Longsor di Manado
Kisah Pilu Kifni Kawulur, Anak Buah Idham Azis Tewas Tertimbun Longsor di Manado, Baru Naik Pangkat
Update longsor di Manado, 6 orang meninggal dunia, seorang polisi anak buah Kapolri Jenderal Idham Azis juga dilaporkan tewas tertimbun.
Tiga Pesawat Gagal Mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado
Hujan deras mengguyur Kota Manado menyebabkan 3 pesawat gagal mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado Sabtu (16/01/3/2021)
Stakeholder Relations Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Yanti Purnomo mengatakan, ada tiga pesawat yang tak bisa mendarat karena cuaca buruk.
"Ada tiga penerbangan yang divert dan RTB karena faktor cuaca," ujar Yanti kepada Tribun Manado, Sabtu (16/01/2021) petang.
Tiga penerbangan itu, pertama Lion Air JT 778 rute Makassar - Manado yang seharusnya mendarat pukul 14.05 WITA terpaksa kembali ke Bandara asal.
"Statusnya Return to Base (RTB) terpaksa kembali ke Makassar karena cuaca buruk di Manado," katanya.
Sementara dua penerbangan lainnya dialihkan pendaratannya.
Pertama, Citilink nomor penerbangan QG 9306 dari Jakarta yang se harinya mendarat di Samrat dialihkan ke Balikpapan.
Pesawat tersebut, sesuai jadwal akan mendarat di Bandara Samrat Manado pukul 13.20 Wita namun kondisi cuaca tak memungkinkan dialihkan ke Balikpapan.
Satu penerbangan lagi, pesawat pribadi dari Manila Filipina yang hendak mendarat di Manado dialihkan ke Gorontalo.
Pesawat bernomor penerbangan T7TUN itu seharusnya mendarat pukul 12.45 WITA tapi karena cuaca dialihkan pendaratannya ke Bandara Jalaludin Gorontalo.
Sejauh ini, kata Yanti operasional Bandara Sam Ratulangi sudah normal pasca dialihkannya tiga penerbangan tersebut.
Longsor Malalayang 2 Tewas
Longsor menyebabkan tanggul jebol menimpa kediaman Keluarga Makarawung-Pondaag di Lorong Cempaka, Kelurahan Malalayang I Barat Lingkungan II, Sabtu (16/01/2021) sore.
Tanggul sekitar 20 meter jebol dan menimpa kediaman Joudy Makarawung. Korban notabene adalah Kepala Lingkungan (Pala) II.
Dua orang jadi korban dalam bencana yang meruntuhkan rumah yang dijadikan kos-kosan tersebut.
Korban pertama, Meyni Pondaag (62), istri Joudy, dan San Hasan
San Hasanmerupakan warga setempat yang indekos di rumah korban.
Kepala Basarnas Manado Sinaga mengatakan jika korban yang ditemukan bernama Meyni Pondaag (62) pemilik kos.
"Korban sudah ditemukan dan sudah meninggal dunia," kata Sinaga Sabtu Malam
Ia membeberkan ada tiga korban dalam peristiwa longsor yang terjadi di Kecamatan Malalayang tersebut.
Ketiganya yakni Kevin (40) berhasil dievakuasi dan selamat, dan satunya lagi San Hasan (30) sempat hilang sampai sabtu malam.
Baca juga: Ariel NOAH Terang-terangan Beber Anya Geraldine Bisa Jadi Pacarnya, Satu Kriteria Sudah Terpenuhi
Baca juga: Tak Cuma Muntahkan Awan Panas dan Guguran Lava, Ini yang Diwaspadai Setelah Gunung Semeru Meletus
Baca juga: Liverpool vs Man United, Sir Alex Ferguson Tak Mau Ketinggalan Duel Panas Big Match Liga Inggris
San Hasan ditemukan meninggal pada Minggu pagi.
Lurah Malalayang I Barat, Meilina Mamitoho mengatakan, longsor terjadi sekitar pukul 16.00 Wita saat hujan tengah deras-derasnya.
"Kami dapat berita tadi sore. Setelah ditelusuri, ada dua korban. Satu istri Pala Joudy dan satunya Pak Hassan," katanya.
Minggu (17/01/2021) pagi, Basarnas Manado berhasil menemukan satu korban yang tertimbun longsor di Jalan Sea, Kecamatan Malalayang, bernama San Hasan.
Ferry memastikan jika korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
"Kita sudah dapatkan lokasinya, dan tadi tangan korban sudah kelihatan," kata Humas Basarnas Manado Ferry Ariyanto
Ia mengaku jika korban ditemukan masih dalam rumah yang tertimbun longsor.
Namun posisi korban tergeser dari lokasi yang terakhir yang dilaporkan warga.
"Mungkin karena dorongan tanah, jadi korban sedikit tergeser," ungkapnya.
Hingga saat ini, Basarnas Manado masih terus berupaya agar korban bisa diangkat dari tumbunan tanah.
"Kendalanya karena banyak reruntuhan bangunan yang tertimbun. Tapi secepatnya kita upayakan agar korban bisa diangkat," tegasnya.
Pencarian kali ini cukup dibantu banyak warga masyarakat, serta anggota TNI dan Polri.
Satu alat berat juga diturunkan dalam proses pencarian.
Sungai Sario Meluap
Hujan yang mendera Kota Manado sejak pagi, Sabtu (16/01/2021) membuat sejumlah wilayah di Manado terendam banjir.
Luapan drainase dan sungai menggenangi permukiman warga. Begitu juga dengan jalan-jalan utama yang tergenang.
Seperti sebagian di Jalan A. Yani Manado yang tergenang akibat luapan anak Sungai Sario.
Air naik setinggi lutut orang dewasa atau sekitar 50 cm menggenangi jalan yang menghubungkan Jalan Sam Ratulangi dan Jalan Bethesda dan Mongisidi tersebut.
Genangan lumayan panjang, dari depan KONI-Ajenrem hingga simpang empat Taspen-Granada.
Hal ini membuat kendaraan macet. Mobil dan motor masih bisa lewat namun perlu berhati-hati.
Antrean kendaraan mengular hingga Jalan Samrat. Karena satu arah, kendaraan menumpuk di dua lajur depan KONI Sario.
Pantauan Tribun Manado, petugas dari Polresta Manado sibuk mengatur kendaraan yang hendak lewat. Mereka dibantu warga setempat.
Beberapa kendaraan terpaksa didorong karena mati mesin ketika melewati genangan. Pengendara motor banyak yang terpaksa mendorong tunggangannya.
Sementara itu, juga menutup akses jalan di Kelurahan Batukota, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Sabtu (16/1/2021).
Dari informasi yang diterima Tribun Manado, hingga sore tadi tak ada kendaraan yang bisa melewati akses jalan menuju Kelurahan Batukota.
Tak hanya itu, hujan melanda Kota Manado menyebabkan banyak kendaaran macet.
Citra (25) warga menado mengatakan air sudah menggenang sejak sore.
Ia pun sudah menunggu selama hampir empat jam di salah satu minimarket waralaba bersama beberapa warga lainnya.
Selain banjir, Citra mengaku tak bisa pulang karena motornya mogok.
"Motor mogok kemasukan air, jadi tidak bisa pulang," katanya.
Selain Citra, ada sekitar 20-30 mobil yang juga mogok karena banjir.
"Kalau motor ada sekitar 10-15 orang yang mogok. Tapi setelah coba dinyalakan bisa dan sudah ada beberapa yang pergi," tambah Citra.
Kini, air sudah mencapai lutut orang dewasa dan berpotensi semakin tinggi jika hujan terus berlanjut.
Warga Kalasey Lepas Ternak dari Kandang
Warga Kalasey, Kabupaten Minahasa yange berbatasan Kota Manado, harus bekerja keras mengejar ternak babi milik mereka hingga ke jalan raya.
Pasalnya, akibat hujan deras yang melanda Kota Manado membuat banjir di beberapa titik tak terkecuali di Kalasey.
Tak mau hewan ternaknya mati sia-sia dalam kandang, warga pun memilih melepaskannya.
Christo Londok salah satu warga mengaku jika melepas ternak memang sudah lama dilakukan, apalagi saat banjir.
"Warga disini memilih untuk melepas ternaknya karena takut akan mati saat banjir," aku dia.
Ia menambahkan jika air sudah mulai surut, maka warga akan menangkap kembali ternak-ternak mereka.
"Memang harus dikejar, karena banyak ternak yang sampai ke jalan raya," aku dia.
Meski begitu, ia berharap cuaca semakin membaik.
"Semoga hujan segera berhenti, agar tak ada lagi banjir," tegasnya
Hoaks DAS Tondano Level Bahaya
Beredar perkembangan ketinggian air di Tonsea Lama, Sabtu (16/1/2021) hingga pukul 21.55 Wita setinggi 290 Cm sedangakan ketinggian air normal antara 250-300 cm.
Dengan begitu curah hujan yang terjadi pada hari ini, tidak mempengaruhi ketinggian di Pintu air Tonsealama, karena di alirkan melewati Inteke Pembangkit Listrik PLTA Tonsealama beban listrik sbb:
a. Unit I = 0
b. Unit II = 3.5 MW
c. Unit III = 3.5 MW
d. Total beban = 7 MW
e. Total debit air 8.823 M3/d.
Demikian laporan dari petugas di Tonsea Lama, Minahasa.
Sudah banyak beredar di Facebook dibagikan banyak orang, kabar yang menuliskan bahwa masyarakat Manado harus hati-hati dan waspada bendungan Tondano mulai terbuka tim SAR sudah waspada.
Hal tersebut dibantah Staf Humas Basarnas Manado Feri Arianto.
"Menurutnya, yang beredar di Facebook bahwa tim SAR sudah di bendungan Tondano itu HOAX karena belum ada informasi yang masuk bagi tim mereka."
"Kalau masalah yang di bendungan Tondano yang di Pall Dua itu dipastikan HOAX atau belum benar apalagi dalam suasana sekarang ini," ungkapnya.
Baca juga: Komodo Serang Bocah hingga Tangannya Putus, Ibu Kaget Lihat Anaknya Tiba-tiba Bercucuran Darah
Baca juga: Update Gempa Majene Sulbar Minggu 17 Januari 2021, Korban Meninggal Bertambah, Terbanyak di Mamuju
Baca juga: Inter Milan vs Juventus di Liga Italia, Sinyal Bahaya Cristiano Ronaldo ke Pasukan Antonio Conte
Basarnas Manado Siaga 24 Jam
Kepala Kantor Basarnas Manado Sinaga, sudah memerintahkan anggotanya untuk mempersiapkan peralatan untuk mengantisipasi apabila terjadi banjir, pohon tumbang atau tanah longsor.
Basarnas Manado menerima laporan telah terjadi beberapa titik lokasi banjir, pohon tumbang dan tanah longsor sehingga perlu penanganan cepat.
Basarnas Manado lalu berkoordinasi dengan instansi terkait, sehingga setiap kejadian bencana atau musibah cepat tertangani.
Beberapa lokasi yang sudah ditangani Basarnas Manado dan Tim SAR Gabungan yakni mengevakuasi 3 korban longsor di Perkamil.
Selain itu, Basarnas juga mengevakuasi masyarakat Ranotana yang terjebak banjir.
Dan saat ini tim SAR Gabungan sedang melakukan evakuasi korban tanah longsor yang masih hilang di Kecamatan Malalayang.
Kepala Kantor Basarnas Manado Sinaga meminta anggotanya untuk siap bila diminta melakukan evakuasi baik banjir, longsor, hingga pohon tumbang.
Saya memimpin langsung untuk memastikan setiap titik tempat kejadian bisa tertangani dengan cepat," kata dia, sesuai rilis yang diterima Tribun Manadoo.
"Kami pusatkan seluruh unsur tim SAR gabungan di Malalayang Satu saat ini," aku dia.
Sinaga menegaskan siap menerima laporan apalagi kehilangan keluarga yang tertimbun longsor.
"Bila ada informasi, silahkan laporkan melalui Call Center 115 atau dinomor 082187123778 Humas Basarnas Manado," tegasnya.
(*)