Polemik Partai Demokrat
Kudeta AHY Berkait dengan Pemilu 2004? SBY Keokkan Megawati, M Qodari Beber Hubungan PDIP & Demokrat
Kudeta AHY berkait dengan Pemilu 2004 lalu? Kala itu, SBY Keokkan Megawati, M Qodari beber hubungan PDIP & Demokrat yang kerap memanas.
TRIBUNKALTARA.COM - Kudeta AHY berkait dengan Pemilu 2004 lalu? Kala itu, SBY Keokkan Megawati, M Qodari beber hubungan PDIP & Demokrat yang kerap memanas.
Menarik persoalan dari masa lalu, penyebab upaya kudeta Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dari kursi Ketum Partai Demokrat masih masuk akal.
Pendiri Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) yang merupakan mantan menteri Ketua Umum PDIP, Megawati menjadi presiden mengungguli Megawati, di Pilpres 2004.
Kekalahan itu, dikait-kaitkan menjadi faktor adanya upaya kudeta Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dari kursi Ketum Partai Demokrat.
Dan upaya kudeta Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dari kursi Ketum Partai Demokrat ini membuat ketegangan politik Tanah Air memanas.
Apalagi, mantan Panglima TNI Moeldoko dituding sebagai otak upaya kudeta Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dari kursi Ketum Partai Demokrat.
Baca juga: Perbaikan Jembatan Jelarai Diundur, Kasatker PJN Kaltara Sebut Usahakan Rampung Sebelum Lebaran
Baca juga: Sampaikan Laporan SPT Tahunan, Wabup Malinau Topan Amrullah Jelaskan Sumbangsih Pajak Bagi Daerah
Baca juga: Dirayakan Setiap 14 Februari, Berikut Sejarah Hari Valentine, hingga Kumpulan Ucapan Romantis
Baca juga: Mantap Berhijrah Seusai Bebas dari Penjara, Roro Fitria Pilih Jalani Taaruf
Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dikabarkan digoyang sejumlah eks kader Partai Demokrat plus bantuan eks Panglima TNI Moeldoko.
Belakangan, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko pun angkat bicara mengenai isu yang dikaitkan dengan dirinya ini.
Direktur Indobarometer M Qodari menyebut isu kudeta Partai Demokrat akan memanaskan hubungan dengan PDIP.
M Qodari juga menyebut oposisi sejati bagi Presiden Joko Widodo ( Jokowi) adalah Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY).
Juga disinggung bagaimana perseturuan antara Bos PDIP Megawati dengan pendiri Partai Demokrat, SBY.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qadari buka suara soal isu kudeta Partai Demokrat.
Setelah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan gerakan kudeta, M Qadari menduga hubungan Demokrat dan PDIP akan kembali memanas.
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Kompas TV, Senin (1/2/2021).
"Ini akan menimbulkan ketegangan baru antara biru dengan merah," ujar M Qadari.
Menurutnya, ketegangan politik ini tak seharusnya diungkap di masa pandemi Covid-19.
Karena itu, ia pun kembali mengungkit persaingan di Pilpres 2004 lalu.
Kala itu, Megawati Soekarnoputri bersaing dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Tentunya ini bukan sesuatu yang baik dalam situasi Covid seperti ini di mana butuh persatuan dan kesatuan," kata M Qadari.
"Kita tahu bahwa selama ini dinamika hubungan biru dengan merah tidak begitu lancar."
"Sebagai implikasi dari Pilpres 2004 yang lalu antara Ibu Mega dengan Pak SBY," sambungnya.
Sejak saat itulah, menurutnya, hubungan Demokrat dan PDIP kerap memanas.
Bahkan, ia menyebut bahwa SBY menjadi opsisi sejati bagi Presiden Joko Widodo ( Jokowi).
"Memang menariknya kalau kita amati perkembangan media, sebenarnya 2014-2019 yang menjadi oposisi itu menurut saya Prabowo Subianto," ucap M Qadari.
Baca juga: Perbaikan Jembatan Jelarai, Simulasi Pengalihan Jalur Digelar Besok, Begini Persiapan Polda Kaltara
"Kalau saya melihat dari wacana yang berkembang itu oposisi yang konsisten atau sejati buat Jokowi itu Pak SBY."
"Kan sering tukar-tukaran pernyataan soal Hambalang, soal macam-macam progaramlah," sambungnya.
Karena itu, M Qadari berharap AHY membeberkan identitas orang yang diduga merencanakan gerakan makar Demokrat.
Namun, M Qadari menduga tujuan AHY menyurati Jokowi agar sang presiden mencari informasi perihal pelaku yang diduga melakukan makar.
"Menurut saya, ini di luar faktual atau tidak, memang ada tembok psikologi yang tinggi antara pemerinatah sekarang dengan Pak SBY atau Demokrat."
"Memang penting untuk mengatakan siapa yang berperan agar tidak dianggapsebagai isu atau gosip ya."
"Kalau dari kaca mata Demokrat, saya lihat, ini manuver, motong agar gerakan ini tidak berlanjut."
"Dengan asumsi bahwa Pak Jokowi akan tanya kanan kiri siapa sesungguhnya orang dekat dia yang terlibat dalam gerakan mendongkel Demokrat," tandasnya.
Baca juga: Partai SBY Lebih Mudah Dikudeta Dibanding PKS, Refly Harun Singgung RUU Pemilu di Gejolak Demokrat
Moeldoko Dituding Terlibat
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko, menjawab tudingan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Sebelumnya, AHY menyebut pejabat di sekitar Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah bekerja sama dengan sejumlah oknum untuk mengambilalih Partai Demokrat.
Terkait hal itu, Moeldoko menyampaikan bantahannya.
Pasalnya, nama Moeldoko disebut-sebut sebagai pejabat Jokowi yang berperan di balik gerakan pengambilalihan Partai Demokrat.
Melalui konferensi pers virtual, Senin (1/2/2021), Moeldoko menyebut Jokowi bahkan tak tahu apa pun soal isu gerakan ini.
Baca juga: Tahun Baru Imlek 2021 Jatuh pada Tanggal? Makna Tahun Kerbau Logam dan Hoki Gede Shio Lainnya
Karena itu, ia meminta semua pihak untuk tak menyangkutpautkan isu ini dengan Jokowi.
"Beliau (Jokowi) dalam hal ini tidak tahu sama sekali, enggak tahu apa-apa dalam hal isu ini. Jadi itu urusan saya, Moeldoko ini bukan selaku KSP," ujar Moeldoko, dikutip dari Kompas.com, Senin (1/2/2021)
Tak hanya itu, Moeldoko juga meminta Partai Demokrat berhenti menuding istana.
Ia juga memperingatkan Partai Demokrat agar tak mengusik Jokowi.
"Jangan sedikit-sedikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan, sekali lagi jangan sedikit-sedikit Istana dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini," terang Moeldoko.
Mantan Panglima TNI itu lantas menceritakan awal mula tuduhan itu dilayangkan kepadanya.
Moeldoko mengaku ada sejumlah orang datang padanya secara bergantian.
Ia berupaya menyambut tamu itu tanpa mengetahui maksud kedatangan mereka.
"Berbondong-bondong ya kita terima. Konteksnya apa saya juga enggak mengerti," ungkap Moeldoko.
"Dari obrolan-obrolan itu biasanya saya awali dari pertanian karena memang saya suka pertanian."
"Berikutnya pada curhat tentang situasi yang dihadapi. Ya saya dengarkan saja."
Ia mengaku turut prihatin mendengar curhatan para tamu tersebut.
Setelah pertemuan itulah, muncul sejumlah isu soal Partai Demokrat.
Menurutnya, sejak saat itulah namanya terus digunjingkan.
"Saya sih sebetulnya prihatin ya dengan situasi itu. Sebab saya juga bagian yang mencintai Demokrat," jelas Moeldoko.
"Ya Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan itu ya silakan saja. Saya tidak keberatan."
Baca juga: Giliran Natalius Pigai Dilaporkan ke Bareskrim, Dugaan Kasus Rasisme ke 2 Suku Sekaligus, Diperiksa?
Moeldoko menyebut tak memermasalahkan bergulirnya isu ini.
Namun, ia cukup menyayangkan pernyataan AHY.
"Kalau anak buahnya nggak boleh pergi ke mana-mana ya diborgol aja kali ya," tukasnya.
Artikel ini telah tayang dengan judul Soal Isu Kudeta Demokrat, M Qadari Ungkit Persaingan dengan PDIP: Oposisi Sejati Buat Jokowi Itu SBY, https://wow.tribunnews.com/2021/02/02/soal-isu-kudeta-demokrat-m-qadari-ungkit-persaingan-dengan-pdip-oposisi-sejati-buat-jokowi-itu-sby?page=all.
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official