Polemik Partai Demokrat

TERUNGKAP! Fakta Baru Pertemuan Luhut dengan Kader Demokrat, Moeldoko Janjikan Uang Rp 100 Juta

Terungkap! Fakta baru pertemuan Luhut Binsar Pandjaitan dengan kader Partai Demokrat, Moeldoko janjikan uang Rp 100 juta.

KOLASE TRIBUNKALTARA.COM
Satu lagi pengurus Partai Demokrat buka-bukaan mengungkap beda pertemuan Luhut Pandjaitan dan Moeldoko dengan kader Partai Demokrat. (KOLASE TRIBUNKALTARA.COM) 

TRIBUNKALTARA.COM - Terungkap! Fakta baru pertemuan Luhut Binsar Pandjaitan dengan kader Partai Demokrat, Moeldoko janjikan uang Rp 100 juta.

Isu upaya kudeta Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat terus bergulir bagaikan bola liar.

Kepala Staf Presiden ( KSP ) Moeldoko masih menjadi terduga utama dalam rencana kudeta Agus Harimurti Yudhoyono dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat.

Namun, selain mantan Panglima TNI Moeldoko ini, disebut pula Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan juga disebut Moeldoko pernah bertemu dengan kader Partai Demokrat.

Namun, Herzaky Mahendra Putra menyatakan ada perbedaan antara pertemuan yang dilakukan oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dengan yang dilakukan Moeldoko.

Anak Buah AHY Angkat Bicara Soal Isu Kudeta Demokrat, Minta Moledoko tak Bawa Nama Luhut Pandjaitan

Pengamat Bongkar Nasib AHY Bila Kudeta Demokrat Berhasil, Refly Harun Sebut Langkah Anak SBY Tepat

Satu lagi pengurus Partai Demokrat buka-bukaan mengungkap beda pertemuan Luhut Pandjaitan dan Moeldoko dengan kader Partai Demokrat.

Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra buka suara menanggapi masalah kudeta yang menyeret nama Kepala Kantor Staf Presiden, Jenderal (Purn) Moeldoko.

Terlebih lagi pernyataan Moeldoko membawa-bawa nama Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan dalam masalah kudeta di Partai Demokrat.

Herzaky mengingatkan, Moeldoko sebaiknya tidak membawa-bawa nama Luhut Pandjaitan dalam pertemuan Moeldoko dengan kader-kader Partai Demokrat.

Sebab menurutnya, ada perbedaan besar antara pertemuan Moeldoko dengan pertemuan Luhut Pandjaitan bersama kader Partai Demokrat.

Herzaky berkata, pertemuan kader Partai Demokrat dan Luhut Pandjaitan didasarkan pada keinginan mereka sendiri dan kedua belah pihak memang tahu.

Sementara itu, kader Partai Demokrat yang bertemu dengan Moeldoko tidak mengenal Moeldoko sebelumnya.

Bahkan, Moeldoko telah memfasilitasi para kader Partai Demokrat ke Jakarta karena mereka dijanjikan untuk mendapatkan bantuan pasca bencana.

Moeldoko Unggah Aku Nambah Kopi, Ada yang Semakin Grogi Komentar Warganet Tajam, Sindir AHY?

Isu Kudeta AHY dari Kursi Ketum Demokrat Naikan Elektabilitas, PDIP Merosot Gegara Korupsi Bansos

Herzaky juga berkata, pada pertemuan itu, Moeldoko berjanji soal uang sebesar Rp 100 juta.

Diduga, uang itu digunakan untuk memuluskan langkah Moeldoko untuk menjadi ketua umum Partai Demokrat.

"Dalam pertemuan dengan Moeldoko, ada janji money politic (politik uang) 100 juta rupiah," ungkap Herzaky dalam keterangan tertulis, Senin (8/2/2021), seperti dilansir dari Kompas.com.

"Ketika pemilik suara dari Partai Demokrat menyetujui KLB dan menggantikan Ketua Umum dengan Moeldoko," kata Herzaky, dikutip dari Kompas.com.

Sementara, dalam pertemuan dengan kadernya, Luhut Pandjaitan tidak menjanjikan politik uang seperti Moeldoko.

Lebih lanjut, Herzaky mengatakan, dalam pertemuan kader senior Partai Demokrat dengan Luhut Pandjaitan, tidak ada ajakan kepada para pemilik suara.

Serta tidak didahului usaha menelepon dan meminta bertemu dengan para ketua DPC dan DPD.

Namun, para kader yang diundang Moeldoko mengaku tak tahu bakal bertemu dengannya saat diundang ke Jakarta.

"Sedangkan pertemuan kader Partai Demokrat dengan Moeldoko, didahului oleh usaha terstruktur dan sistematis."

"Mengontak para pemilik suara sah (ketua-ketua DPD dan ketua-ketua DPC) dari berbagai pelosok Indonesia, untuk bertemu di Jakarta," ujar Herzaky.

Ia juga menyebut Moeldoko mencatut nama-nama menteri, pejabat pemerintah, bahkan nama presiden yang disebut sudah mendukung rencana kongres luar biasa (KLB) dan pencapresan Moeldoko di 2024.

Sementara, dalam pertemuan dengan Luhut Pandjaitan, tidak ada pencatutan nama presiden dan pejabat negara lainnya.

Untuk itu, Herzaky menilai pertemuan dengan Moeldoko menunjukkan adanya gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat.

Sedangkan pertemuan dengan Luhut Pandjaitan dinilai masih bisa dikategorikan dengan "ngopi-ngopi" biasa.

Ketua Umum Partai Demokrat AHY Kenang Sosok Almarhum Prof Firmanzah, Staf Khusus Presiden Era SBY 

Seperti diketahui, Moeldoko mengungkapkan Luhut pernah didatangi oleh sekelompok orang yang sama yang bertemu dengannya.

Namun, Moeldoko tidak mengungkapkan siapa saja orang-orang tersebut.

Dia hanya menyebut, orang-orang tersebut menceritakan tentang persoalan Partai Demokrat.

"Pak LBP (Luhut) juga pernah cerita kepada saya, Saya juga pernah didatangi oleh mereka-mereka. Ya saya juga sama," ujar Moeldoko menirukan ucapan Luhut Pandjaitan saat memberikan keterangan pers pada Rabu (3/2/2021) lalu.

Ia juga membantah telah mengundang para kader Partai Demokrat dengan menjanjikan uang.

Ia menilai anggapan tersebut benar-benar berlebihan.

"Saya ngundang pake duit? Wong saya mau ikut sedikit menyejahterakan anggota yang di Kantor Staf Presiden saja enggak bisa."

"Ini ngidupin orang luar, yang enggak-enggak saja. Jangan berlebihan lah," lanjut Moeldoko.

Moeldoko Disarankan Datang Baik-baik ke SBY

Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Andi Mallarangeng menentang keras upaya Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Moeldoko yang ingin mendongkel kepemimpinan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Andi menegaskan, Moeldoko tidak akan bisa menjadi Ketua Umum di Partai Demokrat karena bukan anggota.

"Dia (Moeldoko) ingin menjadi ketua umum, tapi nggak bisa karena bukan kader."

"Ketua umum itu harus punya kartu anggota," kata Andi, dikutip dari kanal Youtube Radio Smart FM, Sabtu (6/2/2021).

Menurut informasi yang diperoleh Andi, Moeldoko ingin menunggangi Demokrat untuk melancarkan aksinya menjadi bakal calon presiden di Pilpres 2024 mendatang.

Namun, Andi menyebut upaya yang dilakukan oleh mantan Panglima TNI itu salah besar.

Seharusnya, lanjut Andi, Moeldoko bisa datang secara baik-baik kepada Susilo Bambang Yudhoyono tanpa perlu upaya kudeta.

"Kalau memang mau (didukung jadi Capres di Pilpres 2024) datang baik-baik ke Pak SBY."

"(Bilang) mau didukung untuk (Pilpres) 2024 kan begitu."

"Bahkan boleh datang ke partai mana saja minta didukung. Kalau melakukan begini (kudeta) kan pasti kita lawan," ungkap Andi.

Kendati tidak mungkin menjadi Ketua Umum, Andi menyebut kudeta yang dilakukan oleh Moeldoko tidak dibenarkan.

Sebab, kudeta itu merupakan bentuk peninggalan politik masa lalu yang seharusnya dikubur dalam-dalam.

"Persoalannya ini ada elemen kekuasaan, dia pikir dengan kekuasaan dan uang dia mau merecoki partai orang lain."

"Lalu terjadi pergolakan dan dia mau masuk ke situ, ini kan mekanisme orde baru dulu."

"Apakah kita mau kembali ke era seperti itu?" ungkap Andi. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Demokrat: Moeldoko Janjikan Para Kader Uang Senilai Rp 100 Juta untuk Muluskan Jalan Jadi Ketua Umum

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved