah satu pembeli di warung soto miliknya.

Pelaku bahkan sudah menjadi pelanggan setia di rumah makan tersebut.

Sekira September hingga November 2020, pelaku sering membeli makanan di warung soto tersebut.

"Seminggu itu bisa empat sampai lima kali dia beli makan di sini, dan belinya tuh banyak," kata AM saat ditemui di lokasi, Rabu (16/12/2020).

Sekali beli, jelas AM, pelaku bisa memborong hingga sembilan porsi soto.

"Dia nggak makan di sini, selalu dibungkus," ujar dia.

Menurut AM, pelaku juga memintanya untuk menyediakan mangkuk khusus dengan alasan di kantornya tidak ada peralatan makan.

AM dan suaminya menyetujui permintaan pelaku. Yang jadi pertimbangan, pelaku merupakan pelanggan setia.

"Ya karena dia sering beli di sini, beli banyak juga, ya akhirnya kita sediakan mangkuk plastik. Tapi bukan sterofoam ya, karena takut mengubah rasanya kan," tutur AM.

Setelah hampir tiga bulan menjadi pelanggan, baru lah pelaku mengutarakan niatnya untuk menitipkan kotak amal.

"Dia bilang, 'bu saya titip kotak amal ya di sini'. Saya sempat mau tolak karena di sini kan sudah banyak kotak amal. Sudah ada tiga," kata dia.

Namun, pada akhirnya AM tetap mengizinkan pelaku untuk menitipkan kotak amalnya.

"Tapi baru tiga hari di sini, kotak amalnya sudah diambil polisi. Orangnya juga sudah ditangkap katanya," ujar AM.

Kotak amal yang "dititipkan" di rumah makan tersebut berbeda dengan kotak amal pada umumnya.

Biasanya kotak amal yang disebar berbentuk kotak terbuat dari kaca dan aluminium.

Namun, di warung soto ini, kotak amal tersebut berbentuk seperti kaleng susu.

Di kotak amal tersebut tertulis nama Lembaga Amil Zakat Abdurrahman bin Auf. Selain itu juga terdapat tulisan ajakan untuk bersedekah.

"Ringan beban hidup dengan bersedekah," demikian bunyi tulisan di kotak amal tersebut.

"Barang siapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya, hendaklah dia membantu (menyelesaikan) kesulitan orang lain."

Sebelumnya, berdasarkan data Mabes Polri, 13 ribu kotak amal yang tersebar di Indonesia digunakan sebagai media pendanaan kelompok teroris.

Empat ribu kotak amal di antaranya berada di wilayah Lampung.

Asyik Bersepeda, Terduga Teroris di Sentul Ditangkap Densus 88 Antiteror

Penangkapan terduga teroris berinisial AYR (42) oleh Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri menghebohkan warga di Perumahan Mutiara Sentul Estate, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kompas.com mendatangi lokasi penyergapan terduga teroris di kawasan Sentul itu, Rabu (18/11/2020). Rumah terduga teroris itu tampak tidak dipasangi garis polisi.

Sejumlah kendaraan terlihat datang ke rumah terduga teroris tersebut. Diketahui bahwa mereka adalah kerabat pemilik rumah.

Warga di perumahan elit tersebut masih terus memperbincangkan terkait peristiwa penangkapan terduga teroris tersebut.

Warga terus bertanya-tanya mengenai aksi sejumlah petugas kepolisian menangkap pria yang biasa dipanggil haji.

Seorang warga bernama Idris mengaku kaget dengan kejadian pada Rabu pagi itu. Dia mengaku melihat banyak sekali mobil di depan gerbang perumahan tersebut.

Saat itu, Idris hendak ke sekolah sambil mengantar sang istri. Namun, ia terkejut karena ada satu orang yang terlihat dibawa ke dalam mobil oleh sejumlah petugas berperawakan besar dan tegap.

"Itu saya sempat menyaksikan penangkapannya, sekitar jam 08.00 lah itu di depan gerbang. Warga di sini juga pada enggak ngerti itu kasus apa, karena tiba-tiba saja gitu ( ditangkap)," kata dia.

Idris juga tidak begitu mengenal pria yang disebut-sebut sebagai terduga teroris itu. Idris merupakan seorang guru yang sehari-hari datang memberi soal lewat virtual ke sekolah TK yang kebetulan berdekatan dengan rumah pelaku.

Saat proses penangkapan, menurut Idris, senyap dan berlangsung singkat.

Petugas juga sempat meminta warga untuk segera masuk ke perumahan tersebut. "Enggak ada seragam hitam-hitam, pakai kaos saja ditambah mobilnya banyak banget. Saya enggak tahu juga itu Densus apa bukan," kata Idris.

Ditangkap Saat Bersepeda

Sementara itu, Kepala Keamanan Mutiara Sentul Estate Muhtadin membenarkan adanya penangkapan terduga teroris di gerbang perumahan. Dia menyebut, saat itu terlihat sejenis mobil ranger sedang parkir di depan gerbang perumahan sekitar pukul 06.00 WIB

Namun, tak satu pun mobil itu masuk ke dalam. Sejumlah petugas kepolisian hanya terlihat menunggu.

"Itukan mereka (polisi) sudah datang jam 06.00 di sini. Jadi penangkapannya di depan gerbang bukan di rumahnya," kata Muhtadin.

Muhtadin mengaku datang ke lokasi sejak pukul 06.00 WIB. Saat itu petugas masih melakukan penjagaan ketat. Dia menyebut bahwa pelaku ditangkap sekitar pukul 08.00 WIB, dalam kondisi sedang berolahraga.

"Jadi dia (AYR) ditangkap pas lagi olahraga, sepedaan. Sudah enggak sempat lagi dia ganti baju, langsung dibawa gitu ke dalam mobil, kondisinya pakai kaos olahraga itu," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Densus 88 menangkap seorang terduga teroris berinisial AYR di Sentul, Bogor, Rabu.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono menuturkan, AYR merupakan anggota kelompok Jamaah Islamiyah (JI).

“Tepatnya di depan gerbang Kampung Mutiara, Sentul, Bogor, tim Densus 88 menangkap terduga pelaku terorisme atas nama AYR,” ujar Awi di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Rabu.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 Halaman 2 3 4 5 6 7 Subtema 1, Apa yang Dimaksud dengan Rotasi Bumi?

Baca juga: KATALOG PROMO Giant Hari Terakhir Periode 15-17 Desember 2020, Beli 2 Gratis 1, Belanja Jadi Hemat

Menurut dia, AYR menjabat sebagai kepala iqtishot bithonah, sebuah sub bidang dalam kelompok JI yang berisi para pengusaha. Awi menuturkan, pengusaha yang berada dalam sub bidang tersebut berperan sebagai donatur kelompok JI.

“Di mana dana yang terkumpul tersebut salah satunya digunakan untuk membiayai pengiriman sekitar 80 orang anggota JI ke Suriah untuk mengikuti pelatihan militer,” ucap Awi.

Peran AYR lainnya yakni diduga menjabat sebagai Sekretaris III di Organisasi Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Bogor pada 2015.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polisi Beberkan Ciri-ciri Kotak Amal yang Diduga Jadi Sumber Pendanaan Organisasi Teroris JI, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/12/17/polisi-beberkan-ciri-ciri-kotak-amal-yang-diduga-jadi-sumber-pendanaan-organisasi-teroris-ji?page=all.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terduga Teroris di Sentul Ditangkap Saat Sedang Bersepeda"

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved