Berita Nasional Terkini

Apa Itu Hipospadia? Jenderal TNI Pasang Badan Jelaskan Kondisi Aprilia Manganang, Bukan Transgender

Apa Itu hipospadia ? Jenderal TNI Andika Perkasa pasang badan jelaskan kondisi Serda Aprilia Manganang, eks atlet voli nasional itu bukan Transgender.

Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews dan KOMPAS.COM
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dan Aprilia Manganang. (Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews dan KOMPAS.COM) 

TRIBUNKALTARA.COM - Apa Itu hipospadia ? Jenderal TNI Andika Perkasa sampai pasang badan jelaskan kondisi Serda Aprilia Manganang, eks atlet voli nasional itu bukan Transgender.

Kata hipospadia ramai dibahas setelah status mantan atlet voli nasional, Aprilia Manganang diidentifikasi sebagai laki-laki.

Padahal sebelumnya Aprilia Manganang dikenal sebagai seorang perempuan dan tergabung dalam atlet voli nasional tim putri.

Tak cuma itu, setelah Aprilia Manganang juga merupakan anggota Korps Wanita Angkatan Darat atau Kwoad, berpangkat Serda.

Namanya sempat mencuri perhatian di Asian Games 2018, lantaran dituding bukan perempuan saat membela tim putri voli nasional.

Namun tudingan itu tak terbukti.

Baca juga: US Army Bakal Kirim Pasukan ke Indonesia, Disebar di 3 Wilayah, Jenderal Andika Perkasa Ngaku Siap

Baru-baru ini Aprilia Manganang berubah status menjadi laki-laki.

Kondisi Aprila Manganang itu bukanlah Transgender.

Hal itu ditegaskan Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa.

Menurut Jenderal TNI Andika Perkasa, Serda Aprilia Manganang mengalami hipospadia, bukan Transgender.

Lantas apa itu hipospadia ?

KSAD menjelaskan hipospadia adalah kelainan organ reproduksi dalam diri seseorang, seperti yang dialami Aprilia Manganang.

Diketahui saat Aprilia Manganang lahir, ia terlahir dengan kondisi kelainan sistem reproduksi.

"Inilah yang kemungkinan membuat paramedis atau orang tua melihat hanya secara fisik bahwa anak ini perempuan," kata Andika Perkasa, Selasa (9/3/2021), diwartakan oleh Tribunnews.com.

Kondisi tersebut, lanjut KSAD, terus berlangsung sampai pada 2016 ketika Angkatan Darat melihat prestasinya di olahraga.

Aprilia Manganang saat berseragam TNI AD
Aprilia Manganang saat berseragam TNI AD (Dok Pribadi)

Baca juga: Olahraga Bangkit dengan Adanya Vaksinasi kata Vennard Hutabarat

Baca juga: Fotonya Pakai Baret Merah Disorot, Karier Jenderal Andika Perkasa Tak Pernah Jadi Danjen Kopassus

TNI AD saat itu, memutuskan merekrut Aprilia Manganang dalam program rekrutmen khusus Bintara yang berprestasi.

Kemudian, dalam perkembangannya, pimpinan TNI AD melihat dan mengamati Aprilia Manganang.

Selanjutnya, TNI AD melakukan pemeriksaan pada Rabu (3/2/2021)

Namun dari hasil pemeriksaan di Manado, dengan keterbatasan rumah sakit di RS AD Wolter Monginsidi, akhirnya Andika Perkasa memutuskan untuk memanggil Sersan Aprilia Manganang ke Jakarta.

Andika Perkasa kemudian berkonsultasi dan menawarkan Aprilia Manganang bantuan.

"Akhirnya Sersan Manganang rupanya menyambut dengan sangat excited (antusias). Rupanya Inilah yang ditunggu-tunggu."

"Sehingga saya hadirkan Tim dari RSPAD lengkap, kemudian kita lakukan pemeriksaan secara lengkap dengan menggunakan seluruh fasilitas kesehatan yang kami punya," kata Andika Perkasa.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa saat menggelar konferensi pers di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021).
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa saat menggelar konferensi pers di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021). (Tribunnews/Jeprima)

Baca juga: Di Instagram, KSAD Andika Perkasa Curi Perhatian, Pakai Baret Merah Dampingi Jenderal Kopassus

Jenderal Andika Perkasa menyebut, dari hasil pemeriksaan, dilihat dari urologi, Sersan Manganang lebih memiliki organ-organ jenis kelamin laki-laki dan bahkan tidak ada organ internal jenis kelamin wanita.

Kemudian, lanjut Andika Perkasa, berdasarkan pemeriksaan hormonalnya hormon testosteron Manganang juga lebih memiliki hormonal yang masuk kategori normal laki-laki.

Begitupun dengan pemeriksaan radiologi MRI, kata Andika, juga menyatakan hal yang sama.

Menurut data saat ini, kata dia, di setiap 250 bayi laki yang lahir ada satu yang mengalami kelainan atau hipospadias atau empat orang setiap 1000 kelahiran bayi laki.

Secara hipotetis, kata Andika, di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk 270 juta jiwa maka ada 1.080.000 anak laki-laki yang lahir dengan kelainan pada sistem reproduksinya.

Lantas sebenarnya apa itu Hipospadia ?

Dilansir cdc.goc, hipospadia adalah cacat lahir pada anak laki-laki di mana pembukaan uretra tidak terletak di ujung penis.

Pada anak laki-laki dengan hipospadia, uretra terbentuk secara tidak normal selama minggu ke 8-14 kehamilan.

Pembukaan abnormal dapat terbentuk di mana saja, dari tepat di bawah ujung penis hingga skrotum.

Ada beberapa derajat hipospadia, beberapa bisa kecil dan beberapa lebih parah.

Anak laki-laki dengan hipospadia terkadang memiliki penis yang melengkung.

Mereka mungkin memiliki masalah dengan penyemprotan urine yang tidak normal dan mungkin harus duduk untuk buang air kecil.

Pada beberapa anak laki-laki dengan hipospadia, testis belum sepenuhnya turun ke dalam skrotum.

Jika hipospadia tidak ditangani, dapat menyebabkan masalah di kemudian hari, seperti kesulitan melakukan hubungan seksual atau kesulitan buang air kecil saat berdiri.

Hipospadia biasanya didiagnosis selama pemeriksaan fisik setelah bayi lahir.

Para peneliti memperkirakan sekitar 1 dari setiap 200 bayi lahir dengan hipospadia di wilayah Amerika Serikat.

Penyebeb hipospadia

Penyebab hipospadia pada kebanyakan bayi tidak diketahui.

Dalam kebanyakan kasus, hipospadia dianggap disebabkan oleh kombinasi gen dan faktor lain, seperti hal-hal yang bersentuhan dengan ibu di lingkungannya, atau makanan atau minuman ibu, atau obat-obatan tertentu yang ia gunakan selama kehamilan.

Baca juga: Fakta-fakta Atlet Voli Putri Indonesia Aprilia Manganang Dipastikan Seorang Pria

Baca juga: Panglima TNI Mutasi dan Promosi Jabatan 43 Pati TNI AD: Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari Jabat Wakasad

Faktor Risiko

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi risiko memiliki bayi laki-laki dengan hipospadia:

- Usia dan berat: Ibu yang berusia 35 tahun atau lebih dan dianggap obesitas memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.

- Perawatan kesuburan: Wanita yang menggunakan teknologi reproduksi berbantuan untuk membantu kehamilan memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.

- Hormon tertentu: Wanita yang mengonsumsi hormon tertentu sebelum atau selama kehamilan terbukti memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.

Jenis Hipospadia

Jenis hipospadia yang dimiliki anak laki-laki tergantung pada lokasi pembukaan uretra:

- Subkoronal : Pembukaan uretra terletak di suatu tempat di dekat kepala penis.

- Poros tengah : Pembukaan uretra terletak di sepanjang batang penis.

- Penoscrotal : Pembukaan uretra terletak di tempat pertemuan penis dan skrotum.

Perawatan

Perawatan untuk hipospadia tergantung pada jenis cacat yang dimiliki anak laki-laki tersebut.

Sebagian besar kasus hipospadia memerlukan pembedahan untuk memperbaiki cacat itu.

Jika diperlukan pembedahan, biasanya dilakukan saat anak laki-laki berusia antara 3–18 bulan. Dalam beberapa kasus, pembedahan dilakukan secara bertahap.

Beberapa perbaikan yang dilakukan selama operasi seperti: menempatkan pembukaan uretra di tempat yang tepat, memperbaiki lekukan di penis, dan memperbaiki kulit di sekitar pembukaan uretra.

Bayi laki-laki dengan hipospadia sebaiknya tidak disunat.

(Tribunnews.com/Ranum Kumala Dewi/Gita Irawan)

(*)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mengenal Hipospadia, Kondisi yang Dialami Aprilia Manganang, https://www.tribunnews.com/kesehatan/2021/03/09/mengenal-hipospadia-kondisi-yang-dialami-aprilia-manganang.
Penulis: Ranum KumalaDewi
Editor: Pravitri Retno Widyastuti
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved