Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Misteri Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, Bukan Meledak, hingga Pilot Tak Bisa Berbuat Apa-apa
Misteri penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, diduga bukan meledak, hingga Pilot tak bisa berbuat apa-apa andai elevator copot
TRIBUNKALTARA.COM - Misteri penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, diduga bukan meledak, hingga Pilot tak bisa berbuat apa-apa andai elevator copot saat penerbangan.
Hingga saat ini, penyebab pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di peraiaran Kepulauan Seribu, masih menjadi misteri.
Pasalnya proses investigasi melalui kotak hitam belum terungkap meski saat ini black box FDR sudah ditemukan.
Kepastian akan kronologi jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 beserta penyebabnya bakal terungkap saat Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah menyelesaikan investigasi melalui kotak hitam atau black box Sriwjaya Air SJ 182.
Kendati demikian, dugaan kronologi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 disampaikan oleh sejumlah pihak.
Diduga mesin pesawat dalam kondisi hidup dan pesawat tidak meledak sebelum akhirnya terjun ke laut.
Baca juga: Heboh Ramalan Pesawat Jatuh Dikaitkan dengan Sriwijaya Air SJ 182, Nikita Mirzani Naik Pitam
Tak cuma itu, ada pula yang menduga elevator Sriwijaya Air SJ 182 copot saat penerbangan, sehingga membuat pilot tak bisa berbuat apa-apa.
Berikut rangkumannya sebagaimana dihimpun Tribunnews.com, Selasa (12/1/2021).
1. Diduga Tidak Meledak, Mesin Masih Hidup
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono menduga mesin pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih hidup sebelum akhirnya pesawat terjun ke laut.
Dugaan itu dikemukakan berdasar fakta pesawat tercatat berada pada ketinggian 250 kaki sebelum hilang kontak.
Hal itu terekam dalam data radar (ADS-B) dari Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia).
"Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data," kata Soerjanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/1/2021) sebagaimana diberitakan Kompas.com.

Berdasar data itu, lanjut Soerjanto, Sriwijaya Air take off pada pukul 14.36 WIB.
Pesawat kemudian terbang ke arah barat laut dan mencapai ketinggian 10.900 kaki pada pukul 14.40 WIB.