Gempa Majene
BMKG Catat Gempa Besar dan Fenomena Aneh tak Lazim, 4 Fakta Terbaru Gempa Majene, Sulawesi Barat
BMKG catat gempa besar dan fenomena aneh tak lazim, 4 fakta terbaru gempa Majene, Sulawesi Barat.
TRIBUNKALTARA.COM - BMKG catat gempa besar dan fenomena aneh tak lazim, 4 fakta terbaru gempa Majene, Sulawesi Barat.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) mencatat sedikitknya ada 4 fakta terkait dengan gempa bumi Majene, Sulawesi Barat.
Mulai dari adanya keanehan minimnya gempa susulan di gempa bumi Majene, Sulawesi Barat.
Biasanya, dibeberkan BMKG gempa susulan mencapai 100 kali terjadi di hari kedua setelah gempa bumi.
Namun, gempa susulan ini tidak terjadi di gempa bumi Majene, Sulawesi Barat.
Selain itu, ada 3 fakta penting lainnya terjadi pada gempa bumi Majene, Sulawesi Barat.
Baca juga: Kesaksian Orang Dekat Syekh Ali Jaber, Isyaratkan Pergi Setelah Tahu Umi Nadia Hamil 5 Bulan
Baca juga: Mengenal Lianhua Qingwen Obat Mujarab Atasi Covid-19? Dilengkapi Studi Ilmiah, Terkandung 13 Ramuan
Baca juga: Anjing Pelacak Diterjunkan, Korban Gempa di Majene dan Mamuju Bertambah, 81 Orang Meninggal
Baca juga: BIG MATCH Liga Italia Inter Milan vs Juventus, Perang Tajam Cristiano Ronaldo dengan Romelu Lukaku
memang minim terjadi gempa susulan, tetapi hal ini masih sulit untuk diprediksi.
Seperti diketahui pada hari Sabtu (16/1/2021) pukul 06.32 WIB, wilayah Majene dan Mamuju Barat Barat kembali diguncang oleh gempa susulan dengan besarnya m 4.8.
Berdasarkan hasil analisis BMKG, episenter gempa ini terletak di darat pada jarak 29 kilometer tenggara kota Mamuju.
Ketua Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada Kompas.com, Sabtu (16/1/2021) mengatakan bahwa pusat gempa itu relatif sedikit bergeser ke utara dari kluster seismisitas yang sudah dipetakan.
Baca juga: Beredar Pesan Mamuju akan Dilanda Gempa Dahsyat Plus Tsunami? BMKG Minta Warga Jauhi Pantai & Lereng
Baca juga: Aksi Heroik TNI di Gempa Mamuju, Pasang Badan Lindungi Istri & Anak dari Reruntuhan, Ada yang Tewas
Dijelaskannya lagi, Gempa ini adalah gempa ke-32 yang terjadi sejak terjadinya Gempa Pembuka dengan magnitudo 5,9 pada Kamis 14 Januari 2021 siang hari pukul 13.35 WIB.
Namun, gempa bumi ini menjadi gempa ke-23 setelah gempa utama dengan magnitude 6.2 pada hari Jumat, 15 Januari 2021 pagi di 01.28 WIB.
Berikut adalah 4 fakta yang terkait dengan Gempa Majene, Sulawesi Barat:
1. Gempa Besar dan Fenomena Aneh
Daryono berkata, berdasarkan rekaman aktivitas gempa Majene, produktivitas gempa-susulannya sangat rendah.
Padahal di lapangan, stasiun seismik milik BMKG sudah cukup baik sebarannya di daerah tersebut.
Berdasarkan kenyataan tersebut, gempa-gempa kecil pun akan dapat terekam dengan baik.
"Namun hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa gempa Majene ini memang miskin gempa susulan (lack of aftershocks).
Baca juga: NEWS VIDEO Suster Mia Meninggal Setelah Selamatkan Bayi di RS Mitra Mamuju Saat Gempa Susulan
Baca juga: Wakil Walikota Balikpapan Rahmad Masud Kirim Bantuan untuk Korban Gempa di Sulawesi Barat
Fenomena ini agak aneh dan kurang lazim," ujarnya.
2. Gempa kerak dangkal
Gempa yang terjadi di Majene ini termasuk kategori gempa kuat di kerak dangka atau shallow crustal earthquake, dengan magnitudo 6,2 mestinya diikuti banyak aktivitas gempa susulan.
Akan tetapi hasil monitoring BMKG menunjukkan hingga hari kedua pasca terjadinya Gempa Utama magnitudo 6,2 hingga saat ini baru terjadi 23 kali gempa susulan.
3. Kekuatan gempa capai 100 gempa susulan
Daryono mengatakan, jika kita bandingkan dengan kejadian gempa lain sebelumnya dengan kekuatan yang hampir sama.
"Biasanya pada hari kedua sudah terjadi gempa susulan sangat banyak, bahkan sudah dapat mencapai jumlah sekitar 100 gempa susulan," kata dia.
Baca juga: Terjawab Mensos Risma Bongkar Kelompok Penjarah Truk Logistik di Gempa Majene Sulbar, Dianggap Wajar
Baca juga: Jerit Korban Gempa Mamuju, Tetangga Kabur Semua, Jenazah Ibunya Terlantar, Viral Curhat di Facebook
4. Perilaku gempa sulit diprediksi
Daryono juga menaruh banyak pertanyaan terkait gempa yang terjadi di Majene dalam tiga hari ini.
Pertanyaan yang masih mengganggu Daryono adalah apakah fenomena rendahnya produksi aftershocks atau gempa susulan di Majene ini disebabkan karena telah terjadi proses disipasi, di mana medan tegangan di zona gempa sudah habis sehingga kondisi tektonik kemudian menjadi stabil dan kembali normal.
Berikutnya adalah pertanyaan kebalikan dari pertanyaan pertama yaitu,dengan minimnya aktivitas gempa susulan ini menandakan masih tersimpannya medan tegangan yang belum rilis, sehingga masih memungkinkn terjadinya gempa signifikan nanti.
"Fenomena ini membuat kita menaruh curiga, sehingga lebih baik kita patut waspada," ucap dia.
"Inilah prilaku gempa, sulit diprediksi dan menyimpan banyak ketidakpastian.
Sehingga kita baru dapat mengkajinya secara spasial dan temporal, akan tetapi untuk mengetahui besarnya medan tegangan riil dan perubahannya pada kulit bumi masih sulit dilakukan," imbuhnya.
Korban Meninggal Bertambah
Berikut update Gempa Majene Sulawesi Barat ( Sulbar ) Minggu 17 Januari 2021, korban meninggal dunia bertambah, terbanyak di Mamuju.
Update terbaru jumlah korban Gempa Majene Sulawesi Barat, disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ).
Berdasarkan data BNPB yang diperbarui pada pukul 20.00 WIB, Sabtu (16/1/2021), jumlah korban meninggal bertambah menjadi 56 orang.
Rinciannya, 47 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju, dan 9 orang meninggal dunia di Majene.
Sebelumnya korban tewas berjumlah 46 orang, dengan 37 orang tewas di Mamuju dan 9 orang meninggal di Majene.
Baca juga: Update Gempa Majene Sulbar, Total 46 Meninggal, Warga di Mamuju Acungkan Parang Blokir Logistik
Sehingga terdapat penambahan jumlah orang meninggal dunia di Mamuju sebanyak 10 orang.
Data korban luka yang dihimpun oleh BNPB sebesar 637 orang di Kabupaten Majene.
Rinciannya, 12 orang luka berat, 200 orang luka sedang, dan 425 orang luka ringan.
"Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat 189 orang mengalami luka berat dan rawat inap," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/1/2021).
BPBD setempat terus melakukan pemutakhiran data korban terdampak gempa berkekuatan magnitudo 6,2 tersebut.
Baca juga: TERBARU, 45 Orang Meninggal Dunia Akibat Gempa Sulbar, Terbanyak di Mamuju, Ribuan Warga Mengungsi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi.
Untuk itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada terkait potensi tersebut.
Untuk masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan dengan tebing curam, BNPB mengimbau agar waspada longsoran dan reruntuhan batu.
Untuk masyarakat yang tinggal di kawasan pantai atau pesisir diharapkan untuk selalu waspada dan segera menjauhi pantai apabila merasakan adanya gempa susulan.
Masyarakat diminta untuk dapat mengikuti informasi resmi dan tidak mudah percaya dengan segala informasi yang belum jelas sumbernya.
Baca juga: Perintah Jokowi, Mensos Risma Langsung Turun ke Lokasi Gempa Majene Didampingi Jenderal Kopassus
"Masyarakat diimbau untuk tidak percaya berita bohong atau hoaks mengenai prediksi dan ramalan gempa bumi yang akan terjadi dengan kekuatan lebih besar dan akan terjadi tsunami," kata Raditya.
Masyarakat dapat mengikuti perkembangan informasi kegempaan melalui BMKG dan portal InaRisk untuk mengetahui potensi risiko bencana yang ada di sekitar tempat tinggal.
Sempat Terjadi Penjarahan Logistik
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene, Sulawesi Barat turut menjelaskan terkait dugaan penjarahan bantuan logistik yang beberapa videonya viral di media sosial.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Majene Sirajuddin membenarkan bahwa ada beberapa warga yang memberhentikan mobil yang membawa bantuan logistik untuk pengungsi gempa di Sulawesi Barat.
Namun warga yang memberhentikan mobil tersebut juga merupakan pengungsi gempa yang belum mendapatkan bantuan.
Baca juga: Update Gempa Majene Sulbar, 8 Orang Meninggal Dunia, 637 Luka-luka, BMKG Imbau Jauhi Pantai
Para pengungsi tersebut berada di sekitar Kecamatan Ulumanda, Malunda dan perbatasan Majene-Mamuju.
"Betul tapi kita sudah koordinasikan dengan tim setiap bantuan akan dikawal supaya mereka tidak ada yang menjarah sendiri," kata Sirajuddin saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (16/1/2021).
Sirajuddin mengatakan saat ini tiap-tiap bantuan yang dikirim ke lokasi pengungsian sudah dikawal oleh polisi dan aparat keamanan.
Untuk pengungsi gempa di Kabupaten Majene sendiri, kata Sirajuddin memang terpisah-pisah.
Ada yang di halaman sekolah, di tepi jalan trans Sulawesi, hingga di wilayah yang cukup tinggi dari laut.
Bantuan logistik sendiri, kata Sirajuddin memang baru hari ini tiba dalam jumlah yang banyak.
"Saat ini sudah diamankan oleh tim," ujar dia.
Baca juga: Gempa Susulan Guncang Majene Dini Hari, Magnitudo Lebih Besar, Kantor Gubernur Sulbar Ambruk
Sebelumnya diberitakan Terdapat 3 video yang beredar di media sosial mengenai korban bencana gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat.
Video yang viral itu memperlihatkan warga yang diduga pengungsi korban gempa di Sulawesi Barat mencegat mobil pembawa bantuan logistik di Jalan Poros Majene- Mamuju, Sabtu (16/1/2021).
Video yang viral itu memperlihatkan warga yang diduga pengungsi korban gempa di Sulawesi Barat mencegat mobil pembawa bantuan logistik di Jalan Poros Majene- Mamuju, Sabtu (16/1/2021).
Pada video pertama yang berdurasi 30 detik, terlihat seorang warga mengelilingi pengendara mobil yang berseragam oranye.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 4 Fakta Gempa Majene, Miskin Susulan hingga Sulit Diprediksi
Artikel ini telah tayang di Kompas.tv dengan judul Update Gempa Sulbar, Korban Meninggal 56 Orang,
https://www.kompas.tv/article/138673/update-gempa-sulbar-korban-meninggal-56-orang?page=all.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Penjelasan BPBD Majene Terkait Aksi Penjarahan Bantuan Logistik ", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2021/01/16/19491061/ini-penjelasan-bpbd-majene-terkait-aksi-penjarahan-bantuan-logistik.
Penulis : Kontributor Makassar, Himawan
Editor : Aprillia Ika
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official