Polemik Partai Demokrat
Moeldoko Muncul Pakai Topi Biru, Sempat Menghilang usai Jabat Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB
Tiba-tiba Moeldoko muncul pakai topi warna biru di Instagram, sempat menghilang usai jabat Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Sibolangit.
TRIBUNKALTARA.COM - Tiba-tiba Kepala Kantor Staf Presiden ( KSP) Moeldoko muncul pakai topi warna biru, sempat menghilang usai jabat Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Sibolangit.
Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Sibolangit, Moeldoko akhirnya muncul melalui postingan terbaru di Instagram pribadinya.
Purnawirawan Jenderal TNI itu tampil santai bergaya sporty sembari mengenakan topi biru.
Padahal sebelumnya Moeldoko sempat menghilang beberapa hari setelah terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB di Deli Serdang.
Moeldoko muncul melalui unggahan video saat Jenderal eks Panglima TNI itu berbincang dengan tukang sayur gerobak.
Lewat caption unggahan itu, dijelaskan apa yang dibincangkan oleh Moeldoko dengan tukang sayur tersebut.
Mengenakan masker putih dan kaos oblong warna hitam, Moeldoko mengatakan, obrolan itu terjadi setelah dirinya selesai berolahraga.
Ia mendengarkan curhatan dari tukang sayur gerobak bernama Arwani itu.
Baca juga: Nasib Andi Mallarangeng Seusai KLB Demokrat, Dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Anak Buah Moeldoko

Di akhir caption-nya, Moeldoko berharap kehidupan bisa kembali normal seusai program vaksinasi Covid-19 selesai.
Berikut caption lengkap yang ditulis oleh Moeldoko:
"Usai olahraga, bersama istri mampir ke gerobak sayurnya Pak Arwani.
Sejak pandemi COVID-19, pendapatan Pak Arwani turun hampir 40 persen.
Kalau kita semua sudah di vaksin, semoga kehidupan dan penghasilan para pedagang kecil seperti dia bisa kembali normal.
#Weekend #Moeldoko #KantorStafPresidenRI."
Unggahan itu dibanjiri oleh dukungan dan kritik, hingga cacian.
Kritik dan komentar-komentar negatif, sebagian besar menanyakan Moeldoko soal jabatan Ketum Demokrat versi KLB.
Sedangkan komentar-komentar lain mendukung langkah Moeldoko yang kini telah menjabat sebagai ketum Demokrat versi KLB Deli Serdang.

Baca juga: Ancaman Santet Hingga Dipolisikan akan Timpa Pelaku KLB Demokrat Pilih Moeldoko, Edy Rahmayadi Geram
Berikut komentar netizen di postingan terbaru Moeldoko:
dwiyanto.____.o
Pencitraan lah klw dah jadi presiden gk akan kali beli dr pedangang kecil
nouvalqadrie
Calon president abal" ini sii
ishanakokka
Duet dengan Pak Ganjar pasti tambah jaya NKRI kedepan.
royalexanderhutagaol90
Sehat selalu Pak ketum tetap optimis utk memperbaiki negeri yg kita cintai ini
kristnababan07
Ketua partai yang merakyat dan tak banyak tingkah macam ahy.
Alasan Moeldoko menghilang
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat versi KLB Sibolangit, Jhoni Allen Marbun, bicara terkait keberadaan Moeldoko yang dikabarkan menghilang.
"Begini, beliau mengutamakan kepentingan tugas kenegaraan itu ya," kata Jhoni di Menteng, Kamis (11/3/2021).
Diketahui, Moeldoko sampai saat ini masih berstatus pejabat pemerintah, yakni Kepala Staf Presiden.
Jhoni mengatakan, untuk saat ini, pihaknya tengah menyelesaikan persoalan yang terjadi, termasuk soal keabsahan KLB untuk diserahkan kepada Kemenkumham.
Dirinya enggan membicarakan posisi Demokrat ke depan, apakah akan bergabung ke pemerintah atau tetap menjadi oposisi.
Baca juga: TERBONGKAR Perlakuan Moeldoko kepada Jokowi saat Hadiri KLB Demokrat, Mahfud MD Beber Sikap Presiden
Baca juga: Profil Dipo Alam, Mantan Seskab Era SBY, Beri Pesan Menohok ke Moeldoko: Tergoda oleh Kekuasaan?
Termasuk juga soal apakah Moeldoko akan diusung sebagai calon presiden 2024, Jhoni juga tak mengonfirmasi.
"Begini, kalau mau ke Bandung kita harus mampir dulu ke Bogor. Ini kan ke bogornya belum selesai," pungkasnya.
Sebelumnya, Jhoni Allen juga buka suara soal alasan mengapa Kongres Luar Biasa (KLB) jadi jalan terbaik bagi Demokrat.
Menurutnya, ada dinasti politik di Demokrat yang memegang kekuasaan tertinggi.
Dinasti tersebut yakni posisi ketum dan ketua majelis tinggi
"AHY mengangkat dan memberhentikan Dewan Pimpinan Pusat, mengangkat dan memberhentikan Dewan Pimpinan Daerah, mengangkat dan memberhentikan Dewan Pimpinan Cabang," kata Jhoni.
AHY, ditambahkan Jhoni, juga menentukan segala hal-hal yang strategis, kinerja, political will di dalam partai, di antaranya posisi waketum, sekjen dan seterusnya yang dinilainya sebagai pembantu ketu.
"Kedua, Ketua Majelis Tinggi, kewenangannya pertama membuat rancangan anggaran dasar anggaran rumah tangga yang disahkan dalam Kongres atau Kongres Luar Biasa, menentukan siapa calon ketua umum Pada kongres atau KLB," tambahnya.

Baca juga: Moeldoko Dinilai Mempersulit Jokowi karena Jadi Ketum Demokrat versi KLB sekaligus KSP
Baca juga: Kubu Moeldoko Berencana Laporkan AHY ke Polisi, Demokrat: Sedikit-sedikit Bawa ke Ranah Hukum
Dia pun menyinggung SBY yang selalu mengklaim sebagai Demokrat sejati, tetapi menurutnya justru demokrasi PD yang diamputasi SBY.
"SBY selalu mendengungkan keadilan, tetapi faktanya AD/ART Tahun 2020 ini adalah mengambil keadilan-keadilan hak-hak daripada kader Demokrat dari Sabang sampai Merauke, di mana hak untuk kedaulatannya diamputasi dalam pasal AD/ART itu, bahkan calon ketua umum menjadi kewenangan Ketua Majelis Tinggi," urai Jhoni.
Dilanjutkan Legislator Komisi V itu, adik AHY, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas juga memegang jabatan sebagai Ketua Fraksi Demokrat di Senayan.
"Mahkamah Partai yang menurut UU Parpol pasal 32 dia independen, hasilnya final. Ini tidak, hasilnya direkomendasi kepada Ketua Majelis Tinggi. Semuanya bermasalah dan melanggar UU," pungkasnya.
(*)
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official