Berita Nasional Terkini

Kritik Keras IPW Usai Terduga Teroris Serang Mabes Polri, Sebut Jajaran Kapolri Listyo Sigit Ceroboh

Kritik keras IPW usai terduga teroris serang Mabes Polri, sebut jajaran Kapolri Listyo Sigit ceroboh.

Editor: Amiruddin
Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews dan Instagram @habibneta
Kritik keras IPW usai terduga teroris serang Mabes Polri, sebut jajaran Kapolri Listyo Sigit ceroboh. 

TRIBUNKALTARA.COM - Kritik keras IPW usai terduga teroris serang Mabes Polri, sebut jajaran Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ceroboh.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch ( IPW ) Neta S Pane melontarkan kritikan keras seusai Mabes Polri diserang oleh terduga teroris baru-baru ini.

Terduga teroris tersebut inisial ZA (25), yang terpaksa dilumpuhkan polisi, seusai berusaha menembaki petugas yang berada di Mabes Polri.

Ironisnya penembakan terjadi, tak jauh dari ruang kerja Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Neta S Pane menuding anak buah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ceroboh sehingga terduga teroris bisa dengan mudah memasuki Mabes Polri.

Bukan itu saja, Neta S Pane juga menyebut serangan di Mabes Polri baru-baru ini merupakan hal yang memalukan bagi institusi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Apalagi di tengah upaya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terus melakukan konsolidasi ke sejumlah lembaga.

Ia juga menyayangkan hingga saat ini belum ada pejabat di tubuh Polri yang dinyatakan bertanggungjawab atas serangan di Mabes Polri tersebut.

Baca juga: Lolos Pemeriksaan Senjata di Mabes Polri, Begini Pernyataan Resmi Anak Buah Kapolri Listyo Sigit

Ketua Presidium Indonesia Police Watch ( IPW ) Neta S Pane mengatakan serangan teroris dari dalam Kompleks Mabes Polri Rabu (31/4/2021) lalu, adalah pukulan telak yang sangat memalukan bagi jajaran kepolisian.

Tapi anehnya kata Neta hingga kini tidak ada tindakan tegas dari Mabes Polri tentang siapa pejabat kepolisian yang bertanggungjawab terhadap kebobolan itu.

"IPW melihat, sudah tiga hari serangan teroris itu terjadi di Mabes Polri, tapi tidak ada satu pun aparatur dan pejabat kepolisian yang ditindak sebagai pihak yang bertanggungjawab atas kecerobohan hingga teroris bisa masuk ke Mabes Polri," kata Neta kepada Warta Kota, Sabtu (3/4/2021).

Bisa lolosnya teroris ke jantung Markas Besar Polri menurut Neta, tak terlepas dari kecerobohan jajaran kepolisian dalam menjaga sistem keamanan di markas besarnya.

Seorang misterius tewas ditembak saat menerobos masuk ke Mabes Polri di Jl Trunojoyo, Jakarta, Rabu (31/03/2021). (Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews dan Istimewa)
Seorang misterius tewas ditembak saat menerobos masuk ke Mabes Polri di Jl Trunojoyo, Jakarta, Rabu (31/03/2021). (Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews dan Istimewa) (Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews dan Istimewa)

"Kami melihat sistem keamanan yang dibangun di mabes polri sebenarnya sudah cukup baik. Tapi konsistensi dalam menerapkan protokol keamanan itu, yang tidak ada dan petugas penjaga cenderung ceroboh," katanya.

Sehingga akibatnya menurut Neta, teroris terbiarkan masuk dan melakukan serangan dari dalam.

"Apa yang terjadi di Mabes Polri itu adalah pukulan telak buat Kapolri Listyo Sigit yang baru menjabat. Di saat Sigit sibuk konsolidasi ke berbagai eksternal kepolisian, markas besarnya justru kebobolan diserang teroris dari dalam," ujar Neta.

Ironisnya, kata Neta, hingga kini tidak ada tindakan tegas yang dilakukan Kapolri terhadap bobolnya sistem keamanan Mabes Polri itu.

Baca juga: Hadirkan Sederet Pejabat Negara dari Prabowo hingga Jokowi, Atta dan Aurel Ceritakan Proses Lobi

Terbukti hingga kini tidak ada satu pun aparaturnya yang ditindak.

"Siapa pejabat polri, yang harus bertanggungjawab atas bobolnya sistem keamanan Mabes Polri itu pun, menjadi tidak jelas. Seolah kebobolan markas besar polri itu dari serangan teroris adalah hal biasa saja," kata Neta.

Padahal dengan terjadinya serangan teroris di Mabes Polri itu, kata Neta, dapat membuat publik menjadi krisis kepercayaan terhadap kepolisian.

"Publik akan bertanya, bagaimana polisi bisa menjaga dan melindungi masyarakat dari serangan teroris, wong menjaga markas besarnya saja tidak mampu," ujar Neta.

"Sebab itu, Polri perlu mengkonsolidasikan diri dan menindak aparaturnya yang ceroboh, agar kepercayaan publik tetap terbangun pada Polri," kata Neta.

Lolos pemeriksaan senjata di Mabes Polri, begini pernyataan resmi anak buah Kapolri Listyo Sigit

Sebelumnya diberitakan, perempuan terduga teroris yang ditembak mati oleh polisi di Mabes Polri sebelumnya telah melalui pemeriksaan, saat hendak masuk ke Mabes Polri.

Namun, pada pemeriksaan tersebut perempuan penyerang Mabes Polri berhasil membawa masuk senjata ke gedung tempat kerja Kapolri Listyo Sigit Prabowo itu.

Bahkan, sebelum melepaskan beberapa tembakan ke arah polisi, perempuan penyerang Mabes Polri sempat diantar dan diarahkan oleh polisi jaga.

Baca juga: Nasib Perwira Jaga yang Antar Terduga Teroris Mati Ditembak di Mabes Polri, Senjata Lolos Masuk

Baca juga: Pengemudi Fortuner Acungkan Pistol, Ditangkap Polisi, Politisi Nasdem Samakan dengan Aksi Teroris  

Sesuai penuturan Karonpenmas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono, terduga teroris mati ditembak di Mabes Polri sempat berinteraksi dengan perwira jaga.

Bahkan, Brigjen Pol Rusdi Hartono menyatakan, terduga teroris mati ditembak di Mabes Polri diantar sejauh keurang lebih 30 meter ke lokasi dekat kejadian penembakan terjadi.

Soal lolosnya senjata pelaku dari pemeriksaan, Brigjen Pol Rusdi Hartono menuturkan, pelaku sudah melewati pemeriksaan di pos jaga Mabes Polri.

Penyerangan Mabes Polri yang terjadi pada Rabu (31/3/2021) menjadi sorotan banyak pihak.

Pelaku diketahui adalah seorang wanita berinisal ZA yang berusia 26 tahun.

Saat melakukan penyerangan pelaku sempat melepaskan beberapa tembakan kepada petugas.

Namun akhirnya pelaku roboh setelah terkena timah panas.  

Melansir Tribun Wow.com pelaku penyerangan di gedung Mabes Polri, Jakarta Selatan, bisa lolos penjagaan meski membawa senjata airsoft gun.

Menurut Karonpenmas Polri, Brigjen Pol. Rusdi Hartono, ZA (25) telah melalui pemeriksaan oleh petugas.

Bahkan, ia sempat diantarkan untuk menuju ke kantor Sekretariat Umum, dekat lokasi penembakan oleh seorang perwira.

Hal ini disampaikan oleh Brigjen Pol. Rusdi Hartono saat dihubungi melalui sambungan video dalam tayangan Dua Sisi tvOne, Kamis (1/4/2021).

Menurut Brigjen Pol. Rusdi Hartono, ZA mendatangi Mabes Polri untuk menyampaikan surat.

Ia mengatakan pada petugas jaga ingin memberikan isi mapnya pada Sekretariat Umum Mabes Polri.

"Tersangka ZA ini datang ke Mabes Polri, kalau dari rekaman CCTV itu sekitar pukul 16.30 WIB," kata Brigjen Pol. Rusdi Hartono.

Baca juga: Pengemudi Fortuner Acungkan Pistol, Ditangkap Polisi, Politisi Nasdem Samakan dengan Aksi Teroris

Baca juga: Cerita Pendiri NII Crisis Center: Teroris Manfaatkan Perempuan, Modus Perampokan Sehari Bisa Rp 1 M 

Baca juga: KAGET Tau Anak Terlatih Nembak, Ayah Terduga Teroris Serang Mabes Polri Sebut Pasti Ada Pengajak ZA

"Masuk ke penjagaan, penjagaan melaksanakan tugas sesuai prosedur yang harus dilalui, menanyakan keperluannya, memeriksa ZA."

"Dan memang keperluan ke Mabes Polri adalah mengantar surat ke Sekretariat Umum, dan oleh anggota ditunjukkan mana kantor Sekretariat Umum yang ada di Mabes Polri."

ZA saat itu tak memberikan rincian isi surat yang ingin disampaikan.

"Dari pemeriksaan petugas yang jaga hanya mengantar surat saja ke Setum Mabes Polri," ujar Brigjen Pol. Rusdi Hartono.

"Tetapi dari kamera CCTV, dia tidak menuju kantor Setum, tetapi menuju penjagaan di pintu utama, di tempat kejadian aksinya tersebut."

ZA ternyata sempat berinteraksi dengan petugas jaga yang menanyakan keperluannya.

Namun, petugas jaga yang bertemu dengan wanita tersebut tak menaruh curiga.

Akhirnya terkuak asal usul senjata yang dipakai ZA serang Mabes Polri, anak buah Listyo Sigit juga bakal diperiksa.
Akhirnya terkuak asal usul senjata yang dipakai ZA serang Mabes Polri, anak buah Listyo Sigit juga bakal diperiksa. (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Ia justru mengantar ZA dan menunjukkan ruang Sektretariat Umum yang ingin dituju sang pelaku.

"Sebelum sampai penjagaan, itu bertemu dengan perwira jaga, oleh perwira jaga ditanyakan keperluannya apa," tutur Brigjen Pol. Rusdi Hartono.

"ZA ini mengatakan ingin ke kantor Setum, oleh perwira jaga, ZA diantarkan ke kantor Setum."

"Lebih kurang 30 meter dari kantor Setum, ditunjukkan kantornya dan ditinggalkan oleh perwira jaga," tandasnya.

Diketahui, penyerangan tersebut terjadi pada Rabu (31/3/2021) petang.

Insiden tersebut mengambil tempat di dekat ruang Kapolri, Jenderal Listyo Sigit.

ZA yang berjalan seolah kebingungan tiba-tiba menodongkan senjata ke arah petugas yang lewat.

Setelah sempat melepas tembakan, ZA kemudian dilumpuhkan dengan timah panas dan meninggal di lokasi.

Baca juga: Usai Terduga Teroris Serang Mabes Polri, Polda Kaltara Pastikan Pelayanan Tetap Berjalan

Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 05.02:

Isi Map Kuning yang Dibawa ZA

Di sisi lain, Kapolri Listyo Sigit Prabowo membeberkan isi map kuning yang dibawa ZA, terduga teroris yang ditembak mati saat menyerang Mabes Polri, Rabu (31/3/2021).

Dilansir TribunWow.com, selain map, menurut Listyo, polisi juga menemukan akun Instagram hingga surat wasiat ZA.

Hal itu diungkapkannya saat konferensi pers, Rabu (31/3/2021) malam.

Menurut Sigit, map kuning yang dibawa ZA berisi tentang kata-kata tertentu.

"Yang bersangkutan membawa map kuning di dalamnya ada amplop bertuliskan kata-kata tertentu," ujar Listo, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Rabu (31/3/2021).

Selain itu, ZA ternyata sempat mengunggah foto bendera ISIS di akun Instagram-nya.

Listyo menyebut dalam akun Instagram (IG) itu, ZA juga membagikan tulisan tentang jihad.

"Kemudian yang bersangkutan memiliki akun Instagram yang baru di-posting 21 jam yang lalu," ucap Listyo.

"Di dalamnya ada bendera ISIS dan ada tulisan terkait perjuangan jihad."

Ia menambahkan, ZA sempat berpamitan pada keluarga sebelum menyerang Mabes Polri.

Namun, hal itu dilakukan ZA lewat grup keluarga.

"Kita temukan juga saat menggeledah rumahnya, sebuah surat wasiat," jelasnya.

"Dan ada kata-kata di WA grup keluarga bahwa yang bersangkutan akan pamit."

Baca juga: Pasca Penyerangan Mabes Polri, Polres Berau Perketat Penjagaan, Pengunjung Akan Diperiksa

Baca juga: Bom Gereja Makassar & Teror Mabes Polri Punya Kemiripan, Pengamat Sebut Istana Negara Harus Waspada

Meski aksi teror kian merebak, Listyo meminta anggota kepolisian untuk tetap melayani masyarakat.

Namun, ia tetap mengingatkan kepolisian untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Jadi saya sudah perintahkan Kadensus untuk mendalami dan mengusut tuntas kemungkinan adanya jaringan yang terkait dengan tersangka."

"Saya sampaikan pada seluruh anggota untuk tetap memberikan pelayanan pada masyarakat."

"Namun tingkatkan kewaspadaan, tingkatkan sistem pengamanan, baik di markas komando maupun melaksanakan tugas di lapangan," tukasnya.

(*)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul IPW Desak Pejabat yang Bertanggungjawab Diberi Sanksi Terkait Teroris yang Menerobos Mabes Polri, https://wartakota.tribunnews.com/2021/04/03/ipw-desak-pejabat-yang-bertanggungjawab-diberi-sanksi-terkait-teroris-yang-menerobos-mabes-polri
Penulis: Budi Sam Law Malau
Editor: Valentino Verry
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved