Berita Nasional Terkini
Apa Itu Denwalsus Bentukan Prabowo, Anak Buah Megawati di PDIP Beri Kritik Pedas: Itu Berlebihan!
Apa itu Denwalsus bentukan Prabowo Subianto, anak buah Megawati Soekarnoputri di PDIP lontarkan kritik pedas: itu berlebihan.
TRIBUNKALTARA.COM - Apa itu Denwalsus bentukan Prabowo Subianto, anak buah Megawati Soekarnoputri di PDIP lontarkan kritik pedas: itu berlebihan.
Rencana Menteri PertahananPrabowo Subianto membentuk Detasemen Kawal Khusus Kementerian Pertahanan ( Denwalsus Kemenhan ) menuai kritik keras dari TB Hasanuddin.
Anak buah Megawati Soekarnoputri di PDIP tersebut menyebut pembentukan Denwalsus merupakan hal yang berlebihan.
Bukan hanya itu, purnawirawan TNI yang kini duduk di DPR tersebut juga menyebut pembentukan Denwalsus tidak sesuai ketentuan.
Anggota DPR dari PDIP tersebut malah menyebut pengawalan sudah menjadi tugas TNI dan Polri, sehingga tak perlu lagi dibentuk Denwalsus atau satuan khusus di Kemenhan pimpinan Prabowo Subianto.
Lantas apa sebenarnya Denwalsus Kemenhan tersebut?
Seperti apa tugas pokoknya sehingga Prabowo Subianto membentuk Denwalsus itu.
Apalagi dikutip TribunKaltara.com dari Instagram ajudan Prabowo Subianto, Rizky Irmansyah, @rizky_irmansyah, Denwalsus tersebut merupakan prajurit TNI pilihan.
Mereka dipilih dan diseleksi langsung oleh Prabowo Subianto, dan ditempa di Pusdiklat Kopassus Jawa Barat.
Baca juga: Hadir ke Pernikahan Atta-Aurel, Jokowi, Prabowo & Bamsoet Dikritik, Farhat Abbas Sebut Acara Bisnis
Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI ( Purn ) TB Hasanuddin menilai, pembentukan Detasemen Kawal Khusus Kementerian Pertahanan ( Denwalsus Kemenhan ) itu berlebihan.
Selain itu, menurut TB Hasanuddin pembentukan Denwalsus Kemenhan itu tak sesuai ketentuan pengawalan.
Dia menyebut jika ada kebutuhan khusus bisa berkoordinasi dengan TNI-Polri.
"Kemenhan itu sama dengan kementerian lainnya, itu statusnya kementerian sipil. Untuk pengamanan intern setiap kementrian boleh melakukan upaya masing masing, seperti di Setneg disebut Pamdal (pengamanan dalam) atau di tempat lain dengan nama lain," kata TB Hasanuddin kepada wartawan, Sabtu (10/4/2021).
"Pembentukan satuan khusus di Kemenhan, tak sesuai dengan ketentuan itu dan berlebihan. Kalau ada kebutuhan khusus sebaiknya kordinasi saja dengan TNI/Polri," imbuhnya.
Politikus PDI Perjuangan ( PDIP ) itu mengatakan, jika pengawalan setingkat presiden maka sudah ada jajaran Paspampres.
Di sisi lain, pengawalan setingkat menteri juga menurutnya merupakan tanggung jawab Pam VVIP Polri.
Hasanuddin menilai Denwalsus Kemenhan bisa berpotensi tidak terpakai nantinya.
"Bila tamu tersebut datang ke Menhan dan perlu jajar kehormatan sudah disediakan Ki Prot (kompi protokol di Mabes TNI). Kepala biru Umum Kemenhan tinggal kordinasi saja dengan Danden Mabes TNI. Jadi tak perlu membuat satuan khusus seperti itu dari pada idle (tidak jalan)," pungkasnya.
Diketahui, pembentukan detasemen itu diketahui dari unggahan video di Instagram resmi ajudan Prabowo, Rizky Irmansyah, @rizky_irmansyah.
Dalam video itu memperlihatkan puluhan orang yang sedang berbaris di suatu tempat.
Pasukan itu terlihat mengenakan pakaian dinas lapangan berwarna loreng hijau hitam dilengkapi baret masing-masing. Terlihat ada salah satu anggota yang mengenakan baret Kopassus.
Dalam keterangannya di unggahan media sosial tersebut, Rizky menjelaskan Denwalsus memiliki tugas dan fungsi di bidang pengawalan dan pengamanan.
Tugasnya antara lain menjaga keamanan markas Kemenhan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, tamu-tamu khusus Kemenhan, dan tugas penting lainnya.
Baca juga: Tak Mudah Hadirkan Menhan Prabowo hingga Presiden Jokowi ke Nikahan Atta & Aurel, Ini Cara Melobinya
Prabowo Subianto Kunjungan Kerja ke Korsel
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto disambut hangat oleh Menteri Pertahanan dan Presiden Korea Selatan, dalam pertemuandi Seoul, Kamis, 8 April 2021.
Korea Selatan mengundang Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto untuk menghadiri peluncuran prototipe proyek jet tempur bersama Korea Fighter Experimental (KF-X)/Indonesian Fighter Experimental (IF-X) yang akan berlangsung di pabrik Korea Aerospace Industries (KAI) Sacheon, Provinsi Gyeongsang Selatan, Jumat, 9 April 2021.
Media Korea Selatan melansir pernyataan Kementerian Pertahanan Korea Selatan sesuai pertemuan Menhan Prabowo Subianto dan Menhan Suh Wook, yang bernada optimistis soal masa depan proyek jet tempur bersama Korea Fighter Experimental (KF-X)/Indonesian Fighter Experimental (IF-X).
Sedangkan siaran pers Kemenhan tidak sedikit pun menyinggung nasib proyek jet tempur bersama Korea Fighter Experimental (KF-X)/Indonesian Fighter Experimental (IF-X), yang sempat ditinggalkan Indonesia.

Kantor berita Yonhap melansir kedua menhan menyatakan proyek jet tempur bersama Korea Fighter Experimental (KF-X)/Indonesian Fighter Experimental (IF-X) melambangkan kepercayaan antara kedua negara.
Menhan Prabowo Subianto dan Menhan Suh Wook sepakat untuk memastikan kerja sama industri pertahanan berlanjut seperti proyek jet tempur bersama Korea Fighter Experimental (KF-X)/Indonesian Fighter Experimental (IF-X).
Kedua menhan juga setuju untuk mengadakan pertemuan dua-plus-dua pejabat senior Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan tahun ini dan untuk meluncurkan saluran dialog tingkat wakil menteri dalam waktu dekat untuk meningkatkan komunikasi strategis.
Selain itu, Indonesia Korea melanjutkan kerja sama melawan ancaman keamanan nontradisional, seperti virus corona, dan berjanji untuk memperluas pertukaran pendidikan militer.
Menhan Suh Wook juga meminta dukungan Indonesia menjadikan Korea Selatan menjadi tuan rumah forum keamanan tahunan tingkat wakil menteri, Seoul Defense Dialogue, pada September dan konferensi tingkat menteri PBB tentang operasi penjaga perdamaian pada Desember.
Selain bertemu Menhan Korea, Prabowo juga disambut Presiden Korea Moon Jae-in, Kamis, 8 April 2021.
Baca juga: Sindiran Menohok Farhat Abbas ke Jokowi dan Prabowo Gegara Hadiri Acara Atta & Aurel: Terasa HUT RI
"Proyek bersama Korea Selatan-Indonesia untuk mengembangkan jet tempur generasi mendatang secara simbolis menunjukkan tingkat kepercayaan dan kerja sama yang tinggi antara kedua negara bersama dengan proyek kerja sama di kapal selam," kata Presiden Moon di awal pembicaraan seperti dilansir Yonhap.
Presiden Moon menggambarkan kunjungan Prabowo tersebut sebagai representasi "komitmen kuat" Indonesia untuk kerjasama industri pertahanan yang sukses.
Presiden Moon mengungkapkan harapan untuk memproduksi jet tempur secara massal, mentransfer teknologi, dan memasuki pasar luar negeri bersama-sama.
Presiden Moon menambahkan Korea Selatan banyak menjalin hubungan dengan Indonesia, sebagai "perwakilan negara Asia," dan menunjukkan bahwa keduanya telah menjalin "kemitraan strategis khusus."
Sekadar diketahui, Indonesia juga bekerja sama tiga membangun kapal selam dengan Daweoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME).
Dua kapal selam dibuat di Korea yakni KRI Nagapasa-403 dan KRI Ardadeli-404.
Sedangkan KRI Alugoro-405 dibangun di PAL Indonesia Surabaya.
Selain itu, Indonesia juga membeli pesawat terbang latih turboprop KT-1B Wong Bee, pesawat tempur ringan latih lanjut/multi peran jet T-50i Golden Eagle dari Korea.
Sedangkan rilis Kemenhan yang dibagikan ke media, tidak disinggung spesifik kelanjutan proyek jet tempur bersama Korea Fighter Experimental (KF-X)/Indonesian Fighter Experimental (IF-X).
Hanya disebutkan Prabowo bertemu Suh Wook dalam rangka kunjungan ke Negeri Ginseng guna meningkatkan kerja sama kedua negara di bidang pertahanan.
"Dalam acara yang berlangsung sangat hangat ini, kedua negara sepakat mempererat kerjasama militer yang selama ini sudah berjalan dengan baik," demikian keterangan tertulis Kementerian Pertahanan RI terkait pertemuan Prabowo dan Suh Wook, Kamis (8/4/2021).
Baca juga: Sederet Foto Tokoh Penting Hadir Pernikahan Atta Halilintar dan Aurel, Prabowo Dampingi Jokowi
Dalam pertemuan itu, Prabowo dan Suh Wook juga membicarakan tentang beberapa hal strategis di bidang pertahanan dan keamanan, di antaranya pertukaran pandangan keamanan regional dan kerja sama bilateral.
Diskusi tentang topik tersebut telah membuahkan sejumlah pembaruan informasi dan referensi.
Kementerian Pertahanan Indonesia siap membangun hubungan kerja sama pertahanan yang lebih kuat dengan Korea Selatan.
Prabowo pun berharap hubungan bilateral Indonesia dan Korea Selatan di bidang pertahanan dapat memberikan kontribusi yang positif.
"Tidak hanya untuk kepentingan nasional kedua negara, tetapi juga untuk menjaga keamanan, perdamaian dan stabilitas kawasan."
Prabowo juga melihat masih banyak peluang kerja sama pertahanan yang perlu dijajaki bersama, terutama dalam rangka membangun rasa saling percaya dan meningkatkan kerja sama industri pertahanan.
Indonesia menanggung 20 persen dari total biaya KF-X/IF-X senilai 8.8 triliun won atau 7.9 miliar dolar AS.
Namun Indonesia menghentikan pembayaran setelah menginvestasikan 227.2 miliar won atau hampir Rp 3 triliun.
Atau Indonesia masih berutang sekitar 600 miliar won atau Rp 7.8 triliun.
Indonesia merasa dirugikan dalam proyek jet tempur bersama KF-X/IF-X yang dirintis sejak pemerintahan Presiden SBY, meminta negosiasi ulang dan sudah menarik ratusan insinyur PT Dirgantara Indonesia yang sebelumnya dilibatkan dalam pengerjaan jet tempur generasi 4.5 ini.
Kesepakatan awal proyek ini dipimpin Korea Aerospace Industries (KAI), yang diperkirakan akan membuat 125 jet untuk Korea dan 51 jet untuk Indonesia pada tahun 2026.
KF-X dapat terbang dengan kecepatan maksimum yang cepat hingga 1.81 Mach.
Pesawat dengan panjang hampir 17 meter ini dapat dioperasikan dengan satu kru saja.
Sementara itu mengenai persenjataan, pesawat ini mampu membawa 10 misil ledak campuran air-to-air dan air-to-ground.
Baca juga: Hadirkan Sederet Pejabat Negara dari Prabowo hingga Jokowi, Atta dan Aurel Ceritakan Proses Lobi
Saat ini sebuah prototipe sedang dalam perakitan dan penerbangan perdana untuk pesawat tersebut telah dijadwalkan pada tahun 2022.
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Sakti Wahyu Trenggono, yang kini menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, menyebutkan Indonesia tak mendapatkan keuntungan signifikan dari kerja sama KF-X/IF-X.
"Gini, KFX itu kan pesawat tempur. Kita ngirim engineer ke Korea. Kita mesti spending US$2 miliar, lalu ujungnya kita dapat satu prototipe," ujar Trenggono seperti dikutip dari CNBC Indonesia.
Celakanya Indonesia tidak memiliki kepemilikan penuh dari 1 prototipe yang diberikan pada kita.
Trenggono menyebutkan hanya 15% saja ownership pemerintah.
Sementara itu mayoritas kepemilikan berada di tangan Korea Selatan, yakni sembilan teknologi yang tidak diberikan kepada Indonesia.
Selain itu juga ada ketentuan mengenai batas usia para engineer tanah air yang dikirimkan ke Korsel.
Padahal pengiriman tersebut diharapkan pemerintah Indonesia bisa ada transfer teknologi.
Sejak saat itu, negosiasi dua Indonesia Korea menemui jalan buntu.
Saat Korean Aviation Industri (KAI) merampung perakitan satu prototipe KF-X, September 2020, CEO Korean Aviation Industri (KAI), Ahn Hyunho selaku pembuat pesawat tak menyebut nama Indonesia dalam pernyataan resminya.
Ahn Hyunho hanya mengucapkan terima kasih kepada mitra kerja sama mereka tanpa menyebut secara spesifik. (yonhap)
Baca juga: Atta dan Aurel Menikah Hari Ini, Paspampres Mulai Berjaga, Benarkah Jokowi dan Prabowo Jadi Saksi?
(*)
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official