Opini
Kebangkitan Melawan Pandemi Covid-19
Makna kebangkitan kali ini ialah bangkit melawan virus Corona yang tidak tampak tetapi berdampak pada keselamatan kehidupan manusia.
Oleh : Aprilia Sulistyani
TRIBUNKALTARA.COM - HARI Kebangkitan Nasional diperingati setiap 20 Mei, mengingatkan pada sejarah dan semangat perjuangan pemuda Indonesia di era tahun 1908.
Adalah dr. Soetomo yang memprakarsai berdirinya organisasi Budi Utomo sebagai wadah untuk mendengungkan semangat kepedulian akan masa depan Bangsa Indonesia.
Bangsa yang beriktikad menuju kemerdekaan, berdaulat, bermartabat, serta memiliki tujuan jelas.
Makna Kebangkitan Nasional
Masa bangkitnya rasa, semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan Negara.
Memiliki agenda terpenting adalah membangun kesadaran sebagai bangsa merasakan adanya kesamaan menjadi kekuatan, untuk dipakai dalam mencapai sebuah tujuan.
Kesadaran saja tak cukup, kita punya identitas dan tujuan yang sama. Kita bersama menuju ke suatu titik dan berdiri tegak bersama mengatasi masalah bangsa.
Perjuangan ini tidak dapat dilakukan hanya dengan sebagian orang saja yang terlibat. Ada sebagian kecil saja orang tidak mau terlibat, maka perjuangan sebagian besar orang bisa menjadi sia-sia.
Bersatu dan bersama adalah hal yang sangat penting saat ini. Kebutuhan kita untuk bersatu bahkan jauh lebih besar dibanding pada tahun 1908.
Ketakutan dan keraguan dalam memilih kebijakan hanya akan membuang waktu dan pasti akan ada yang lebih dirugikan. (Ethos of Sakura, Prof. Imam Robandi, 2010)
Nasionalisme terbangun bukan dari perilaku saling menuding, saling menyalahkan dan saling menyingkirkan.
Kekuatan kebangsaan tersemai dalam keharmonisan kekuatan dan energi potensi yang telah kita miliki.
Komitmen berbagi dan bersinerji dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional menjadi ukuran, sejauh mana karsa, cipta dan karya kita sudah memberikan kekuatan bagi terbangunnya keharmonisan perilaku kita dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang amanah.
Makna Kebangkitan Nasional adalah mampu membuktikan melalui karya yang dapaat membangkitkan bangsa dari keterpurukan keadaan.
Mengisi kemerdekaan dengan mempererat persatuan dan kesatuan yang menjadi landasan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Generasi penerus diharapkan dapat menangkap makna dan semangat kebangsaan yang telah dinyalakan oleh para pejuang pendahulu.
Sehingga dapat mengembangkan berbagai upaya mengatasi tantangan kehiduoan berbangsa dan bernegara pada kini hingga masa depan.
Hari Kebangkitan Nasional dimaknai sebagai bentuk pembenahan diri bagi generasi muda agar dapat menghadapi era globalisasi saat ini seiring perkembangan zaman dan teknologi.
Dengan cara bangkit dari keterpurukan dan menyongsong masa depan dengan memperbaiki, meningkatkan atau mempertahankan prestasi yang sudah ada.
Dengan demikian akan mengurangi angka kemiskinan, pengangguran, serta mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang damai, sejahtera, dan tentunya berkualitas
Perjuangan Saat Ini
Bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan besar berupa ancaman pandemi yang mulai berdampak serius pada sendi-sendi sosial dan ekonomi negara dan rakyat Indonesia.
Kondisi pada saat ini tentu akan berbeda dengan waktu dulu, saat kita dihadapkan dengan musuh yang nyata yang dapat meruntuhkan semangat persatuan dan kesatuan melalui politik adu domba, penjajahan fisik dan mental.
Maka pada saat ini sesungguhnya kita dihadapkan dengan pandemi covid-19 yang berdampak ke seluruh diantaranya dalam dunia kesehatan, ekonomi, dan pendidikan.
Menghadapi situasi tersebut, kebersamaan seluruh elemen bangsa menjadi kunci bagi kita untuk keluar dari krisis ini.
Krisis pandemi ini memberikan pelajaran penting bahwa sumber daya yang besar tidak menjamin sebuah negara mampu secara efektif menangani wabah ini.
Masa saat ini kita harus membebaskan bangsa ini dari ancaman Covid-19. Ini bukan sekadar ancaman penyakit.
Ini adalah ancaman terhadap keselamatan kita sebagai individu, juga ancaman terhadap keselamatan kita sebagai bangsa.
Sudah terlihat, selain kerugian medis ada kerugian ekonomi. Efek ekonomi tidak hanya harus kita tanggung selama wabah ini berlangsung, namun beberapa tahun setelahnya.
Efek ekonomi ini bisa saja merambat ke hal lain seperti politik, dan pertahanan. Negara memiliki keterbatasan sumber daya untuk menangani krisis pandemi ini.
Kita juga tahu betul, jika krisis kesehatan ini semakin berkepanjangan maka negara tidak memiliki kapasitas memadai untuk menanggung beban ekonomi dalam jangka panjang karena perlu adanya kegiatan peduli dan berbagi.
Setiap warga negara yang merasa terpanggil nuraninya ikut turun tangan meringankan beban sesama.
Tindakan masyarakat berbagai kalangan merupakan inspirasi nyata yang dapat membangkitkan semangat kebersamaan warga negara Indonesia untuk saling membantu, meringankan beban sesama, hingga mampu menuntun kita keluar dari ancaman kesehatan dan tekanan sosial ekonomi.
Membangkitkan semangat dalam budaya toleransi Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak suku bangsa, agama, dan budaya yang menjadikan Indonesia kaya akan keragaman.
Keragaman yang dimiliki oleh Indonesia hendaknya menjadi penguat bangsa Indonesia bukan malah sebaliknya.
Membangkitkan semangat dalam berkarya Indonesia tidak pernah kekurangan orang hebat, hal ini dibuktikan dengan banyaknya warga Indonesia yang memiliki prestasi di kancah Internasional dalam berbagai bidang.
Membangkitkan semangat membaca dan literasi Menurut UNESCO, Indonesia berada di peringkat kedua dari bawah mengenai literasi dunia.
Artinya minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Selain hanya membaca, pemahaman literasi Indonesia juga masih sangat rendah.
Pemahaman literasi yang dimaksud adalah memahami konteks suatu bacaan secara keseluruhan serta meningkatkan minat baca pada anak bangsa agar tidak tertinggal.
Bangkit Melawan Virus Corona
Peringatan tahun ini terasa berbeda di tengah seluruh dunia sedang menghadapi pandemik Corona yang belum menunjukkan tanda-tanda gejala menurun secara signifikan.
Jika pada waktu didirikan pergerakan Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 merupakan kebangkitan melawan penjajahan yang identik dengan ketidakadilan, penindasan, dan pelanggaran hak asasi.
Makna kebangkitan kali ini ialah bangkit melawan virus yang tidak tampak tetapi berdampak pada keselamatan kehidupan manusia.
Saat ini di tengah pandemik Covid-19 atau Corona yang mulai menjadi perhatian bangsa Indonesia sejak pertengahan Maret 2020 bangsa Indonesia seperti kehilangan pijakan karena petunjuk untuk menghadapinya yang tidak atau kurang jelas.
Kita memerlukan kebangkitan untuk menghadapi.
Masyarakat harus disatukan untuk menghadapi pandemik ini sehingga taat pada prosedur atau protokol melawan Covid 19 dengan cara physical distancing, menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah serta terlibat dalam kerumunan.
Ketaatan masyarakat pada peraturan pemerintah ungtuk menanggulangi pandemik membuktikan pemerintah memeliki legitimasi atau kepercayaan yang kuat dari rakyat.
Sebaliknya, perlawanan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah menunjukkan legitimasi pemerintah dipertanyakan.
Seluruh masyarakat perlu ikut bertanggung jawab atas kejadian bencana ini dan menjadi bentuk perjuangan yang perlu dibangun dalam rangka mewujudkan kesehatan semesta bangsa Indonesia.
Dorongan dari pemerintah, berbagai profesi, tokoh agama, tokoh panutan, dan berbagai unsur terkait dapat menjadi sumber penggerak dalam bentuk arahan bahwa kontribusi menjaga diri, keluarga, dan masyarakat adalah upaya gotong royong yang perlu dilakukan serta senantiasa dikumandangkan secara terus menerus.
Hal ini memungkinkan timbulnya kebiasaan positif yang kemudian diharapkan dapat menjadi suatu budaya yang baik bila dapat saling menjaga dan mengingatkan bila ada perilaku yang membahayakan yang tidak sesuai dengan upaya pencegahan penyebaran/penularan Covid-19.
Semangat gotong royong merupakan semangat kebersamaan yang perlu dibangun untuk mewujudkan Indonesia yang sehat, kuat, dan hebat.
Pemantapan semangat ini memerlukan tokoh panutan yang memberikan arahan pada masyarakat.
Upaya ini diharapkan dapat membangun berbagai komunitas swadaya masyarakat yang peduli dengan sesama untuk saling menolong demi kemaslahatan bersama.
Semua orang yang mampu membantu yang kurang mampu, yang berlebih membantu yang kekurangan, yang sehat membantu yang kurang sehat, dan yang berpengetahuan membantu yang belum tahu.
Pada kondisi sekarang gerakan tetap tinggal di rumah juga merupakan suatu perjuangan, gerakan ini perlu didukung oleh banyak pihak.
Suasana ini mendorong persatuan sehingga budaya gotong royong yang sudah mengakar pada berbagai sendi kehidupan bangsa Indonesia terwujud.
Kolaborasi berbagi peran adalah kata kunci yang tepat dalam menangani bencana Covid-19 secara nasional maupun secara lokal di daerah.
Seluruh komponen bangsa bersatu ikut menanggulangi masalah sesuai dengan tugas dan keahlian masing masing.
Masyarakat membantu dengan dukungan serta membatasi diri tidak keluar rumah, menjaga jarak, membatasi mobilitas intra dan antarwilayah, saling membantu dalam penghidupan.
Membuat saat-saat menunggu agar menjadi lebih bermanfaat adalah sebuah langkah kreatif dan produktif yang perlu dibiasakan (Menggali Rasa, Prof. Imam Robandi, 2015).
Saat ini ikhtiar mendesak kita adalah melawan Covid-19. Semoga kita dapat bangkit melawan corona, mengesampingkan kepentingan individu atau kelompok dengan semangat perjuangan. (*)
Penuli: Staff Administrasi SMK Muhammadiyah Pelaihari , Kalimantan Selatan