Berita Nasional Terkini
Presiden PKS Soroti Narasi Provokatif, Pelemahan Institusi KPK, Pancasila hingga Korupsi Bansos
Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengungkapkan di tengah masyarakat yang terbelah saat ini, ada narasi dibangun seolah-olah ingin membenturkan anak bangsa.
TRIBUNKALTARA.COM, BALIKPAPAN - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengungkapkan di tengah-tengah masyarakat yang terbelah saat ini, ada narasi yang dibangun seolah-olah ingin membenturkan sesama anak bangsa.
Narasi yang provokatif yang mencederai kerukunan hidup sesama anak bangsa.
"Kita merasa kan akhir-akhir ini ada propaganda yang begitu bising didengungkan oleh para pendengungnya," kata Syaikhu dalam pidato politik nya di acara rangkaian kegiatan akhir Milad PKS ke 19 di DPP PKS secara virtual dihadiri sekitar 6 ribu struktur dan kader PKS seluruh Indonesia Minggu, (30/5/2021).
Syaikhu mengatakan dalam kehidupan berbangsa saat ini, masih merasakan berbagai permasalahan. Keakraban kita sebagai sesama anak kadang terusik dan tercerai berai.
Baca juga: Politikus PKS Terpesona Lihat Calon Kapolri Listyo Sigit Didampingi Polwan Berjilbab, Dipuji Cerdas
Akal sehat kita sebagai manusia rasional tidak bisa lagi bernalar.
Para pendengung menggulir bahwa menjadi seorang muslim yang taat itu bisa sekaligus menjadi warga negara yang taat. Menjadi seorang religius tidak bisa menjadi seorang nasionalis.
Inilah, atas nama nasionalisme mereka stikmakan radikalisme sesama anak bangsa. Atas nama Pancasila mereka sematkan tuduhan ekstrimisme kepada sesama warga negara.
Syaikhu menegaskan bukanlah pendiri bangsa kita ini Soekarno-Hatta telah meletakkan dasar-dasar konsensus bernegara sebagai alat untuk mempersatukan bangsa.
Baca juga: PDIP Inginkan Pilpres 2024 hanya Dua Paslon, Sulit Koalisi dengan PKS dan Demokrat: DNA Kami Beda
Banyak hal yang disampaikan secara tegas dan lugas oleh Syaikhu di acara 19 tahun Milad PKS. Di antaranya terkait Pancasila tidak lagi menjadi konsensus mempersatukan bangsa sebagaimana yang dicontohkan pendiri bangsa kita.
"Atas nama Pancasila ekonomi kekuasaan merusak kehangatan percakapan warga negara. Mengadu domba sehingga terjadi keterbelahan semakin menganga," ujarnya seperti dalam siaran pers yang dikirim pengurus PKS.
Syaikhu juga memaparkan secara kasat mata rakyat menyaksikan atas nama wawasan kebangsaan dan cinta Indonesia para pejuang antikorupsi ramai-ramai disingkirkan.
Menyaksikan fakta ini kiranya menurut Syaikhu, rasa keadilan rakyat pun semakin terkoyak-koyak. Kesadaran Nurani publik tersakitkan ketika agenda pemberantasan korupsi di lemahkan.
Baca juga: Terpilih Menjadi Presiden PKS 2020-2025, Lihat Profil Lengkap Ahmad Syaikhu
Di saat yang sama dana bantuan sosial (bansos) untuk orang yang berdampak pandemi justru dikorupsi habis-habisan oleh pejabat negara yang korup.
"Publik jadi bertanya-tanya apakah integritas dan sikap antikorupsi bukan sikap yang Pancasilais, begitu pula sikap cinta NKRI.
Staf Khusus Wapres hingga Ketum KIB Tanggapi Tuntutan Kenaikan Dana Desa di Talkshow ‘Kades Iwan’ |
![]() |
---|
Portal Berita TribunSorong.com Hadir di Papua Barat Daya, Provinsi Termuda di Indonesia |
![]() |
---|
Kolaborasi Dukung Percepatan Kendaraan Listrik, PLN-Himbara Permudah Masyarakat Miliki Motor Listrik |
![]() |
---|
Terungkap, PPATK Temukan Uang Rp 37 Miliar di Deposit Box Milik Rafael Alun, Diduga dari Hasil Suap |
![]() |
---|
Dipecat dari Pejabat Kemenkeu, Rafael Alun tak Dapat Uang Pensiun, Terbukti tak Patuh Laporkan Pajak |
![]() |
---|