Polemik Partai Demokrat
Jenderal Polisi Jawab Tudingan Pernah Diajak Moeldoko dan Marzuki Alie Masuk Partai Demokrat
Babak baru Polemik Partai Demokrat menyeret purnawirawan Jenderal polisi yang dituding pernah diajak Moeldoko dan Marzuki Alie masuk kubu KLB.
"Sampai akhirnya, Moeldoko menghubungi langsung, juga ditolak," ucap Syahrial.

Baca juga: Moeldoko Muncul Pakai Topi Biru, Sempat Menghilang usai Jabat Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB
Syahrial menilai upaya-upaya yang dilakukan kubu Moeldoko dan Marzuki Alie terhadap Partai Demokrat sebagai kudeta.
“Artinya, ini kudeta. Karena, kegiatannya dilaksanakan dulu.
Tidak didaftarkan, karena memang susunan kepengurusannya belum ada.
Legalitasnya nggak benar.
Menggunakan tangan kekuasaan untuk mempengaruhi DPC-DPC dan DPD-DPD pemilik hak suara," tutur Syahrial Nasution.
Moeldoko akan benahi Partai Demokrat
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat hasil KLB Marzuki Alie menegaskan Moeldoko akan mengubah demokrat menjadi partai terbuka dan bukan partai keluarga.
"Demokrat perlu dibenahi agar menjadi partai yang terbuka karena Demokrat mempunyai potensi melahirkan pemimpin masa depan sehingga perlu pembenahan dibawah kepemimpinan Moeldoko," kata Marzuki Alie.
Menurut Marzuki Alie, selama ini pucuk pimpinana Partai Demokrat terkesan hanya orang lingkaran Cikeas.
Hal tersebut terjadi karena pengkaderan yang kacau.
Baca juga: Nasib Andi Mallarangeng Seusai KLB Demokrat, Dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Anak Buah Moeldoko
Marzuki Alie menambahkan, KLB di Sibolangit juga sudah sesuai dengan AD/ART partai karena dihadiri para pengurus.
"KLB dilakukan karena kader menginginkan pembenahan Demokrat untuk menjadi partai terbuka bagi siapapun," kata Mantan Ketua DPR ini.
Penyebab Polemik Partai Demokrat
Direktur Politik Lembaga Pengkajian dan Informasi Pembangunan Bangsa (LPIPB), Teddy Mulyadi menilai Polemik Partai Demokrat merupakan sebuah proses panjang dan kekecewaan yang menggurita dari para senior dan pendiri partai.