Longsor di Sumedang

Kesaksian Anak Buah Idham Azis Nyaris Tewas saat Longsor Sumedang: Mereka Jatuh Saling Bertindihan

Kesaksian polisi anak buah Idham Azis nyaris tewas saat longsor di Sumedang, Kapolres AKBP Eko Prasetyo Robbyanto : mereka jatuh saling bertindihan.

Kolase TribunKaltara.com / Tribun Jabar dan Istimewa
Kapolres Sumedang AKBP Eko Prasetyo Robbiyanto lolos dari maut saat longsor di Sumedang, Jawa Barat, Minggu (11/01/2021). (Kolase TribunKaltara.com / Tribun Jabar dan Istimewa) 

Kemudian, kata Eko, ia kembali memecahkan kaca jendela masjid yang lainnya untuk memberi jalan bagi orang yang ingin keluar, takut masjid roboh.

"Pasca-longsor susulan singkat yang hanya 10 detik sampai 20 detik ini, kami semua keluar dari masjid dan melihat kondisi sekitar yang berubah menjadi puing dengan dipenuhi tumpukan material tanah," ujar Eko.

Sementara itu, saat kejadian, kata Eko, personel gabungan lainnya, terdiri dari Danramil Cimanggung, personel BPBD Sumedang, dan Kasitrantibum Satpol PP Kecamatan Cimanggung berlari menuju arah lain.

"Mereka yang tadinya berdiri di sebelah saya meninggal tergulung tanah, karena memilih lari menyusuri setapak masjid yang tiba-tiba dijatuhi material longsor dalam jumlah besar dan terjepit di antara motor-motor dan dua mobil yang saat itu terparkir dan mempersempit jalan setapak masjid tersebut.

Semua tidak sempat teriak atau mengaduh, situasi hanya berubah jadi gelap dan hening tanpa teriakan apa pun," kata Eko.

Kapolres Sumedang, AKBP Eko Prasetyo Robbiyanto, hampir tewas saat tanah longsor susulan di Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Sabtu (/1/2021) malam.
Kapolres Sumedang, AKBP Eko Prasetyo Robbiyanto, hampir tewas saat tanah longsor susulan di Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Sabtu (/1/2021) malam. (Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin)

Baca juga: Proses Evakuasi Korban Tanah Longsor Tarakan Butuh Waktu 6 Jam, Ini Kesulitannya

Sempat dengar suara azan

Pasca-kejadian, kata Eko, ia sempat mendengar suara azan.

"Saya sempat dengar ada yang azan sesaat keluar dari masjid, tidak tahu marbot atau wartawan," tutur Eko.

Anak buah Idham Azis itu menyebutkan, arah longsoran kedua ini berbeda dari longsoran pertama.

Jika digambarkan, kata Eko, arah longsoran pertama dengan longsor susulan ini membentuk dua titik yang berbentuk huruf L.

Saat itu, kata Eko, sesaat sebelum terjadi longsor susulan, sekitar 30 orang tengah sibuk.

Mulai dari Basarnas, Polsek, Koramil, Tagana, relawan, dan masyarakat yang sedang mencari keluarganya.

"Masjid itu tadinya mirip posko ketika saya pertama kali tiba. Kehendak Allah yang menentukan siapa yang selamat dan tidak saat itu.

Ini menjadi rahasia Allah mengenai usia seseorang. Saat itu saya hanya berpikir ingin ajal di dalam masjid, sehingga jenazah saya akan ketemu jika dievakuasi," kata Kapolres Sumedang.

4 jurnalis TV nasional nyaris jadi korban longsor

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved