Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Kisah Paulus, Selamat dari Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Ternyata Gara-gara Tes Covid-19

Kisah Paulus, selamat dari kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 ke Pontianak, ternyata gara-gara tes Covid-19.

Editor: Amiruddin
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Puing diduga bagian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang ditemukan prajurit TNI dan potensi SAR lainnya di perairan Kepulauan Seribu. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN ) 

TRIBUNKALTARA.COM - Kisah Paulus, selamat dari kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak, ternyata gara-gara tes Covid-19.

Nama Paulus sedianya masuk dalam manifest pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang terbang ke Pontianak, pada Sabtu kemarin.

Namun gegara tes anti Covid-19 atau virus corona, Paulus selamat dari tragedi pesawat yang jatuh di sekitar Kepulauan Seribu tersebut.

Paulus memilih menggunakan kapal laut ke Pontianak, setelah batal menumpangi pesawat nahas, Sriwijaya Air SJ-182

Paulus Yulius Kollo (24), warga asal Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), lolos dari kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang diduga jatuh di Kepulauan Seribu, Sabtu (09/01/2021).

Seperti dilaporkan Kompas.com, Paulus mengatakan dirinya bersama rekan kerjanya Indra Wibowo awalnya akan berangkat dari Makassar, Sulawesi Selatan menuju Pontianak, karena bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia.

Perusahaannya yang membelikan tiket pesawat untuk dia dan temannya.

Karena tidak ada penerbangan langsung, keduanya transit di Jakarta.

Baca juga: Kehebatan Denjaka, Pasukan Khusus TNI yang Cari Sriwijaya Air SJ-182, Pernah Hadapi Perompak Somalia

Baca juga: Paling Dicari Seusai Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Rute Jakarta-Pontianak Jatuh, Apa Itu Black Box?

Baca juga: Perbedaan Ante Mortem & Post Mortem, Digunakan Untuk Identifikasi Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ182

Paulus dan rekannya berangkat dari Makassar ke Jakarta menggunakan hasil rapid test Covid-19 biasa.

Sementara untuk berangkat dari Jakarta menuju ke Pontianak, Kalimantan Barat, penumpang wajib menunjukkan hasil Tes Covid-19 dengan metode swab .

Karena dianggap mahal, akhirnya Paulus dan temannya memutuskan untuk berangkat ke Pontianak dari Jakarta menggunakan kapal laut.

"Itu betul nama saya. Kemarin saya mau ke Pontianak, tapi karena ada sedikit kendala maka saya cancel tiket," ungkap Paulus melalui pesan singkat, Minggu (10/1/2021).

Paulus mengaku baru mengetahui Sriwijaya Air Jatuh saat baru mendapat sinyal.

Dia diberitahu oleh keluarga dan pimpinan tempat dia bekerja.

Penerbangan diganti

Lain lagi cerita Mia Tresetyani.

Salah satu pramugari Sriwijaya Air SJ 182, Mia Tresetyani Wadu (22) adalah penumpang pesawat jatuh.

Rumahnya di Bali mulai tampak ramai, Minggu (10/1/2021).

Keluarga dan kerabat dekat terlihat mempersiapkan tenda di depan rumah Mia, di Jalan Tukad Gangga, Gang Tirta Gangga, Denpasar, Bali.

Kakak Mia, Ardi Samuel Cornelis Wadu (25) mengatakan, pihak keluarga masih menunggu kabar pasti perihal kejadian tersebut.

"Kemarin, Sriwijaya menelepon sebatas konfirmasi pesawat yang dikabarkan benar yang dinaiki adik saya, baru sebatas itu. Informasi lebih lanjut belum ada karena Basarnas juga masih mencari," kata Ardi saat ditemui di kediamannya, Minggu siang.

Ardi dan keluarga berharap proses pencarian dan evakuasi bisa dilakukan secepatnya agar keluarga mendapat kepastian kabar dari adiknya.

Kehebatan Denjaka , pasukan khusus TNI AL yang dikerahkan cari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 , pernah hadapi Perompak Somalia. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN )
Kehebatan Denjaka , pasukan khusus TNI AL yang dikerahkan cari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 , pernah hadapi Perompak Somalia. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN ) (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Tak seharusnya di penerbangan

Ardi telah berkomunikasi dengan sejumlah kawan adiknya yang ada di Jakarta.

Dari sana ia mengetahui bahwa jadwal adiknya seharusnya ada di penerbangan lain. Kemudian jadwal adiknya ditukar di penerbangan SJ 182.

"Dia seharusnya tidak di penerbangan itu, karena tiba-tiba jadwalnya di-switch," katanya.

Mia, kata Ardi, menjadi pramugari di Sriwijaya Air sejak tiga tahun lalu. Kemudian pada Desember 2020 ada perpanjangan kontrak.

Ardi sudah meminta adiknya untuk kembali ke Denpasar dan mencari pekerjaan lain.

"Dia bilang enggak apa-apa, masih pengin jadi pramugari, sejak SMA pengin jadi pramugari," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Sriwijaya Air SJ 182 tujuan Jakarta-Pontianak dinyatakan hilang kontak pada pukul 14.40 WIB, Sabtu.

Pesawat disebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu, dekat Pulau Laki dan Pulau Lancang.

Pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Minggu (10/1/2021) perlahan mulai menemukan titik temu.

Dalam pencarian di hari kedua, personel TNI Angkatan Udara (TNI AU) dan TNI Angkatan Laut (TNI AL) menemukan sejumlah barang bukti yang kuat dugaan berhubungan dengan jatuhnya Sriwijaya Air.

Di antara tumpahan minyak yang diduga dari pesawat, serta serpihan mesin dan hidrolik kabin pesawat.

Berikut ini kisah haru di balik tragedi Sriwjaya SJ 182:

1. Video call terakhir

Angga Fernanda Afriyon, pria yang bekerja di sektor perkapalan di Pontianak, menjadi salah satu penumpang maskapai penerbangan Sriwijaya Air SJ 182.

Sebelum pesawat yang ditumpanginya hilang kontak, pria berusia 25 tahun itu tengah mengambil cuti.

Ia mengunjungi Jakarta untuk melihat anaknya yang baru lahir pada Sabtu, 2 Januari 2021.

Namun sebelum masa cutinya berakhir, Angga mendapat telepon dari kantornya untuk segera kembali ke Pontianak karena urusan pekerjaan.

“Dia cuti pulang ke Jakarta karena istrinya melahirkan,” kata adik sepupu Angga bernama Suci dikutip dari Kompas.com pada Minggu (10/1/2021).

Menurut Suci, Angga ketika itu sempat melakukan panggilan video call dengan kedua orang tuanya Oyon (60) dan Afrida (55) sebelum berangkat ke Pontianak menumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

“Kami sempat video call sebelum abang (Angga) berangkat (ke Pontianak),” ucap Suci.

Suci melanjutkan, saat panggilan video call, Angga memperlihatkan anaknya yang baru lahir. Adapun posisi anaknya ketika itu sudah berada di rumah Angga di Jakarta.

"Tapi setelah itu dapat kabar pesawat yang ditumpangi Bang Angga hilang kontak dan saya serta keluarga sempat syok," ujar Suci.

Baca juga: Kisah Mia Zet Wadu Asal Bali, Pramugari Sriwijaya Air yang Jatuh, Sempat Minta Rumahnya Dibersihkan

Baca juga: TNI AU Ikut Berduka, Keluarga Personelnya Jadi Korban Pesawat Sriwijaya Air Jatuh, Kerahkan Bantuan

Baca juga: Pesawat Sriwijaya Air Jatuh, Ada Nama Mantan Ketua Umum PB HMI Mulyadi Dalam Daftar Penumpang

2. Pesan terakhir Indah dan foto sayap pesawat

Nabil, adik salah satu penumpang bernama Indah Halima Putri menceritakan soal pesan terakhir dari sang kakak.

Indah sempat mengirimkan pesan dan foto sayap pesawat kepada keluarganya sesaat sebelum lepas landas.

"Doakan ya," kata Nabila, adik Indah saat membacakan pesan terakhir sang kakak, di kediamannya di Desa Sungai Pinang 2, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu (9/1/202).

Adik Indah Halima Putri, Nabila mengatakan, kakaknya sempat mengirimkan foto sayap pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang ditumpangi sebelum lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pontianak.(Dok. Keluarga/Tangkapan layar WhatsApp)

Serpihan yang diduga merupakan bagian dari pesawat Sriwijaya Air yang hilang kontak. (Istimewa via Warta Kota)
Serpihan yang diduga merupakan bagian dari pesawat Sriwijaya Air yang hilang kontak. (Istimewa via Warta Kota) ((Istimewa via Warta Kota))

3. Kesedihan Razanah

Razanah (58) warga Kelurahan Kantor, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, hanya bisa tertunduk menyimpan duka.

Suaminya, Beben Sofian (59), diketahui menjadi penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta- Pontianak.

Sesaat sebelum Razanah menerima kabar pesawat hilang kontak, dirinya sempat mengirimkan foto bersama suami ke keluarganya.

"Sebelum take off beliau sempat mengirim foto ke pihak keluarga, Ibu Razanah sempat selfie, mengirimkan foto mereka berdua," kata Hendra, keponakan Razanah.

4. Yaman Zai menanti istri dan tiga anaknya

Yaman Zai menangis histeris saat mengetahui pesawat yang ditumpangi istri dan tiga anaknya hilang kontak.

Yaman yang ditemui di Bandara Internasional Supadio itu mengatakan, keluarganya berencana berlibur di Pontianak.

Yaman mengaku sempat kontak dengan keluarga sebelum pesawat lepas landas.

"Tadi terakhir kontak saya setengah 2 siang tadi, mereka sudah di bandara, makanya saya tunggu-tunggu, palingkan biasa satu jam sudah sampai, tapi ditunggu tidak datang, di telepon tidak aktif," kata pria yang berasal dari Pulau Nias itu, seperti dilansir dari TribunPontianak.co.id, Sabtu (9/1/2021).

5. Ke Pontianak Cari Kerja

Sebanyak tiga warga Tulang Bawang Barat, Lampung, menumpangi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021).

Ketiga warga yang tercatat dalam manifest penumpang pesawat Sriwijaya SJ 182 itu adalah Sugiono Effendy, Yohanes, dan Pipit Piyono.

Dalam manifes penumpang, terdapat kode TKG pada nama ketiga orang itu. Kode itu merujuk pada Bandara Radin Intan II, Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

Berdasarkan penulusuran, ketiga orang itu merupakan warga Tiyuh (desa) Toto Makmur, Kecamatan Batu Putih, Tulang Bawang Barat.

Juru Tulis Desa Toto Makmur, Eko Febrianto membenarkan ketiga penumpang itu merupakan warganya.

Ketiganya tak memiliki hubungan keluarga. Tetapi, tinggal di satu lingkungan rukun warga (RW).

“Bukan satu keluarga, tapi satu tiyuh (desa),” kata Eko saat dihubungi, Minggu (10/1/2021).

Eko mengatakan, Sugiono Effendi adalah warga RT 05/RW 02, sedangkan Yohanes dan Pipit Piyono adalah warga RT 04/RW 02.

Berdasarkan keterangan keluarga, kata Eko, ketiga orang itu akan bekerja sebagai buruh bangunan di Pontianak.

Sugiono, kata Eko, telah lama bekerja di Pontianak.

“Yohanes dan Pipit Piyono diajak ke Pontianak untuk bekerja, jadi tukang bangunan, Sugiono ini bosnya,” kata Eko.

Pasukan Khusus TNI AL dan Pesawat Sriwijaya Air (Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews dan KOMPAS.COM)
Pasukan Khusus TNI AL dan Pesawat Sriwijaya Air (Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews dan KOMPAS.COM) (Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews dan KOMPAS.COM)

6. Cerita keluarga Kopilot

Chris Mamahit, kakak kandung Copilot Sriwijaya Air SJ-182, Diego Mamahit, mendatangi Posko Antemortem di RS Polri, Jakarta Timur, Minggu (10/1/2021).

Kedatangan Chris bersama keluarga untuk menyerahkan data berupa sidik jari, sampel darah dan sampel gigi.

Ditemui para awak media, Chris mengatakan, Diego merupakan sosok yang tangguh.

Christ mengungkapkan, Diego sempat mengatakan pada keluarga bahwa dirinya tak akan terbang jika pesawat mengalami kerusakan.

"Dia selalu bilang sama saya tidak akan jalan kalau pesawatnya rusak. Saya pegang kata-kata dia. Saya sampai ancam dia kalau pesawatnya rusak kamu jangan jalan ya. saya selalu bilang sama Diego."

"Dia bilang iya saya pastiin pesawatnya layak jalan setiap kali akan jalan," kata Chris di lokasi.

Selain itu, Chris beserta pihak keluarga optimistis Diego bakal selamat dari insiden tersebut.

"Saya katakan sekali lagi adik saya selamat. pada dasarnya kami tetap percaya bahwa Diego pasti selamat, Tuhan baik, Diego orang baik, dia sayang sama keluarganya."

"Dia sayang sama kita semua. kami percaya sampai detik ini, kami percaya Diego selamat," ujarnya.

7. Berharap Ada Mukjizat

Perwakilan keluarga Captain Afwan pilot Sriwijaya Air SJ 182 langsung berangkat ke Jakarta ketika mendapat kabar hilang kotaknya pesawat tujuan Jakarta-Pontianak.

Pihak keluarga hingga kini masih menunggu kabar pasti mengenai kondisi Captain Afwan.

Keponakan Captain Afwan yakni Muhamad Akbar mengatakan, pihak keluarga sudah dihubungi langsung oleh manajemen Sriwijaya Air.

Namun, informasi yang diberikan masih belum bisa dipastikan karena semua masih menunggu data yang pasti.

"Untuk sementara kita belum dapat informasi yang valid dengan Sriwijaya, pihak direksi dari Sriwijaya sudah berkabar kepada kami semua masih mencari informasi yang lebih detail dan valid," katanya saat ditemui TribunnewsBogor.com di rumah Captain Afwan di Perumahan Bumi Cibinong Endah RT 02/10, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (9/1/2021) malam.

Ia pun terus berharap agar ada mukjizat dan kabar baik. "Kami masih berharap sama Allah ada kabar baik dan mukjizat," katanya.

Saat ini pihak keluarga pun terus memanjatkan doa dan berharap yang terbaik untuk Captain Afwan dan peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Captain Afwan dikenal sebagai sosok yang ramah dan rajin ibadah. Captain Afwan sering menyampaikan tausyiah kepada jemaah di masjid.

Baca juga: KABAR GEMBIRA Senin 11 Januari 2021, Taperum Pensiunan PNS & Ahli Waris CAIR, Cek Link tapera.go.id

Baca juga: Terkuak Sumber Uang Gisel, Tersangka Kasus Video Syur, Pacar Wijin Bisa Raup Ratusan Juta Sehari

Baca juga: BREAKING NEWS Pasar Inhutani Nunukan Diamuk Si Jago Merah, Pemadam: Yang hanya Foto-foto Keluar!

7. Pesawat sempat delay

Seorang penumpang pesawat Sriwijaya Air yang jatuh sempat mengirimkan pesan singkat pada ayahnya.

Dalam pesan singkat tersebut, korban mengatakan bahwa pesawatnya delay.

Korban juga mengabarkan, bahwa saat itu sedang terjadi hujan deras.

Penumpang bernama Indah Halimah Putri (26) menjadi salah satu korban pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang jatuh di Tanjung Pasir, Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2020).

Indah tercatat merupakan warga RT 07 Dusun IV Desa Sungai Pinang 2, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir.

Diketahui, Indah terbang bersama empat orang anggota keluarga lainnya.

Keempat orang tersebut yakni suami Indah bernama Rizki Wahyudi (27 tahun), putra Indah bernama Arkana Nadhif (7 bulan), mertua Indah bernama Rosi Wahyuni dan keponakannya bernama Nabila Anjani.

Menurut Ridwan, orang tua Indah, putrinya itu terakhir kali mengirim pesan mengenai hasil PCR test, beberapa jam sebelum terbang.

"Kemarin pukul 13.52, Puput (nama panggilan keluarga kepada Indah) SMS saya, katanya hasil PCR test-nya negatif," kata Ridwan saat ditemui di kediamannya di Desa Sungai Pinang 2, Minggu (10/1/2021).

Menurut Ridwan, Indah juga sempat mengatakan bahwa pesawat yang ditumpanginya delay karena cuaca buruk.

(*)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Penumpang Batal Terbang dengan Pesawat Sriwijaya SJ 182 Karena Tak Mampu Bayar Tes Covid-19, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/01/10/cerita-penumpang-batal-terbang-dengan-pesawat-sriwijaya-sj-182-karena-tak-mampu-bayar-tes-covid-19?page=all
Editor: Hasanudin Aco
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved