TERUNGKAP! Teka-teka Mengapa Soeharto tak Diculik & Dibunuh G30S/PKI, Kesaksian Kolonel Abdul Latif

Terungkap! Teka-teka mengapa Soeharto tak diculik & dibunuh pada saat G30S/PKI, kesaksian Kolonel Abdul Latif.

NET/Tribun Manado
7 korban keganasan G30S/PKI. Terjawab! mengapa Soeharto tak diculik dan dibunuh G30S, setelah sekian lama teka-teka itu terungkap 

TRIBUNKALTARA.COM - Terungkap! Teka-teka mengapa Soeharto tak diculik & dibunuh pada saat G30S/PKI, kesaksian Kolonel Abdul Latif.

Bertolak belakang satu sama lain, atas seluruh kesaksian yang disampaikan oleh pelaku sejarah pada kejadian G30S PKI.

Namun, dalam artikel ini akan mengulas soal pertanyaan mengapa Soeharto tidak masuk dalam daftar penculikan, pada malam G30S/PKI.

Ternyata, disangka atau dianggap sebagai loyalis Presiden Soekarno membuat Soeharto tidak masuk daftar penculikan.

Terjawab! mengapa Soeharto tak diculik dan dibunuh G30S, setelah sekian lama teka-teka itu terungkap.

Baca juga: Kerap Kritik Jokowi dan Isu PKI, Eks Panglima TNI Ini Tetap Diganjar Bintang Mahaputra dari Presiden

Baca juga: Syarat PA 212 Jika Megawati dan PDIP tak Ingin Dicap PKI, Novel Bamukmin : Harus Jelas Pembelaannya

Baca juga: Pencipta Gendjer gendjer Menghilang Usai G30S, Benarkah Lagu Ini Mars PKI? Simak Faktanya

Baca juga: Mantan Panglima TNI Moeldoko Sebut Pengakuan Gatot Dicopot karena Film G30S/PKI, Pendapat Subjektif

Gerakan 30 September / G30S hingga saat ini masih menjadi misteri mengenai kebenaran sebenarnya yang terjadi.

Kendati demikian, perlahan tapi pasti teka-teki dari peristiwa memilukan itu terjawab.

Lalu, yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa Soeharto tak diculik Gerakan 30 September / G30S dan dibunuh seperti nasib Tendean, MT Haryono, Letjen Soeprapto hingga DI Panjaitan?

Teka-teki sejarah itu akhirnya terjawab ....

Seperti yang kita ketahui bersama, peristiwa Gerakan 30 September ( G30S) masih menyimpan teka-teki.

Teka-teki itu salah satunya menyangkut peran Presiden ke-2 RI, Soeharto.

Dari berbagai teori tentang dalang G30S, ada satu yang meyakini Soeharto-lah yang sebenarnya berada di balik peristiwa G30S dan pembantaian ratusan ribu orang yang menyusulnya.

Teori ini didukung sebuah pertanyaan sederhana: Mengapa Soeharto tidak ikut diculik dan dibunuh oleh PKI seperti jenderal-jenderal lainnya?

Sebelum menjawab pertanyaan itu, perlu dipahami dulu keadaan politik yang melatarbelakangi peristiwa G30S.

Kenapa G30S terjadi?

Selama puluhan tahun, pemerintah Orde Baru dan sekolah mengajarkan peristiwa G30S adalah ulah Partai Komunis Indonesia (PKI).

Baca juga: Anak DN Aidit Disuruh Fadli Zon Buka Google Dulu saat Debat Panas di ILC TV One Bahas Idiologi PKI

Baca juga: Kenapa Soeharto tak Ikut Diculik dan Dibunuh PKI dalam Gerakan 30 September? Begini Alasannya

Faktanya, penculikan dan pembunuhan para jenderal pada 1 Oktober 1965 tak bisa dilihat sebagai kesalahan tunggal PKI.

Peristiwa G30S dipicu dari kabar burung yang mengatakan adanya sekelompok jenderal atau Dewan Jenderal yang hendak mengudeta Presiden Sukarno.

Peter Kasenda dalam Kematian DN Aidit dan Kejatuhan PKI (2016) menulis, PKI mendapat informasi ini dari rekan mereka di militer yang merupakan simpatisan PKI.

Militer saat itu terbelah menjadi beberapa faksi yang saling memperebutkan pengaruh dan kekuasaan.

Ada sebagian kecil yang simpati terhadap PKI. PKI adalah salah satu partai penguasa saat itu.

Kader-kadernya menduduki kursi dewan dan kursi pejabat.

Berikutnya ada faksi-faksi yang justru anti terhadap PKI.

Ada yang setia kepada Sukarno, dan ada yang tidak.=

Di faksi inilah diyakini Dewan Jenderal bersarang. Perlu diingat, setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945, negara-negara pemenang saling bersaing memperebutkan pengaruh.

Persaingan yang dikenal dengan Perang Dingin ini membelah dunia menjadi dua.

Ada Uni Soviet dengan paham komunisnya. Dan ada Amerika Serikat dengan paham kapitalisnya.

Baca juga: Sejumlah Adegan Film G30S PKI yang tak Sesuai Fakta, Propaganda Orde Baru? Kesaksian Dokter Forensik

Baca juga: LENGKAP Kata-kata untuk Pahlawan Korban G30S/PKI, Ucapan Bijak/Caption, Tulisan G30S PKI yang Benar?

Di tahun 1960-an, Sukarno dan PKI condong ke Uni Soviet dan antibarat.

Nah, Dewan Jenderal diyakini sejalan dengan Amerika Serikat yang ingin menyingkirkan Sukarno.

Atas dasar keyakinan ini, para perwira militer yang loyal kepada Sukarno bergerak secara diam-diam untuk mencegah kudeta.

Ada Kolonel Abdul Latief (Komandan Garnisun Kodam Jaya), Letkol Untung (Komandan Batalion Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa), dan Mayor Sujono (Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan di Halim).

Mereka didukung oleh Sjam Kamaruzaman, Kepala Biro Chusus (BC) PKI yang merupakan badan intelijen PKI.

Daftar jenderal yang jadi sasaran disusun oleh Sjam bersama para perwira militer.

Mereka berencana "menculik" para jenderal dan membawanya ke hadapan Presiden Sukarno.

Belakangan, rencana ini gagal total.

Persiapan tidak dilakukan dengan matang.

Para jenderal malah dibunuh.

Di mana Soeharto?

Dalam kesaksiannya kepada Mahkamah Militer, Latief membeberkan alasannya tidak memasukkan nama Soeharto.

"...karena kami anggap Jenderal Soeharto loyalis Bung Karno, maka tidak kami jadikan sasaran," kata Latief seperti dikutip dari buku Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, dan Petualang (2010).

Tak cuma itu, Latief bahkan melapor ke Mayjen Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat.

Langkah ini dilakukan Latief setelah laporannya tak ditanggapi oleh Pangdam Jaya Mayjen Umar Wirahadikusumah dan Pangdam Brawijaya Mayjen Jenderal Basoeki Rachmat.

Latief mengaku sudah beberapa kali mewanti-wanti adanya upaya kudeta oleh Dewan Jenderal.

Menurut Latief, Soeharto hanya bergeming mendengar informasi itu.

Bahkan di malam 30 September 1965, Soeharto mengabaikan Latief yang menyampaikan rencananya menggagalkan kudeta.

Soeharto sendiri mengakui ia bertemu dengan Latief menjelang peristiwa G30S.

Namun ia memberikan kesaksian yang berganti-ganti.

Dalam wawancara dengan Der Spiegel pada 19 Juni 1970, Soeharto mengaku ditemui di RSPAD Gatot Subroto oleh Latief pada malam 30 September 1965.

Soeharto tengah menjaga anak bungsunya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy yang dirawat karena luka bakar akibat ketumpahan sop panas.

Namun katanya, Latief tidak memberi informasi apa-apa, malah akan membunuhnya saat itu juga.

"Dia justru akan membunuh saya. Tapi karena saya berada di tempat umum, dia mengurungkan niat jahatnya itu," kata Soeharto.

Namun dalam otobiografinya, Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (1988), Soeharto mengaku hanya melihat Latief dari kejauhan dan tak sempat berinteraksi.

Soeharto menjadi pahlawan

Setelah peristiwa G30S, suasana memanas.

PKI dianggap sebagai dalang.

Presiden Sukarno juga tak melakukan apa-apa.

Masyarakat sipil, mahasiswa, dibantu tentara, menggelar berbagai demonstrasi besar-besaran menuntut PKI dibubarkan dan ekonomi diperbaiki.

Puncaknya pada 11 Maret 1966.

Soeharto yang saat itu menjabat Panglima Angkatan Darat meminta Sukarno memberi kuasa untuk mengatasi keadaan.

Permintaan yang dikenal dengan Supersemar (Surat Perintah 11 Maret) itu membuka jalan bagi Soeharto untuk mengambil kekuasaan dari Sukarno.

Soeharto pun muncul sebagai pahlawan.

Ia menumpas PKI dan menjadi presiden.

Kekejaman yang sesungguhnya terjadi belakangan: setidaknya 500.000 orang yang dituduh PKI atau simpatisannya, dihabisi di berbagai penjuru Indonesia.

Yang lebih beruntung, berakhir di penjara selama puluhan tahun.

Seperti Latief yang merasa dikhianati oleh Soeharto.

Baca juga: Bukan karena Hoki! AC Milan Punya Catatan Penting Menuju Gelar Liga Italia, Maldini: Apa Salahnya?

Baca juga: VIRAL! Wajahnya Mirip dengan Presiden Jokowi, Kini Imron Gondrong Terancam Dipolisikan

Baca juga: BERLANGSUNG Jadwal Tayang Ikatan Cinta RCTI 27 Desember 2020, Tonton Sekarang, Live Streaming, Seru!

Baca juga: UPDATE! Kode Redeem Free Fire 27 Desember 2020, Tukarkan Segera! Dapatkan Voucher Google Play

"Jadi siapa yang sebenarnya telah mengakibatkan terbunuhnya para jenderal tersebut? Saya yang telah memberi laporan lebih dulu kepada Jenderal Soeharto?

Atau justru Jenderal Soeharto, yang sudah menerima laporan tetapi tidak berbuat apa-apa?" kata Latief dalam kesaksiannya.

"Nyatanya, sama sekali tidak pernah ada langkah-langkah untuk menambah penjagaan.

Sebaliknya, setelah Peristiwa G30S meletus, selain menghantam G30S dan juga membantai ribuan rakyat yang sama sekali tidak tahu apa-apa, mereka bertiga (Soeharto, Umar Wirahadikusumah, dan Basuki Rachmat) kemudian malahan bersama-sama menggulingkan pemerintahan Presiden Sukarno," ujar Latief. (*)

Artikel ini telah tayang di TribuMataram.com dengan judul TEKA-TEKI Mengapa Soeharto Tak Diculik & Dibunuh G30S, Malah Muncul Sebagai Pahlawan, Kini Terjawab!
Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved