Polemik Partai Demokrat

Moeldoko Berkoar di Instagram, Alasan Ambil Alih Partai Demokrat, Khilaf Tak Mau Bebani Presiden

Akhirnya Moeldoko berkoar di Instagram, beber alasan ambil alih Partai Demokrat dari tangan AHY, khilaf ke keluarga dan tak mau bebani Presiden Jokowi

Kolase TribunKaltara.com / Kompas.com SABRINA ASRIL dan GHINAN SALMAN
ILUSTRASI - Partai Demokrat dan Moeldoko. (Kolase TribunKaltara.com / Kompas.com SABRINA ASRIL dan GHINAN SALMAN) 

"Saya terbiasa mengambil risiko seperti ini, demi kepentingan bangsa dan negara. Untuk itu, jangan bawa-bawa Presiden untuk persolan ini," katanya.

Optimis dapat SK Kemenkumham

Partai Demokrat kubu Moeldoko optimistis mendapatkan Surat keputusan (SK) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

Rasa optimistis itu disampaikan juru bicara Partai Demokrat kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad dalam diskusi Chrosscheck by Medcom.id bertajuk 'Menusuk Jantung SBY! Kubu Moeldoko Menyerang Lewat Hambalang', Minggu (28/3/2021).

"Minggu depan kita akan mendapatkan SK dari Kemenkum mudah-mudahan," ucap Rahmad.

Rahmad meyakini, Kemenkumham akan menjadikan Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB).

Baca juga: Sindiran Menohok Anak Buah AHY Seusai Marzuki Alie Cabut Gugatan, Sebut Demokrat Kubu Moeldoko Takut

Setelah menjadi ketua umum, Moeldoko bakal berbenah Rahmad meyakini Kemenkumham akan memenangkan Moeldoko.

Setelah menjabat pucuk pimpinan tertinggi Demokrat, Moeldoko bakal membenahi partai berlambang Mercy itu.

"DPP Partai Demokrat pimpinan Pak Moeldoko ini akan mengadakan konsolidasi nasional merangkul semua pihak baik di daerah kabupaten kota," ucap Rahmad.

Minta maaf ke Jokowi

Partai Demokrat kubu Moeldoko menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan rakyat Indonesia atas kegaduhan yang terjadi.

Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Partai Demokrat kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad dalam konferensi pers di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021).

"Kami atas nama Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia dan kepada pemerintahan Bapak Presiden Jokowi atas kegaduhan dan keresahan yang semestinya tidak perlu terjadi," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis.

Ia mengatakan, kegaduhan tersebut terjadi karena narasi yang menyesatkan dari Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"SBY dan AHY melalui corong-corong juru bicaranya telah membangun narasi yang sangat menyesatkan," katanya.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved