Longsor di Sumedang
Kesaksian Anak Buah Idham Azis Nyaris Tewas saat Longsor Sumedang: Mereka Jatuh Saling Bertindihan
Kesaksian polisi anak buah Idham Azis nyaris tewas saat longsor di Sumedang, Kapolres AKBP Eko Prasetyo Robbyanto : mereka jatuh saling bertindihan.
Tiba-tiba ada suara gemuruh
Anak buah Idham Azis ini mengatakan, awal kejadian ia bersama tim dari Polres Sumedang tiba di lokasi kejadian pada Sabtu petang pukul 18.45 WIB.
"Saya tiba (di lokasi longsor) sekitar 18.45, lalu saya cek lokasi longsor pertama.
Hasil pemantauan saat itu, 18 unit rumah tersapu longsor dan dua unit rumah saat itu tengah ada penghuninya dengan masing-masing rumah ada empat jiwa," tutur AKBP Eko Prasetyo Robbyanto.
Kemudian, kata Eko, timnya bersama para jurnalis kembali ke posko di Masjid An-Nur, yang berlokasi di ujung lereng paling bawah, berjarak 150 meter dari lokasi longsor pertama, untuk mematangkan rencana evakuasi dan mendata identitas penghuni.
"Tiba-tiba, ada suara gemuruh yang keras diikuti lantai yang bergetar.
Semua berlarian ke segala arah, saya termasuk yang paling terlambat lari karena ke dalam masjid pintu sudah berebutan untuk masuk, menyusuri setapak masjid dan sudah penuh orang, mereka jatuh, dan saling bertindihan," ujar Kapolres Sumedang.
Lompat ke dalam masjid
Melihat hal itu, kata Eko, ia akhirnya berinisiatif memecahkan kaca jendela masjid, dengan tujuan membuat jalan baru.
"Setelah kaca jendela dipecahkan, saya loncat ke dalam masjid diikuti beberapa wartawan," tutur Eko.
Ketegangan yang dirasakan, kata Eko, tak hanya sampai di situ.
Sebab, dalam waktu bersamaan, tiba-tiba material tanah dalam jumlah besar menimbun lokasi.
"Tempat yang tadi kami gunakan sebagai tempat untuk mematangkan rencana evakuasi itu tertimbun material tanah, listrik yang tadinya menyala kemudian padam.
Situasi jadi gelap ditambah debu yang membuat pandangan menjadi tidak jelas," sebut Eko.

Baca juga: Hujan Deras Melanda Kota Balikppaan, Akibatkan Tanah Longsor dan Pohon Tumbang
Tinggal puing