Berita Nasional Terkini
Ketua KNPI Haris Pertama Mengaku Diteror Usai Laporkan Abu Janda, Dapat Pengawalan Saat Keluar Rumah
Ketua KNPI Haris Pertama mengaku diteror usai laporkan Abu Janda, dapat pengawalan saat keluar rumah.
TRIBUNKALTARA.COM - Ketua KNPI Haris Pertama mengaku diteror usai laporkan Abu Janda, dapat pengawalan saat keluar rumah.
Menduga bahwa mendapat teror dirasakan oleh Ketua KNPI Haris Pertama.
Hal tersebut dirasakan Ketua KNPI Haris Pertama setelah dirinya melaporkan Abu Janda atau Permadi Arya ke polisi.
Tiba-tiba saja, rumah Ketua KNPI Haris Pertama dengan pagar terkunci kedatangan orang untuk menanyakan alamat.
Padahal, berdekatan dengan rumah Ketua KNPI Haris Pertama ada sebuah warung.
Kemudian, akun media sosial Twitter milik Ketua KNPI Haris Pertama yang tidak dapat diakses, membuat kecurigaan teror semakin kuat.
Adanya kondisi seperti ini, Ketua KNPI Haris Pertama dan keluarga selalu mendapatkan pengawalan dari organisasi dan mahasiswa.
• Di YouTube, Dayana Ungkap Jujur Kangen Fiki Naki, Gadis Kazakhstan Ingin Segera ke Indonesia
• Isu Kudeta di Partai Demokrat Seret Nama Marzuki Alie, Tegas Sebut AHY Cengeng & Tidak Miliki Etika
• Disebut Mirip Biarawati, Ririn Ekawati Beberkan Konsep Gaun Pengantinnya
Tiba-tiba ada orang bertanya alamat ke rumah Kehidupan , berubah semenjak melaporkan Abu Janda.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) harus selalu didampingi saat keluar rumah.
Hal tersebut dikarenakan dirinya mengaku mendapat teror dari orang tak dikenal.
Pengamanan itu lanjut Haris Pertama tak hanya dilakukan kepda dirinya tapi juga keluarga di rumah.
Sebagaimana diketahui Haris Pertama melaporkan Permadi Arya atau Abu Janda ke polisi.
Abu Janda dilaporkan karena dugaan ujaran kebencian berbau SARA dalam tweetnya.
Pasca melapor itulah Haris Pertama mengaku beberapa kali mendapat teror.
Karena itu Haris menyebut pengamanan dilakukan baik saat dirinya bepergian hingga keluar yang ada di rumah.
"Karena memenang pengamanan di rumah saya diperketat. Banyak yang datang teman-teman organisasi dan mahasiswa," ujar Haris saat dikonfirmasi.
Selain itu, Haris juga ditemani oleh beberapa orang setiap kali keluar rumah untuk menghindari sesuatu yang tak diinginkan.
"Saya biasa hobi tanpa pengawalan, tapi saat ini saya dengan teman-teman KNPI dan adik-adik mahasiswa bersama-sama. kalau biasa sendiri kini bersama-sama," ucapnya.
Haris menjelaskan, aksi teror dialaminya terjadi pada hari Minggu (31/1/2021) atau satu hari setelah melaporkan Permadi Arya atau Abu Janda.
Ia mendapatkan aksi teror seperti adanya orang tidak dikenal menyambangi rumahnya dengan diduga berpura-pura menanyakan alamat.
"Padahal di dekat rumah ada warung, kenapa ke rumah saya yang gerbangnya tertutup. Kemudian (teror) saya lagi makan, dan Twitter saya diambil alih dan tidak bisa digunakan," katanya.
Meski telah mendapatkan teror, Haris mengaku tak akan membuat laporan ke Polisi dengan alasan untuk fokus pasa satu kasus.
Haris meyakini kalau aksi teror tersebut telah diketahui oleh kepolisian.
"Jika melakukan pelaporan yang heboh nanti malah melemahkan perjuangan teman-teman. Mereka mau teror apapun, saya yakin bahwa saya terus berjuang," ucapnya.
• Animal Defenders Indonesia Bongkar Fakta Baru Rumah Penjagal Kucing di Medan, Punya Usaha Katering
• Jembatan Jelarai Ditutup, Camat Tanjung Selor Sebut Akan Fasilitasi Keinginan Warga Buat Tambangan
Laporkan Abu Janda
Sebelumnya, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) melaporkan Permadi Arya alias Abu Janda ke Bareskrim Polri, Kamis (28/1/2021).
Permadi dilaporkan dengan dugaan ujaran rasialisme lewat akun Twitter-nya terhadap mantan komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
“Telah diterima laporan kami secara kooperatif dari pihak polisi bahwa kami telah melaporkan akun Twitter @permadiaktivis1 yang diduga dimiliki saudara Permadi alias Abu Janda,” kata Ketua bidang Hukum KNPI Medya Riszha Lubis di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Kamis, dikutip dari Tribunnews.com.
“Yang kami laporkan adalah dugaan adanya ujaran kebencian dengan memakai SARA dalam tweet-nya tanggal 2 Januari tahun 2021 yang menyebut, kau @nataliuspigai2 apa kapasitas kau, sudah selesai evolusi kau," sambungnya.
Menurut Medya, kata “evolusi” dalam cuitan tersebut yang membuat mereka melaporkan akun itu.
KNPI menilai, dengan kata itu, akun tersebut diduga telah menyebarkan ujaran kebencian.
“Dengan adanya kata-kata evolusi tersebut sudah jelas maksud dan tujuannya bukan sengaja nge-tweet tapi tujuannya menghina bentuk fisik dari adik-adik kita ini yang satu wilayah dengan Natalius Pigai," ujarnya.
Adapun laporan itu terdaftar dengan nomor LP/B/0052/I/2021/Bareskrim tertanggal Kamis 28 Januari 2021.
Beberapa hari setelahnya, Abu Janda kembali dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh KNPI atas dugaan ujaran SARA terhadap agama.
Di akun Twitter @permadiaktivis1, Abu Janda menyebut "Islam arogan".
Baca juga: BLT BPJS 2021 Kapan Cair? Terkuak Nasib BLT Pekerja 2021 dan Penggantinya, Begini Respons Buruh
Baca juga: NEWS VIDEO Diam-diam AC Milan Ingin Depak Stefano Pioli, Penggantinya Bukan Pelatih Biasa
Pernyataan itu terlontar saat Abu Janda berdebat dengan Tengku Zul di Twitter. Tengku Zul, lewat akun Twitter @ustadtengkuzul membicarakan soal kaum minoritas yang arogan terhadap kaum mayoritas di Afrika Selatan. Tengku Zul pun menyebut jika kini ulama dan Islam dihina di NKRI.
Abu Janda kemudian membalasnya. Ia mengatakan, Islam yang dibawa dari Arab sebagai agama arogan karena mengharamkan budaya asli dan kearifan lokal yang ada di Indonesia.
"Yang arogan di Indonesia itu adalah Islam sebagai agama pendatang dari Arab kepada budaya asli kearifan lokal. Haram-haramkan sedekah ritual laut sampai kebaya diharamkan dengan alasan aurat," kata Abu Janda.
Medya mengatakan kicauan itu turut dilaporkan ke Bareskrim karena dianggap memuat konten penistaan agama.
“Kami melaporkan dugaan SARA terhadap agama yang mengatakan 'Islam Arogan' juga yang memuat konten penistaan agama," kata Medya.
Terjerat Kasus SARA, Abu Janda Dapat Peringatan Keras Gus Miftah
Permadi Arya alias Abu Janda terjerat kasus hukum.
Pegiat media sosial itu dilaporkan polisi karena dugaan ujaran kebencian berbau SARA.
Sejumlah pihak lantas bereaksi terhadap unggahan Abu Janda di akun twitter miliknya.
Setelah dilaporkan ke polisi karena isi dari twit tersebut.
Kini Abu Janda mendapat teguran dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU).
Abu Janda ditegur oleh Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah
Dalam tayangan iNews, Senin (1/2/2021) Gus Miftah memberikan penjelasan.
Diketahui pegiat media sosial Permadi Arya dilaporkan karena dugaan ujaran kebencian berbasis suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Diketahui ia juga sempat mengaku sebagai perwakilan kader NU.
Menanggapi hal itu, mulanya Gus Miftah menjabarkan umat yang mengikuti aliran NU jumlahnya hampir setengah dari total umat Muslim di Indonesia.
Ia menilai tidak ada salahnya jika Permadi Arya mengaku-aku sebagai bagian dari NU.
"Pertama, jumlah Nahdliyin di Indonesia menurut survei LSI 49,5 persen dari seluruh populasi Muslim di Indonesia," kata Gus Miftah.
"Artinya, siapapun boleh ngaku NU, termasuk Saudara Permadi Arya," komentarnya.
Meskipun begitu, Gus Miftah sempat memberi wanti-wanti saat bertemu dengan Permadi Arya.
Ia meminta agar segala pernyataan di muka publik diklarifikasi sebagai sikap pribadi, bukan mewakili NU atau masyarakat Muslim lainnya.
Baca juga: Soal Abu Janda Sebut Islam Arogan sampai Ngaku-ngaku Kader NU, Yenny Wahid: Saya Enggak Kenal Dia
"Semalam saya ketemu beliaunya juga saya sampaikan," singgung Gus Miftah.
"Cuma persoalannya kemudian, saya sampaikan kepada beliau, 'Kalau membuat statement dan lain sebagainya, jangan sampai ada anggapan bahwa Mas Arya ini mewakili Nahdlatul Ulama'," tegasnya.
Gus Miftah menuturkan Permadi Arya sudah mengiyakan hal itu.
Ia kembali menegaskan Permadi Arya mungkin saja dapat mengaku sebagai pengikut NU.
"Saya sampaikan itu dan beliau paham, 'Iya, Gus'," paparnya.
"Artinya kalau dikatakan Mas Arya ini orang NU, dari 49,5 persen barangkali termasuk Mas Arya," terang pendakwah ini.
Gus Miftah menegaskan, segala pernyataan di media sosial pribadi tidak dapat dikaitkan dengan NU.
"Tapi sekali lagi, segala komentar atau twit dan lain sebagainya yang dia post di medsosnya, ternyata persoalan pribadi, bukan persoalan Nahdlatul Ulama," tandasnya.
Baca juga: Betrand Peto Unfollow Akun Instagram Sarwendah, Thalia dan Thania, Ada Apa? Ruben Onsu Angkat Bicara
Baca juga: Rachel Vennya Gugat Cerai Niko Al Hakim, Alasan Cerai, Pernikahan Mewah hingga Jet Pribadi
Lihat videonya mulai menit 4.00:
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Nasib Buruk Timpa Pria yang Berani Lapor Abu Janda atau Permadi Arya ke Polisi, Butuh Pengamanan, https://makassar.tribunnews.com/2021/02/02/nasib-buruk-timpa-pria-yang-berani-lapor-abu-janda-atau-permadi-arya-ke-polisi-butuh-pengamanan?page=all.
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Temui Abu Janda, Gus Miftah Beri Peringatan: Jangan sampai Ada Anggapan Mas Arya Mewakili NU, https://wow.tribunnews.com/2021/02/02/temui-abu-janda-gus-miftah-beri-peringatan-jangan-sampai-ada-anggapan-mas-arya-mewakili-nu?page=all.
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official