Berita Islami

Malam Ini Malam Nisfu Syaban, Ini 3 Amalan Sunnah yang Bisa Dilakukan di Malam Pengampunan Dosa

Berikut ini amalan sunnah yang bisa dianjurkan dilakukan pada malam Nisfu Sya'ban yang dikhususkan menjadi malam pengampunan dosa.

Penulis: - | Editor: Amiruddin
Freepik.com
Nisfu Syaban 

TRIBUNKALTARA.COM - Berikut ini amalan sunnah yang bisa dianjurkan dilakukan pada malam Nisfu Sya'ban yang dikhususkan menjadi malam pengampunan dosa.

Pada kalender 1442 Hijriyah, 1 Sya'ban jatuh pada Senin (15/3/2021) hari ini.

Sementara itu Malam Nisfu Syaban diperingati setiap 15 Syaban.

Jika dilihat dari kalender Islam tahun ini, malam Nisfu Syaban 1442 H jatuh pada 28 Maret 2021 mendatang.

Baca juga: Kumpulan Ucapan Nisfu Syaban 1442 H dalam Bentuk Tulisan dan Gambar, Yuk Saling Bermaafan

Berikut ini sejumlah hal sunnah yang bisa diamalkan pada malam Nisfu Syaban:

Salat Sunnah

Setelah Salat Maghrib disunnahkan melaksanakan salat sunnah dua rakaat.

Disunnahkan pada rakaat pertama membaca Surat Al Kafirun.

Lalu pada rakaat kedua membaca Surat Al Ikhlas.

Pada pendapat lain disunnahkan membaca Surah Al Ikhlas enam kali di tiap rakaatnya.

Membaca Surat Yasin

Setelah melaksanakan salat sunnah tersebut disunnahkan membaca Surat Yasin tiga kali.

Pada bacaan pertama diharapkan untuk dipanjangkan umurnya.

Bacaan kedua diharapkan untuk diluaskan rezekinya.

Lalu pada bacaan terakhir diharapkan agar meninggal secara Husnul Khotimah.

Baca juga: Fakta tentang Nisfu Syaban, Simak Juga Keistimewaan Malam Pengampunan Dosa Jelang Ramadan Ini

Perbanyak Doa

Setelah membaca Surat Yasin dianjurkan membaca doa malam Nisfu Sya'ban sebagai berikut:

اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ. اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Artinya:

“Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”

Selain ketiga amalan sunnah di atas, beberapa yang disunnahkan satu di antaranya adalah berpuasa.

Tak hanya saat malam Nisfu Syaban, puasa sunnah dapat dilakukan selama bulan Syaban.

Bahkan Rasulullah SAW menjalankan puasa hampir sebulan penuh.

Beliau hampir berpuasa satu bulan penuh, kecuali satu atau dua hari di akhir bulan saja agar tidak mendahului Ramadan dengan satu atau dua hari puasa sunah.

Dalil yang menjelaskan terkait hal ini.

Dari Aisyah R.A berkata: "Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya’ban." (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

Dalam riwayat lain Aisyah berkata:

"Bulan yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sunah adalah bulan Sya’ban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadan." (HR. Abu Daud no. 2431 dan Ibnu Majah no. 1649)

Dari Ummu Salamah R.A berkata: "Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya’ban dan Ramad}an." (HR. Tirmizi no. 726, An-Nasai 4/150, Ibnu Majah no.1648, dan Ahmad 6/293)

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menulis: "Hadits ini merupakan dalil keutamaan puasa sunah di bulan Sya’ban." (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari)

Imam Ash-Shan’ani berkata: "Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengistimewakan bulan Sya’ban dengan puasa sunnah lebih banyak dari bulan lainnya." (Subulus Salam Syarh Bulughul Maram, 2/239)

Baca juga: Tata Cara Salat Sunnah Malam Nisfu Syaban 28 Maret 2021, Disertai dengan Doa Memohon Ampunan

Maksud berpuasa dua bulan berturut-turut di sini adalah berpuasa sunah pada sebagian besar bulan Sya’ban (sampai 27 atau 28 hari).

Kemudian berhenti puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadan.

Baru dilanjutkan dengan puasa wajib Ramadan selama satu bulan penuh.

Dari Aisyah RA berkata: "Aku tidak pernah melihat beliau SAW lebih banyak berpuasa sunah daripada bulan Sya’ban. Beliau berpuasa di bulan Sya’ban seluruh harinya, yaitu beliau berpuasa satu bulan Sya’ban kecuali sedikit (beberapa) hari." (HR. Muslim no. 1156 dan Ibnu Majah no. 1710)

Baca juga: Apa Hukumnya jika Membayar Utang Puasa Ramadan Tahun Lalu seusai Nisfu Syaban? Ini Penjelasan Ulama

(*)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved