Berita Tarakan Terkini
Meningkat Drastis, Sampah Pasca Idul Fitri Tembus 196 Ton: Puncak Paling Tinggi di Hari Raya Ketiga
Meningkat drastis, sampah pasca Idul Fitri tembus 196 Ton: Puncak paling tinggi 3 hari setelah Hari Raya Idul Fitri.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Meningkat drastis, sampah pasca Idul Fitri tembus 196 Ton: Puncak paling tinggi 3 hari setelah Hari Raya Idul Fitri.
Pasca Ramadan dan Idul Fitri, volume sampah di TPA Hake Babu mengalami peningkatan hingga 10 persen dari hari biasanya.
Dikatakan Abdul Muin, Kepala UPT TPA Hake Babu Tarakan, sebelum Idul Fitri memang terjadi kenaikan namun tidak begitu signifikan. Hal ini dikarenakan selama Ramadan pola konsumsi masyarakat banyak berubah.
Baca juga: Pernah Kirim Hingga Rp 300 Juta, Warga Tarakan Galang Dana & Aksi Kemanusiaan untuk Warga Palestina
Baca juga: Penumpang,di Pelabuhan Tengkayu II Tarakan Jalani Tes Swab Antigen, Berikut Hasilnya
Baca juga: CPNS 2021 Pemkot Tarakan, Jalur PPPK Dikhususkan Guru Honorer
"Biasanya masak sendiri, lalu beli di luar yang nantinya ada sampah kemasan. Itu yang membuat banyak sampah dihasilkan. Karena kecenderungan masyarakat ingin praktis," ungkapnya.
Terlebih saat ini kata Abdul Muin, rata-rata kemasannya plastik. Meski demikian, diakuinya kenaikannya tidak terlalu banyak.
Sebelum Ramadan, per harinya bisa tembus 135 ton rata rata. Setelah Ramadan tembus 140 ton per hari.
Dilanjutkan Abdul Muin, hari pertama Idul Fitri, jumlah sampah yang diangkut ke TPA normal sama seperti tahun lalu.
"Memang di Idul Fitri tidak semua kendaraan beroperasi karena petugas juga sedang merayakan Idul Fitri. Sebagian ada yang lebaran. Di hari kedua itu mereka baru bergerak. Sehingga sebenarnya sampah di hari pertama yang harusnya diangkut malah menumpuk di hari kedua," ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, hari pertama Idul Fitri tercatat tak sampai 100 ton yang masuk ke TPA. Hari kedua barulah melonjak. Dan puncaknya di hari ketiga.
"Karena tertunda aja. Penambahan tidak signifikan ini karena pola pengangkutan sedikit berubah. Biasanya setiap hari diangkut," urainya.
Begitu juga dari Depo Transfer dan KSM. Biasanya digunakan hari kedua baru dilakukan pengambilan sampah. Sehingga akumulasi sampah hari pertama dan kedua melonjak.
"Puncak hari ketiga itu sekitar pertama 200 ton masuk sampahnya. Hari selanjutnya normal seperti biasa," sebutnya.
Ia melanujutkan, kondisi daya tampung sampah di TPA saat ini sekitar dua tahun mengalami overload. Jika melihat ketinggian tumpukan sampah sidah tidak standar lagi.
"Sementara lahan tidak siap. Cara mengakali cari space yang masih bisa diletakkan. Kita khawatirkan sebenarnya menumpuk dan berbahaya," bebernya.
Apalagi setiap hari produksi sampah bertambah. Dan imbasnya lahan setiap hari semakin menyempit.
"Ini yang kami lagi pikirkan apakah ada perluasan TPA atau pemindahan TPA," ujarnya.