Berita Daerah Terkini
Kronologi Wanita 21 Tahun Bunuh Bayi yang Baru Saja Dilahirkan, Akui Malu karena Hamil di Luar Nikah
Wanita muda usia 21 tahun berinisial YS tega membunuh bayi yang baru saja ia lahirkan lantaran malu hamil di luar nikah.
TRIBUNKALTARA.COM - Wanita muda usia 21 tahun berinisial YS tega membunuh bayi yang baru saja ia lahirkan lantaran malu hamil di luar nikah.
Bayi tersebut merupakan hasil hubungan gelapnya dengan sang kekasih.
Dikutip TribunKaltara.com dari Surya, YS melahirkan di kamar mandi rumah neneknya di Desa Bajang, Kecamatan Mlarak, Ponorogo, Selasa (29/12/2020) dini hari.
Fakta miris ini terungkap saat gelar perkara di Mapolres Ponorogo, Rabu (14/4/2021).
Baca juga: Viral Aksi Jambret, Kalung Seberat 8 Gram Hingga Korban Terseret Terekam Kamera, Begini Kronologinya
Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Hendi Septiadi menjelaskan, kronologi pembunuhan tersebut bermula saat YS (21) melahirkan seorang bayi perempuan hasil hubungan gelap atau cinta terlarang dengan pacarnya.
"Pada saat proses persalinan tersangka tidak meminta bantuan siapapun karena malu dan takut ketahuan hamil di luar nikah," kata Hendi.

Sepuluh menit setelah persalinan YS membersihkan diri di kamar dan kembali lagi ke kamar mandi lalu mengambil sebuah potongan kayu di belakang rumah.
"YS lalu melakukan kekerasan terhadap bayi dengan cara menggoreskan kayu ke tubuh bayi," lanjutnya.
Baca juga: Bocoran Ali Ngabalin Soal Reshuffle Kabinet, Beber Peluang Bahlil & Nadiem, Bertahan atau Terdepak?
Setelah itu, YS menggendong bayinya keluar kamar mandi dan meletakkan bayi di luar kamar mandi di bagian belakang rumah.
"Karena takut, bingung, dan malu jika ketahuan telah melahirkan seorang bayi di luar nikah, yang ada di pikirannya terlapor hanya bagaimana agar bayi tersebut tidak nangis," lanjutnya.
Persalinan tersebut dilakukan YS di rumah neneknya.
Saat itu neneknya sedang keluar rumah untuk mencari kebutuhan di pasar dan salat subuh.
YS memang sering kali tinggal di rumah neneknya untuk sekadar membantu pekerjaan rumah dan menemani sang nenek.
Lamanya penyelidikan, lanjut Hendi terkendala lantaran kondisi kejiwaan YS yang belum stabil.
"Karena faktor kondisi kejiwaan, untuk sementara waktu pelaku tidak dilakukan penahanan. Selain itu saat menjalani proses penyidikan, pelaku juga kooperatif," kata Hendi.