Berita Papua Terkini

KKB Semakin Liar di Papua, Todongkan Senjata ke Pilot dan Penumpang Susi Air, TNI-Polri Dibawa-bawa

Kelompok Keluarga Bencana ( KKB) semakin liar di Papua, todongkan senjata ke Pilot dan penumpang Susi Air, TNI-Polri dibawa-bawa.

Kolase TribunKaltara.com / Facebook TPNPB dan Dok TribunKaltim.co
ILUSTRASI - KKB Papua todongkan senjata dan menyandera Pilot hingga penumpang Susi Air. (Kolase TribunKaltara.com / Facebook TPNPB dan Dok TribunKaltim.co) 

TRIBUNKALTARA.COM - Kelompok Keluarga Bencana ( KKB) semakin liar di Papua, todongkan senjata ke Pilot dan penumpang Susi Air, TNI-Polri dibawa-bawa.

Berikut Berita Papua Terkini, KKB kembali berulah tak cuma mengancam TNI-Polri.

Giliran Pilot dan penumpang Susi Air yang mendapat ancaman dari KKB di Papua.

Bahkan KKB menodongkan senjata api ke Pilot dan penumpang Susi Air hingga membawa-bawa nama TNI-Polri.

Insiden tersebut terjadi di Lapangan Terbang Wangbe, Kabupaten Puncak, Papua pada Jumat (12/3/2021) pagi.

Sebanyak 30 orang anggota KKB menyandera Pilot dan penumpang pesawat Susi Air.

Dalam peristiwa itu, KKB yang membawa dua pucuk senjata api laras panjang mengancam supaya maskapai Susi Air tidak membawa penumpang aparat TNI-Polri.

Lantaran sempat ditodong dengan senjata api, Pilot dan penumpang pesawat Susi Air pun merasa ketakutan.

Baca juga: Dua Kabupaten Jadi Sasaran Penempatan Tumpas KKB, 100 Personel Brimob Dikirim ke Papua

Baca juga: Seorang KKB Tewas usai Kontak Tembak dengan TNI di Intan Jaya Papua, Identitas Belum Terungkap

Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel CZI IGN Suriastawa mengatakan, mulanya pesawat Susi Air itu dikemudikan oleh Pilot Captain Ian John Terrence Hellyer yang merupakan warga Selandia Baru.

Pesawat tersebut membawa tiga orang penumpang yaitu Arikala Dolame, Ricky Dolame dan Arike Wandikbo.

Sekitar pukul 06.20 WIT, sebanyak 30 anggota KKB yang membawa dua pucuk senjata api laras panjang mendatangi Lapangan Terbang Wangbe.

Puluhan anggota KKB itu pun menyandera Pilot dan tiga penumpang tersebut.

"Front bersenjata OPM ( KKB) kembali melakukan teror dengan menyandera pesawat PT Asi Pudjiastuti Aviation (Pilatus PC-6 S1-9364 PK BVY)," kata Suriastawa, Sabtu (13/3/2021).

ILUSTRASI Pesawat Susi Air
ILUSTRASI Pesawat Susi Air (Dok TribunKaltim.co)

Baca juga: Anak Buah Listyo Sigit Jual Senjata ke KKB, Politisi Golkar Bereaksi, Minta Pemasok Utama Ditangkap

Disandera 2 jam, sempat ditodong senjata

Selama dua jam, Pilot dan penumpang pesawat Susi Air disandera oleh puluhan anggota KKB.

KKB sempat menyampaikan ancaman agar maskapai tidak membawa TNI-Polri.

KKB juga mengeluhkan kekecewaannya pada kepala kampung lantaran tidak memberikan dana desa.

Dalam penyanderaan itu, Pilot dan penumpang sempat ditodong senjata api hingga mereka ketakutan.

"Beruntung, selama disandera dua jam, Pilot dan tiga penumpang tidak mengalami kekerasan.

Walaupun merasa khawatir akan keselamatannya karena sempat ditodong senjata," tutur dia.

"Meskipun tidak terjadi korban, namun kejadian ini menunjukkan aksi teror KSB di wilayah Papua, termasuk teror terhadap aktivitas penerbangan sipil.

Dan kami selalu berkoordinasi erat dengan pihak Kepolisian" lanjut Suriastawa.

Baca juga: Diburu Polisi dan TNI hingga ke Hutan, Satu Anggota KKB Papua yang Tewas Punya Peran Penting

Negosiasi dan penyanderaan berakhir KKB mengakhiri penyanderaan usai bernegosiasi dengan penumpang.

Pesawat Susi Air PK BVY akhirnya take off menuju Terminal UPBU Bandara Moses Kilangin Timika sekitar pukul 08.36 WIT.

Pesawat akhirnya mendarat dengan aman.

Kekuatan serangan KKB Terbongkar

Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, membongkar kekuatan Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) ketika melakukan serangan gerilya terhadap aparat gabungan TNI-Polri.

Menurut Suriastawa, dalam melakukan serangan, KKB yang berada di gunung-gunung Papua, biasanya bergerak dalam kelompok-kelompok kecil, tidak besar seperti yang dibayangkan atau dilihat dari foto yang beredar.

Dari mereka yang bergerak untuk melakukan serangan itu, lanjut Suriastawa, tidak semua personel KKB dilengkapi atau membawa senjata api.

"Jadi, jangan dibayangkan seperti foto mereka di medsos, yang bergerombol puluhan atau ratusan orang dan semuanya bersenjata," kata Suriastawa melalui keterangan resminya pada Senin (8/3/2021).

Suriastawa mengatakan, jumlah personel KKB yang melakukan serangan gerilya biasanya berjumlah 5 sampai 7 orang.

Dari jumlah tersebut, paling banyak hanya dua orang yang membawa senjata api.

"Dalam aksi gerilyanya, dari 5-7 orang hanya 1 atau 2 yang bersenjata dan bila terjadi kontak senjata," ucap Suriastawa.

ILUSTRASI - TNI dan KKB Papua. (Kolase TribunKaltara.com / AFP dan Facebook TPNPB)
ILUSTRASI - TNI dan KKB Papua. (Kolase TribunKaltara.com / AFP dan Facebook TPNPB) (Kolase TribunKaltara.com / AFP dan Facebook TPNPB)

Baca juga: Angkat Senjata, KKB Kalang Kabut Dikejar TNI dan Polisi di Papua, Pimpinannya Sudah Teridentifikasi

Ketika kontak senjata terjadi dan ada satu atau dua personel KKB yang terluka atau tewas, maka personel yang selamat langsung menjalankan tugasnya membawa kabur senjata api.

"Orang yang selamat bertugas membawa kabur senjata," ujarnya.

Setelah itu, mereka mendokumentasikan rekannya yang tewas tersebut untuk kemudian diunggah di media sosial.

Postingan itu biasanya dibumbui narasi bahwa korban adalah warga sipil.

"Mereka kemudian memposting di medsos mereka bahwa korban adalah warga sipil karena tidak bersenjata," tutur Suriastawa.

Baca juga: KKB Papua Berulah Lagi, Sebar Hoaks Remaja 17 Tahun Tewas Ditembak, Jajaran Listyo Sigit Beber Fakta

Lebih lanjut, Suriastawa mengatakan, KKB meeupakan salah satu sayap gerakan Organisasi Papua Merdeka.

Namun, masih ada dua gerakan lagi yakni sayap politik dan kelompok klandestin.

Suriastawa melanjutkan, ketiga sayap gerakan tersebut memanfaatkan media sosial atau medsos untuk saling berkomunikasi.

Biasanya, mereka berkomunikasi untuk merencanakan aksi. Selain itu, juga untuk menyebarkan berita bohong.

Hal itu dilakukan untuk membentuk opini publik, sehingga membuat citra buruk tentang pemerintahan Indonesia, termasuk TNI-Polri terkait persoalan Papua.

Baca juga: Kondisi Terkini Intan Jaya, Warga Amankan Diri di Gereja, 3 Wilayah Jadi Lokasi Pengejaran KKB Papua

"Tiga sayap gerakan ini memanfaatkan medsos untuk saling berkomunikasi, merencanakan aksi dan menyebarkan berita bohong," ucap Suriastawa.

"Membentuk opini buruk memang cara mereka untuk menyudutkan pemerintah Indonesia (termasuk TNI/Polri) terkait masalah Papua melalui berbagai platform medsos."

Suriastawa menambahkan, pihak yang dihadapi TNI-Polri saat ini bukan lagi hanya dari KKB.

Melainkan juga kelompok klandestin.

Kelompok tersebut, kata Suriastawa, berada di dalam maupun luar negeri.

Selain itu, profesi kelompok ini bisa apa saja.

"Jadi, yang dihadapi bukan hanya Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) yang ada di gunung-gunung saja," kata Suriastawa.

"Tetapi juga politik (dalam dan luar negeri) dan kelompok klandestin yang bisa berprofesi apapun."

(*)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2 Jam Disandera 30 Anggota KKB dan Ditodong Senjata, Pilot dan Penumpang Susi Air Ketakutan", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2021/03/13/134708878/2-jam-disandera-30-anggota-kkb-dan-ditodong-senjata-Pilot-dan-penumpang?page=all#page2.
Editor : Pythag Kurniati
dan
Artikel ini telah tayang di Kompas.tv dengan judul, "Terbongkar Kekuatan KKB Saat Gerilya Serang TNI-Polri, Ini Strategi Mereka Saat Terjadi Baku Tembak,"
https://www.kompas.tv/article/153584/terbongkar-kekuatan-kkb-saat-gerilya-serang-tni-polri-ini-strategi-mereka-saat-terjadi-baku-tembak?page=all
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved