Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Warga Dengar Suara Gemuruh saat Pesawat Sriwijaya Air Jatuh, Prediksi KNKT Bukan Meledak di Udara

Kesaksian warga mendengar suara gemuruh saat pesawat Sriwijaya Air jatuh, prediksi KNKT bukan meledak di udara.

Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews dan KOMPAS.COM
Pesawat Sriwijaya Air Jatuh di perairan gugusan Kepulauan Seribu, Jakarta. (Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews dan KOMPAS.COM) 

TRIBUNKALTARA.COM - Kesaksian warga mendengar suara gemuruh saat pesawat Sriwijaya Air jatuh, prediksi KNKT bukan meledak di udara.

Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 menimbulkan berbagai spekulasi penyebab insiden nahas tersebut terjadi.

Bedasarkan kesaksian warga, kawasan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, sempat mendengar suara gemuruh menggelegar ketika pesawat Sriwijaya Air jatuh di dekat perairan pulau tersebut.

Bahkan suara menggelegar jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 menghujam laut, menggetarkan rumah penduduk.

Melansir Wartakota yang mengutiop Antaranews, suara jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak di perairan gugusan Kepulauan Seribu, Utara Jakarta, pada Sabtu (9/1/2021) menggelegar seperti petir dan menggetarkan rumah penduduk di Pulau Lancang.

Penduduk Pulau Lancang, sekitar pukul 14.40 WIB, mengaku kaget karena mendengar suara gemuruh bagaikan petir besar terdengar di tengah hujan lebat tersebut, bahkan menggetarkan kaca-kaca di jendela rumah penduduk.

"Hari itu hujan campur angin kencang, tiba-tiba ada suara 'duar' terdengar keras sekali sampai rumah (kaca rumah) bergetar," kata Junaenah (40) warga Pulau Lancang.

Menurut Junaenah, kala itu, situasi tidak ada yang berbeda, ada masyarakat yang melaut, mencari rajungan (sejenis kepiting), dengan kebanyakan masyarakat berada di dalam rumahnya berlindung dari hujan.

Baca juga: Pantau Pencarian Pesawat Sriwijaya Air, Panglima TNI Hadi Tjahjanto Siapkan Alutsista Canggih

"Pas dengar saya kaget: Ya Allah, suara apa itu, karena besar sekali seperti bom. Tapi saya dan anak-anak tidak keluar karena saya kira hanya petir di tengah hujan," kata Junaenah yang jarak rumahnya dari bibir pantai hanya sekitar 200 meter tersebut.

Akhirnya kabar sebenarnya datang dan tersiar sekitar pukul 16.00 WIB di pulau yang masyarakatnya sebagian besar adalah keluarga nelayan itu, setelah adanya pengumuman Kementerian Perhubungan bahwa satu pesawat maskapai Sriwijaya Air hilang kontak di sekitar perairan Kepulauan Seribu.

Kabar itu juga diperkuat oleh warga lainnya kembali dari melaut.

Dari kabar yang dibawa nelayan yang melaut, warga Pulau Lancang mengetahui ledakan tersebut adalah berasal dari sebuah pesawat yang mengalami kejadian nahas jatuh di antara tempat mereka dengan Pulau Laki yang tak berpenghuni.

"Nelayan yang baru pulang mengabari bahwa di sana (perairan Pulau Lancang-Pulau Laki) ada pesawat yang jatuh. Saya langsung ingat oh mungkin itu yang siang tadi (saat hujan) saya kira petir sangat besar," ucap Marsu, Ketua RT 001/RW 001 Pulau Lancang.

Baca juga: 24 Jam Beroperasi, Evakuasi Pesawat Sriwijaya Air Kerahkan 2.123 Orang, 100 Kapal & 12 Helikopter

Marsu menyebutkan, seketika mendapatkan kabar tersebut, banyak warga Pulau Lancang yang dikerahkan untuk melakukan pencarian dan evakuasi di lokasi jatuhnya pesawat yang akhirnya diketahui merupakan milik Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak dengan nomor register PK-CLC.

"Akhirnya pihak berwenang di sini berinisiatif untuk mengumpulkan warga dan melakukan pencarian sebisanya sampai dihentikan sekitar pukul 21.00 WIB," ucap Marsu.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved