Idul Fitri 2021

Puasa Syawal atau Bayar Utang Puasa Ramadan, Mana yang Didahulukan? Begini Penjelasan Buya Yahya

Penjelasan Buya Yahya perihal mana yang didahulukan antara puasa Syawal atau membayar utang puasa Ramadan.

Penulis: Titik Wahyuningsih | Editor: Sumarsono
Istimewa
Ilustrasi puasa. 

Melansir dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya mengatakan bagi tiap umat Muslim yang ingin melaksanakan puasa Syawal maka hendaknya membayar utang Puasa Ramadan terlebih dahulu.

Hal ini biasanya dialami oleh para perempuan yang memiliki utang puasa Ramadan lantaran terhalang haid.

FOTO ILUSTRASI: Manakah waktu yang tepat untuk melakukan puasa syawal? Apakah diperbolehkan untuk mendahulukannya, namun belum membayar hutang puasa ramadhan?
FOTO ILUSTRASI: Manakah waktu yang tepat untuk melakukan puasa syawal? Apakah diperbolehkan untuk mendahulukannya, namun belum membayar hutang puasa ramadhan? (TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

“Ibu-ibu kalau punya utang puasa, kalau mau puasa Syawal maka sebaiknya kita mendahulukan bayar utang,” kata Buya Yahya.

Lebih lanjut Ia menyampaikan barangsiapa yang membayarkan utang puasa Ramadan di bulan Syawal maka orang tersebut akan mendapat dua keutamaan sekaligus.

Disampaikan olehnya orang yang berpuasa untuk membayar utang  di bulan Syawal akan mendapatkan pahala.

“Allah kan maha kasih, ibu bayar utang paskan di bulan Syawal maka ibu dapat pahala Syawal,”

“Niatnya bayar utang saja. Kan enak sudah bayar utang kemudian mendapat pahala sunnah,” papar Buya Yahya.

Baca juga: Hari Kedua Lebaran, Tidak Ada Aturan Isolasi Mandiri Bagi Pelaku Perjalanan Lokal

Namun bukan berarti kita dapat menggabungkan utang puasa Ramadan dengan puasa Syawal sekaligus.

“Kalau puasa sunnah (Syawal) saja, utangnya nggak kebayar. Tapi kalau bayar utang sunnahnya dapat,” tutur Buya.

Artinya umat Muslim harus membedakan niat untuk berpuasa Syawal dan berpuasa membayar utang.

“Tapi jangan didobel niatnya, disebutkan oleh para ulama di mahzab Syafii nggak sah misalnya aku niat utang puasa qadha dan puasa Syawal itu nggak sah,” jelasnya.

Sementara itu Buya Yahya juga menekankan soal bacaan niat puasa untuk membayar utang.

Dia menyampaikan bahwa umat Muslim yang ingin membayarkan utang puasa tidak harus melafazkan niat dalam bacaan Arab melainkan bisa dengan bahasa Indonesia atau bahasa sehari-hari.

“Niat bayar utang itu tidak pakai bahasa Arab juga sah,

cukup begini saja ya Allah saya punya utang puasa Ramadan kemarin enam hari, saya cicil sekarang Allah ngerti kok sah,” tandas Buya Yahya.

Demikian penjelasan soal mana yang didahulukan, puasa Syawal atau bayar utang puasa Ramadan.

(TribunKaltara.com/Titik Wahyuningsih)

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved