Berita Nasional Terkini
PROFIL Doni Monardo, Jenderal Baret Merah, 2 Tahun Jabat Kepala BNPB hingga Pimpin Satgas Covid-19
Simak profil Letjen TNI Doni Monardo, Jenderal baret merah, 2 tahun jabat Kepala BNPB hingga pimpin Satgas Covid-19
TRIBUNKALTARA.COM - Simak profil Letjen TNI Doni Monardo, Jenderal baret merah, 2 tahun lebih menjabat Kepala BNPB hingga pimpin Satgas Covid-19.
Jabatan Kepala BNPB kini dipegang Letjen TNI Ganip Warsito, seusai dilantik oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara Selasa 25 Mei 2021 hari ini.
Jenderal berpengalaman di bidang Infanteri itu, menggantikan Letjen TNI Doni Monardo yang telah memasuki masa pensiun.
Baca juga: Letjen TNI Ganip Warsito, Kepala BNPB yang Baru Pengganti Doni Monardo, Berpengalaman di Infanteri
Nama Doni Monardo diketahui tercatat sebagai Kepala BNPB selama 2 tahun lebih.
Jebolan Akmil 1985 itu mulai menjabat sebagai Kepala BNPB pada Januari 2019 lalu.
Selain menjabat sebagai Kepala BNPB, Doni Monardo juga didapuk sebagai Ketua Satgas Covid-19.
Lantas seperti apa sebenarnya jejak karir, Jenderal baret merah tersebut ?
Berikut TribunKaltara.com menyajikan sepak terjang Doni Monardo, Jenderal baret merah Kopassus yang dua tahun lebih pimpin BNPB.

Profil Letjen TNI Doni Monardo
Rupanya perwira TNI AD lulusan Akademi Militer tahun 1985 ini ialah prajurit tempur Korps baret merah Kopassus.
Karier Doni Monardo di kesatuan Para Komando Korps baret merah dimulai tahun 1986.
Usai menjalani pendidikan Pasukan Khusus, Doni Monardo muda langsung diterjunkan ke palagan konflik Timor Timur.
Penugasannya tak berhenti sampai di situ.
Ia lantas ke Aceh dalam Darurat Operasi Militer di sana.
Setelah di Kopassus, Doni Monardo ditugaskan dalam Kesatuan Batalyon Raider, Bali, dari tahun 1999-2001.
Selanjutnya ia ditarik ke Paspampres sampai tahun 2004 karena harus mengikuti pelatihan counter terrorism di Korea Selatan.
Baca juga: Rapat Koordinasi Virtual BNPB jadi Forum Curhat, Penanggulangan Bencana di Daerah Terkendala Biaya
Selesai pelatihan di Negeri Gingseng, Doni Monardo kembali ditugaskan ke tanah Rencong, Aceh tahun 2005-2006 sebelum kembali ke Paspampres.
Doni kemudian dipindahkan lagi ke Kostrad dengan penempatan di Makassar.
Selesai di Kostrad, Doni Monardo ditarik kembali ke Paspampres menjadi komandan Grup A pengawal presiden tahun 2010.
Karir militernya yang paling mentereng ialah saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkannya sebagai Wakil Komando Satuan Tugas pembebasan MV Sinar Kudus yang dibajak perompak di perairan Somalia.
Operasi yang dinilai berhasil ini membuat Doni Monardo mendapat kenaikan pangkat menjadi Brigadir Jenderal.
Doni Monardo juga pernah menjabat sebagai Danjen Kopassus ke-27 dari tahun 2014-2015.
Letjen TNI Doni Monardo kemudian dipromosikan menjadi Danpaspampres setelah beberapa bulan menjalani pendidikan PPSA XVIII di Lemhannas.
Dengan kenyang pengalaman tempur dan teritorial militer, Letjen TNI Doni Monardo sangat pantas menjadi Kepala BNPB.
BNPB Pimpinan Doni Monardo Bantu Masker dan APD untuk Kaltara Senilai Rp 2 M, Termasuk 3 Mesin PCR
Sebelumnya diberitakan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB memberikan bantuan kepada pihak BPBD Kaltara senilai Rp 2 Miliar.
Bantuan ini diberikan dalam rangka mendukung program penanggulangan Covid-19 di Kaltara.
Ditemui di Kantor BPBD Kaltara, Kepala Pelaksana BPBD Kaltara, Andi Santiaji mengatakan bantuan yang diterima sebanyak 120,000 buah masker medis dan kain, serta 6,000 buah alat pelindung diri itu, akan disalurkan ke kabupaten kota yang ada di Kaltara.
Baca juga: 100 Sampel Belum Dites PCR, Dinkes Kaltara Ungkap Sempat Kehabisan & Usul 5.000 Reagan ke BNPB
"Hari ini kami terima bantuan, 20.000 masker medis, 100.000 masker kain, dan 6.000 APD, nominalnya sekitar Rp 2 miliar," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kaltara, Andi Santiaji, Kamis (8/4/2021).
"Akan segera salurkan ke Kabupaten Malinau, Nunukan, KTT, Tarakan, dan Nunukan," tambahnya.
Ditanyakan mengenai mesin Polymerase Chain Reaction atau PCR yang diperuntukan bagi Malinau dan Nunukan, Andi Santiaji mengatakan, ketiga alat PCR tersebut masih disimpan di Gudang BPBD Kaltara.

Hal ini dilakukan, karena masih menunggu kesiapan sarana dan prasarana pendukung dari pihak Rumah Sakit di Nunukan maupun di Malinau.
"Untuk alat PCR kami terima tiga unit, nanti akan diserahkan ke Kabupaten Nunukan dan Malinau. Tapi kami masih menunggu kesiapan dari pihak Rumah Sakit di Nunukan dan Malinau," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, BPBD Kaltara menerima 3 unit alat PCR dari BNPB yang diperuntukan bagi kabupaten yang ada di perbatasan RI-Malaysia, yakni Malinau dan Nunukan.
Baca juga: Usai Curhat di Hadapan Kepala BNPB Doni Monardo, Bupati Nunukan Akui Mendapatkan Respon Ini
Bantuan ini didapatkan setelah Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo, mengunjungi Nunukan pada akhir Maret lalu.
Diketahui, dengan adanya mesin PCR maka spesimen sampel uji Covid-19 tidak perlu lagi mengirim ke laboratorium PCR di Bulungan dan Tarakan.
Lantaran, hingga saat ini Laboratorium PCR di Kaltara, hanya terdapat di Bulungan dan Tarakan.
(*)
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official