Pilpres 2024

Getol Dukung Jokowi dan Prabowo Berpasangan di Pilpres 2024, M Qodari Singgung Kadrun dan Imam Besar

Wacana Presiden tiga periode mencuat, muncul dukungan Jokowi dan Prabowo Subianto berpasangan di Pilpres 2024, M Qodari singgung Kadrud dan Imam Besar

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto usai berfoto bersama di sela-sela Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Pertahanan, TNI dan Polri di Kantor Kemhan, Jakarta, Kamis (23/1/2020). 

TRIBUNKALTARA.COM - Wacana soal Joko Widodo jadi Presiden tiga periode terus mencuat, hingga muncul dukungan Jokowi dan Prabowo berpasangan di Pilpres 2024, M Qodari singgung Kadrun dan Imam Besar.

Peta politik menuju Pilpres 2024 semakin liar berhembus, menyusul suara-suara yang mendukung Jokowi jadi Presiden selama tiga periode.

Bahkan kali ini Jokowi didukung maju berpasangan dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.

Dukungan tersebut secara terang-terangan diusung oleh Direktur Eksekutif Indo Baramoeter, M Qodari.

Dukungan agar Jokowi dan Prabowo Subianto berpasangan di Pilpres 2024 semakin mencuat setelah keduanya berkonsolidasi dan sama-sama berada di pemerintahan.

Padahal sebelumnya selama dua periode Pilpres, Jokowi dan Prabowo Subianto saling berahadapan.

Dalam pandangan M Qodari, wacana pasangan Jokowi dan Prabowo maju pada Pilpres 2024 akan mendapat dukungan mayoritas dari partai politik (parpol) dan juga sebagian besar rakyat Indonesia.

"Dukungan dari parpol terhadap pasangan Jokowi - Prabowo itu akan paralel dengan parpol yang kini mendukung pemerintahan.

Paling tidak didukung oleh 80 persen parpol," kata M Qodari Dalam diskusi yang disiarkan di akun Youtube Tribunnews dan Youtube Wartakota Production, Kamis (24/6/2021).

Baca juga: Siapa M Qodari? Trending Twitter Pagi Ini, Gelar Syukuran Kantor Sekretariat Nasional Jok-Pro 2024

Wacana ini, katanya, juga untuk menutup variabel Imam Besar dari ruang komunikasi dan ruang politik.

Menurutnya, variabel Imam Besar ini yang diperkirakan bakal menolak pasangan Jokowi - Prabowo.

Sebab calon mereka dukung tidak akan bisa ikut dalam Pilpres 2024.

Tapi, M Qodari tidak menjelaskan secara detail siapa yang dimaksud Imam Besar dalam analoginya.

M Qodari juga membenarkan bahwa wacana pasangan Jokowi - Prabowo juga berarti akan bergabungnya dua kelompok besar yang selama ini berseberangan.

Kedua kelompok itu adalah kelompok cebong dan kelompok kampret.

"Paling yang akan menolak bergabungnya cebong-kampret dalam mendukung Jokowi-Prabowo ini adalah kelompok Kadrun," ujar M Qodari.

Andai koalisi Jokowi - Prabowo bergabung, M Qodari menilai maka tidak ada partai politik lain yang bisa mengajukan calon.

"Yang akan dihadapi hanya kotak kosong karena hanya akan ada satu paslon pada Pilpres 2024, yaitu Jokowi - Prabowo," katanya.

Baca juga: Elite Gerindra Bereaksi, Muncul Wacana Duet Megawati-Prabowo di Pilpres 2024: Usulan Kita Tampung

Selain itu, M Qodari juga memprediksi bergabungnya Jokowi - Prabowo bakal menurunkan tensi politik imbas Pilpres 2019 silam.

Prabowo selama ini banyak didukung oleh masyarkat dari Indonesia bagian barat, sedangkan Jokowi didukung dari masyarakat atau pemilih di Indonesia tTimur.

"Tensi politik turun, tidak ada lagi cebong kampret.

Apalagi kalau cebong pakai taring dan kampret pakai cakar.

Dengan demikian pemilu damai, pemilu lawan kotak kosong, tensi politik lebih ringan," ungkap M Qodari.

"Semoga dengan skema seperti itu maka politik Indonesia akan lebih tenang, indonesia bisa bangkit dari sisi ekonomi," imbuhnya.

Meski demikian, M Qodari menyadari bahwa wacana pasangan Jokowi - Prabowo baru bisa terjadi jika dilakukan amandemen konsitusi.

Seperti diketahui, Pasal 7 UUD 1945 telah membatasi masa jabatan seseorang untuk menjadi Presiden/Wapres, yakni maksimal dua periode.

Karena itu, pasal ini harus diamandemen terlebih dahulu agar Jokowi bisa maju untuk periode ketiga dan kemudian berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Baca juga: Bisa Bikin Prabowo Tertawa Lepas, Sosok Ini Bongkar Suasana Sebenarnya di Podcast Deddy Corbuzier

"Saya sadari sepenuhnya bahwa pasangan Jokowi - Prabowo baru terjadi kalau terjadi amandemen.

Ini yang disalahpahami, ada yang lapor ke polda sumut, tagar tangkap Qodari.

Saya sadar itu harus ada amandemen. Yang bisa lakukan parpol di DPR dan teman-teman DPD," tuturnya.

(*)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul JOKOWI-Prabowo Maju Pilpres 2024, M Qodari: Yang Tolak Hanya Kadrun & Variabel Imam Besar, https://wartakota.tribunnews.com/2021/06/24/jokowi-prabowo-maju-pilpres-2024-m-qodari-yang-tolak-hanya-kadrun-variabel-imam-besar?page=all.
Penulis: Suprapto
Editor: Suprapto
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved