Gempa Majene
TERBARU, 45 Orang Meninggal Dunia Akibat Gempa Sulbar, Terbanyak di Mamuju, Ribuan Warga Mengungsi
Terbaru, 45 orang meninggal dunia akibat gempa Sulawesi Barat ( Sulbar ), terbanyak di Mamuju, ribuan warga mengungsi.
TRIBUNKALTARA.COM - Terbaru, 45 orang meninggal dunia akibat gempa Sulawesi Barat ( Sulbar ), terbanyak di Mamuju, ribuan warga mengungsi .
Gempa yang terjadi Sulbar menelan korban jiwa sebanyak 45 orang.
Gempa diketahui menggunjang Sulbar sejak Kamis - Jumat (14-15/1/2021).
Bahkan hingga hari ini diketahui masih ada gempa susulan yang terjadi, yang mengakibatkan ribuan warga masih berada di camp pengungsian.
Hingga saat ini, pemerintah beserta stakeholder terkait masih melakukan penanganan hingga membersihkan puing reruntuhan yang terjadi akibat gempa tersebut.
Baca juga: Sosok Kasat Lantas Polres Malinau Iptu Supangat, 10 Tahun Lakoni Hobinya Sebagai Penyiar Radio
Baca juga: Viral Sinetron Ikatan Cinta, Ini Alasan Arya Saloka Perankan Aldebaran
Baca juga: Buntut Perselingkuhan Kepala Dusun di Tuban dengan Istri Orang, Digerebek Warga, Begini Nasibnya
Hingga Sabtu (16/1/2021), korban gempa di Sulawesi Barat mencapai 45 orang.
Korban meninggal ditemukan diantaranya 36 orang ditemukan di Kabupaten Mamuju.
Sementara itu 9 orang ditemukan di Majene.
"Untuk pagi ini total 45 meninggal dunia yakni 36 di Mamuju dan 9 orang di Majene, " Kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarna Mamuju Saidar.
Diperkirakan sebanyak 2000 orang mengungsi ke 5 Titik pengungsian di kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro.
Untuk saran dan prasarana yang diturunkan ada 11 Rescue Car, 9 Truck Personil, 19 Motor Trail, 1 Kapal SAR, dan 3 RB juga 1 mobil komunikasi.
Dengan total Personil sebanyak 101b orang dari 3 Kantor Pencarian dan Pertolongan terdekat.
Gempa terjadi pada hari kamis t 14 Januari 2021 pukul 14.35 WITA dengan durasi sekitar 5- 7 detik dengan kekuatan 5,9 SR .
Kemudian gempa kedua dengan skala yang lebih besar yaitu 6,2 SR yang terjadi pada hari Jumat 15 Januari 2021 pada pukul 02.28 WITA dini hari.
Masyarakat yang panik takut terjadi tsunami dan juga banyaknya bangunan yang runtuh membuat Kabupaten Majene diliputi duka. Listrik hingga saat ini masih padam.
Korban Gempa Bertambah
Sebelumnya diberitakan, saat ini korban Gempa Majene kian bertambah seiring pencarian orang yang masih tertimbun di reruntuhan.
Berdasarkan data terakhir dari Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( Pusdalops BNPB ), korban meninggal dunia akibat gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat hingga Jumat (15/1/2021) pukul 20.00 WIB sebanyak 42 orang.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) Raditya Jati mengatakan, 42 orang tersebut terdiri dari 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majene.
Pusdalops BNPB juga memperbarui data kerusakan di Kabupaten Mamuju antara lain Rumah Sakit Mitra Manakarra rusak berat, RSUD Kabupaten Mamuju rusak berat serta kerusakan di Pelabuhan Mamuju dan Jembatan Kuning di Takandeang, Tapalang Mamuju.
"Untuk Kabupaten Majene, ada 300 unit rumah rusak yang masih dalam proses pendataan hingga rilis ini disiarkan," kata Raditya dalam keterangan tertulis melansir Kompas.com, Jumat malam.
Selain itu, ada tiga rumah sakit yang aktif melayani pelayanan darurat di Kabupaten Mamuju di antaranya RS Bhayangkara, RS Regional Provinsi Sulawesi Barat dan RSUD Kabupaten Mamuju.
Raditya melanjutkan, sebagian wilayah di Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik dan sebagian lainnya masih mengalami gangguan.
"Kabupaten Majene masih dilakukan proses perbaikan arus listrik sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam," ujarnya.
BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar masih melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian.
Selain itu, koordinasi dengan aparat TNI/Polri, Basarnas, relawan dan instansi terkait dalam upaya pencarian para korban terdampak gempa juga terus dilakukan.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan gempa susulan masih akan terjadi.
Oleh karena itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan.
Raditya menambahkan, masyarakat diimbau selalu mengikuti informasi resmi yang tersedia melalui BMKG dan portal InaRisk untuk mengetahui potensi risiko bencana yang ada disekitar tempat tinggal.
Sebelumnya, gempa bumi 6,2 skala Richter melanda Sulawesi Barat pukul 02.28 waktu setempat.
Gempa dirasakan di wilayah Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Baca juga: Sempat Tak Mengalami Efek Samping, Kini Ariel NOAH Merasakan Hal Tak Biasa Setelah 24 Jam Divaksin
Baca juga: Listyo Sigit Dapat Petuah dari Senior Imbas Langkahi 4 Angkatan Menuju Kapolri, Gatot Eddy Berjanji
Baca juga: RESMI AC Milan Rekrut Soualiho Meite di Bursa Transfer Januari, Eks Striker Juventus Segera Merapat
Potensi ancaman lebih besar
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menjelaskan adanya potensi ancaman lebih besar usai guncangan gempa di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat.
Hal itu diungkapkan Dwikorita saat konferensi pers virtual, Jumat (15/1/2021).
Meski tergolong gempa dangkal, jelas Dwikorita, Gempa Majene sangat terasa karena bermagnitudo besar.
"Ini gempa dangkal yang tentunya karena magnitudonya besar, juga sangat dirasakan di permukaan."
"Dengan memperhatikan lokasi episenter, dan kedalaman hiposenternya atau kedalaman pusat gempanya, kita kategorikan gempa dangkal," jelasnya, dilansir Tribunnews.
Ia mengatakan gempa di Majene terjadi dua kali, yakni Kamis (14/1/2021) dan Jumat dini hari tadi.
Pada Kamis pukul 12.00 WIB, gempa bermagnitudo 5,9 mengguncang Majene.
Kemudian pada Jumat pukul 01.28 WIB, gempa kembali mengguncang dengan kekuatan 6,2 magnitudo.
Dwikorita menyebutkan episenter dua gempa yang mengguncang Majene berada ada jarak yang sama, kurang lebih 6 km arah timur laut Majene.
Lebih lanjut, Dwikorita mengungkapkan adanya potensi gempa susulan di Majene.
Hal ini berdasarkan analisis yang dilakukan pihak BMKG.
Ia mengatakan kemungkinan gempa susulan terjadi dengan kekuatan sama seperti Jumat dini hari tadi.
"Kami menganalisis, masih dimungkinkan adanya gempa susulan yang cukup kuat seperti dini hari tadi," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Terkait gempa susulan yang mungkin terjadi, Dwikorita mengatakan bisa saja berpotensi tsunami.
Potensi tsunami itu, kata Dwikorita, bisa terjadi jika guncangan gempa menyebabkan tanah longsor ke laut maupun akibat gempa itu sendiri, jika episenter terjadi di laut dangkal.
"Potensi tsunami ada kemungkinan kalau terjadi gempa susulan, yang dikhawatirkan dapat juga memicu tsunami akibat longsor ke laut ataupun tsunami akibat gempa itu," jelasnya.
Ia pun mengimbau masyarakat Majene untuk menjauhi bangunan yang mudah roboh atau sudah retak sebelumnya.
Bagi masyarakat yang tinggal di pesisir, Dwikorita mengingatkan untuk segera mengungsi ke tempat lebih tinggi.
"Mohon untuk segera meninggalkan pantai menuju ke tempat yang lebih tinggi," katanya.
Dwikorita pun menegaskan agar masyarakat tak menunggu peringatan dini tsunami jika gempa susulan terjadi.
Pasalnya, tsunami bisa terjadi secara cepat dan singkat.
"Jangan menungu peringatan dini tsunami, sebab tsunami bisa terjadi dengan cepat dan singkat," pungkasnya.
Baca juga: Prediksi Inter Milan vs Juventus, Big Match Derby dItalia, Pertarungan Penyerang Haus Gol
Baca juga: Hasil Liga Italia, Lazio Hancurkan AS Roma di Derby della Capitale, Edin Dzeko Tak Berkutik
Baca juga: Update Sriwijaya Air SJ 182, Mesin Besar 200 Kg Berhasil Diangkat dari Laut, CVR Sudah Ketemu?
Diketahui, gempa mengguncang Majene sebanyak dua kali, pada Kamis siang dan Jumat dini hari.
Hingga Jumat pukul 11.00 WIB, tercatat delapan orang meninggal dunia dan 637 luka-luka.
Mengutip Kompas.com, sebanyak 16 ribu warga saat ini sedang mengungsi akibat gempa.
Mereka tersebar di 10 titik pengungsian, di antaranya Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, dan Desa Limbua.
Sepuluh desa itu tersebar di tiga kecamatan, Kecamatan Ulumanda, Malunda, dan Sendana.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul UPDATE Korban Gempa di Sulawesi Barat, 45 Orang Meninggal Dunia, 36 di Mamuju, 9 Korban di Majene, https://www.tribunnews.com/regional/2021/01/16/update-korban-gempa-di-sulawesi-barat-45-orang-meninggal-dunia-36-di-mamuju-9-korban-di-majene
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official