Berita Nasional Terkini
Mensos Risma Dilaporkan ke Polisi, Dituding Berbohong, Settingan saat Blusukan ke Pengemis Jakarta
Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma dilaporkan ke polisi, dituding settingan, berbohong saat blusukan temui gelandangan dan pengemis di Jakarta
TRIBUNKALTARA.COM - Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma dilaporkan ke polisi, dituding settingan, berbohong saat blusukan temui gelandangan dan pengemis di Jakarta.
Kabar terbaru menimpa Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma yang namanya mencuat akibat aksi blusukan di Jakarta.
Buntut aksi blusukan di wilayah Anies Baswedan, Mensos Risma akhirnya dilaporkan ke polisi.
Pasalnya tak sedikit yang menilai Mensos Risma berbohong saat blusukan dan menemui gelandangan hingga pengemis di jalan protokol Jakarta.
Menurut pengakuan pelapor, tak pernah ada pengemis yang tinggal di pinggir jalan protokol Jakarta.
Alhasil mantan Wali Kota Surbaya itu dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan berbohong saat melakukan aksi blusukan.
Dikutip dari TribunJakarta.com, laporan itu dibuat oleh Wakil Ketua Umum Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah, Tjetjep Muhammad Yasen atau Gus Yasin.
Yasin menuding, orang-orang yang ditemui oleh Risma saat blusukan adalah palsu.
"Dalam hal ini pertemuan bu Risma dengan salah satu gelandangan atau pengemis yang bernama Nur Saman di Sudirman dan Thamrin, itu saya lihat banyak kebohongan," kata Yasin di Polda Metro Jaya, Senin (11/1/2021).
Baca juga: Danramil dan Pejabat BPBD Jadi Korban Tanah Longsor di Sumedang, hingga Mensos Risma Turun Tangan
Yasin menyebut, Risma bisa dikenakan Pasal 15 UU Nomor 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana, serta Pasal dan Pasal 45 UU Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
"Tidak pernah saya menjumpai pengemis di situ (Jalan Sudirman)," ujar Yasin.
Yasin juga mengutip narasi di media sosial yang menuding bahwa Risma menggunakan pemulung settingan.
Diketahui, narasi pemulung settingan dikembangkan oleh akun Twitter @Andhy_SP211.
"Gembel ternyata bisa menjadi profesi yg menguntungkan,bisa ikut Drakor tanpa casting pastiny.." tulis @Andhy_SP211, Rabu (6/1/2021) pukul 10.22 WIB.
Akun tersebut juga mengunggah dua foto wajah seorang gelandangan berambut dan berkumis putih, bertopi hitam serta mengenakan masker.
Ia lalu menyertakan foto lain yang disebut-sebut sebagai foto penjual poster Soekarno yang diunggah oleh akun Facebook Adhe Idol.
"Kalau yg menghadap ke depan atau yg rambutnya putih/ubanan kek kenal itu, tukang jualan poster Soekarno Menang dia orang PDIP. Lokasi jualanya jln Minang kabau Manggarai, selain itu dia juga jualan kelapa muda. Terciduk juga,” demikian tulis akun Facebook Adhe Idol yang diunggah melalui Twitter @Andhy_SP211.
Baca juga: Buntut Blusukan Risma, PDIP Sindir Jajaran Anies Baswedan hingga Relawan Dorong Jadi Cagub DKI
Kebenaran gelandangan yang ditemui Risma
Sementara itu, berdasarkan hasil penelusuran TribunJakarta.com, Nur Saman (69) memang seorang gelandangan.
Kesehariannya, Nur Saman memulung di tempat yang berbeda-beda.
"Biasanya ke arah Pasar Rumput, Halimun, nanjak gedung-gedung tinggi di Sudirman, Kokas (Kota Kasablanka), balik lagi ke Saharjo. Mutar-mutar aja," kata Nur Saman saat ditemui di tepi kali di Jalan Minangkabau, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (7/1/2021).
Selain memulung, Nur Saman juga mencari uang lewat pekerjaan tambal ban.
"Misalnya tambal ban tiga motor. Saya dapat satu, dia (pemilik tambal ban) dapat dua. Satu motor kan Rp 15 ribu," ujar dia.
Nur Saman mengaku, tidak memiliki tempat tinggal sehingga ia tidur di trotoar tepi kali.
Baca juga: Mengaku Kastubi, Pemulung yang Ditemui Risma saat Blusukan, Kini Minta Maaf Sudah Bohongin Orang
"Di sini anginnya gede, terus nggak ada nyamuk. Kalau hujan pindah ke emperan toko," ucap Nur Saman.
Ia bercerita, memiliki keluarga di Indramayu, Jawa Barat.
"Istri di Indramayu, sudah lama nggak pulang, sudah empat tahun nggak ketemu," kata dia.
Klarifikasi Risma
Menanggapi banyaknya kritikan soal aksi blusukan, Risma tegas membantah bahwa ia secara khusus menjadwalkan kegiatan blusukan untuk menemui para tunawisma.
Dikutip dari Tribunnews.com, Risma mengatakan, apa yang dilakukannya bersifat situasional.
Ia mengatakan, kegiatannya menemui para tunawisma termasuk dalam rangkaian kesehariannya pergi dari rumah ke kantor.
"Saya tuh kerja juga mbak, saya tuh jalan ke kantor itu pagi. Itu kan nggak blusukan. Sebagai contoh ketemu di jalan besar, saya coba tanya mereka, saya tidak blusukan. Saya hanya lewat dari rumah ke kantor," kata Risma di Grand Kemala Lagoon, Bekasi, Jawa Barat pada Jumat (8/1/2021).
Mantan Wali Kota Surabaya itu juga merasa tak paham ketika kegiatannya membantu orang lain justru dipermasalahkan oleh sejumlah pihak.
Mensos Risma mengatakan kegiatannya murni atas dasar kemanusiaan bukan karena jabatan Mensos.
"Saya sebagai manusia dan tolong jangan lihat saya sebagai Menteri Sosial. Saya sebagai manusia saya lihat mereka tidur di gerobak, dia tidurnya di gerobak. Saya manusia apa kalau saya diam saja?," ungkapnya
Ia menjelaskan, bahwa kegiatannya menemui orang-orang pinggiran sudah lama dilakukan sejak masih menjadi Wali Kota Surabaya dulu.
"Saya manusia Mbak, saya punya tanggung jawab dan saya punya pendapatan lebih dibandingkan mereka," ucap Risma.
"Saya wajib untuk zakat, saya wajib untuk amal. Enggak usah lihat saya sebagai Menteri Sosial. Tetapi saya juga bekerja dan saya tidak pernah menelantarkan pekerjaan saya," tegasnya.
Mensos Risma juga memastikan bahwa ia tidak meninggalkan pekerjaannya sebagai seorang Mensos.
"Saya di Surabaya itu saya banyak keluar negeri tetapi saya tidak pernah menelantarkan pekerjaan Saya."
"Bahkan sering saya telepon tiba-tiba tengah malam ke Surabaya, tolong ini ditangani ini ini ini."
"Pernah suatu saat saya mau naik pesawat tiba-tiba ada orang yang tidak mau diajak ke rumah sakit oleh Linmas saya. Langsung saya tolong," bebernya.
Risma meminta agar kegiatannya membantu sesama jangan melulu dikaitkan dengan jabatannya.
"Jadi tolong mbak apa kita tidak bisa melihat bahwa kita manusia tanggung jawab kita kepada Tuhan. tolong dilihat itu nggak usah kita lihat jabatannya."
"Setiap manusia berhak tanggung jawab kepada Tuhan."
"Apakah kita semua sudah mati apa kalau kita diam saja? Coba bayangkan di gerobak itu ada anak-anak. Coba kalau itu kena kita rasanya seperti apa. Kita manusia apa? kalau kita melihat seperti itu tetapi kita diam saja," tutupnya.
Sementara itu, menanggapi tudingan sengaja menyediakan pemulung palsu atau settingan, Risma tegas membantah.
Dikutip dari TribunJabar.id, Risma mengaku tidak mengenal siapa sosok yang dituduhkan sebagai pemulung settingan.
"Saya gimana bisa nyetting itu. Saya itu tidak kenal dan saya mau ke Jakarta itu tidak tahu mau kemana dan saya tidak hafal jalannya," kata Risma di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis Pangudi Luhur, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (8/1/2021).
"Ya gimana saya mau nyetting," sambungnya.
Baca juga: Curiga Imbas Aksi Mensos Risma, Anies Baswedan Perintahkan Anak Buahnya Telusuri Gelandangan
Risma lalu mengungkit kebiasaannya yang selalu lewat jalan berbeda ketika berangkat kerja.
Ia juga menyampaikan bahwa sebelum menjadi Mensos, dirinya sudah lama memerhatikan kehidupan orang-orang yang membutuhkan bantuan.
"Saya tiap hari selalu berpindah-pindah itu sudah saya lakukan sejak PNS dan saya tidak pernah di jalan yang sama itu tidak pernah," ujar Risma.
"Jadi kalau saya berangkat itu hari ini lewat sini. Saya akan mencoba lewat tempat lain. Jadi bukan karena Menteri Sosial pun saya tetap perhatikan orang-orang seperti itu," lanjutnya.
(TribunWow.com/Anung)
(*)