Berita Daerah Terkini

Tanggapi soal Sumbangan Rp 2 Triliun Disebut Hoaks, Keluarga Akidi Tio: Uangnya di Bank Singapura

Keluarga Akidi Tio melalui sang menantu, Rudi Sutadi memberikan tanggapan terkait tuduhan, bahwa sumbangan  Rp 2 triliun itu hanya kebohongan.

Editor: Sumarsono
Tribun Sumsel
Menantu Akidi Tio, Rudi Sutadi bersama istrinya, Heriyanti keluar dari gedung Ditreskrimum Polda Sumsel Senin malam (2/8/2021) pukul 21.57 WIB. (Tribun Sumsel Rachmad Kurniawan) 

TRIBUNKALTARA.COM, PALEMBANG – Keluarga Akidi Tio melalui sang menantu, Rudi Sutadi memberikan tanggapan terkait tuduhan, bahwa sumbangan  Rp 2 triliun itu hanya kebohongan.

Usai menjalani pemeriksaan di Polda Sumatera Selatan, Senin (2/8/2021), Rudi Sutadi menyempatkan untuk memberikan klarifikasi singkat kepada wartawan yang menunggui rumahnya di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (2/8/2021).

Pihak keluarga Akidi Tio  merasa gerah dengan nyinyiran dan tanggapan miring terkait sumbangan Rp 2 triliun untuk membantu masyarakat Sumatera Selatan terdampak pandemi Covid-19 tersebut oleh sebagian orang disebut hoaks alias bohong. 

 Mewakili keluarga, Rudi Sutadi tak terima jika keluarganya dianggap membuat kegaduhan.

Baca juga: Usaha Heriyanti Akidi Tio Penyumbang Rp 2 Triliun Bangkrut, Suami Sopir Taxi, Ini Kesaksian Ketua RT

Rudi pun menyatakan, yang paling penting realitanya. "Ada uangnya di Bank Singapura, prosesnya panjang tidak bisa sekaligus," kata Rudi Sutadi.

Di depan awak media, Rudi juga menyampaikan keresahannya soal komentar-komentar buruk tentang inisiatif keluarganya mendonasikan dana Rp 2 triliun untuk membantu penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan itu.

"Macam-macam omongan yang masuk ke saya, tapi yang penting realitanya. Dio ngomongi kami jahat dio dewek jahat," ucapnya.

"Jadi tunggu saja, orang-orang harus sabar soalnya yang dicairkan ini jumlahnya banyak, jadi tak bisa sekaligus, " tambahnya.

Senin malam usai menjalani pemeriksaan selama beberapa jam, putri almarhum Akidi Tio, Heriyanti bersama sang suami, Rudi Sutadi, dan anak laki-lakinya diantar pulang oleh anggota polisi.

Mereka diantar tiga mobil plus dua mobil pengawalan, dan  tiba di rumah hampir tengah malam.

Beberapa saat setelah tiba, Rudi Sutadi mendekati pos penjagaan kompleks rumahnya. Dia mencari petugas jaga malam, Usman.

Setelah turun dari mobil, Heriyanti dan anaknya langsung masuk ke rumah sementara Rudi Sutadi usai membuka pagar dan pintu rumah kemudian menghampiri anggota polisi Polda Sumsel.

Sementara seorang anggota polisi mengatakan pihaknya akan menjaga keamanan Heriyanti yang saat ini berstatus wajib lapor.

"Kami standby di sini," ujarnya.

Baca juga: UPDATE Prank Sumbangan Rp 2 Triliun di Palembang, Anak Akidi Tio Tak Ditahan, Hanya Wajib Lapor?

Menjalani Pemeriksaan 8 Jam

Heriyanti, anak bungsu Akidi Tio diperiksa penyidik Ditreskrium Polda Sumsel selama kurang lebih 8 jam, Senin (2/8/2021) untuk proses klarifikasi terkait dana sumbangan Rp 2 triliun dari keluarga Akidi Tio.

Heriyanti tiba di Mapolda Sumsel sekira pukul 12.59 WIB seteah dijemput Dir Intelkam Polda Sumsel Kombes Pol Ratno Kuncoro.

Keluar dari mobil hitam yang membawanya, Heriyanti terlihat mengenakan pakaian batik, celana panjang hitam, dan sepatu hitam.

Tampak juga ia menenteng tas hitam bermerek Coach Crossgrain Patent Leather Charlie Carryall.

Turun dari mobil, ia langsung digiring masuk ke ruang Dir Ditkrimum Polda Sumsel dengan pengawalan sejumlah petugas.

Heriyanti Putri Akidi Tio bersama Suami, Rudi Sutadi, keluar dari gedung Ditreskrimum Polda Sumsel terkait polemik sumbangan Rp 2 Triliun, Senin (2/8/2021). (Kolase TribunKaltara.com / TRIBUNSUMSEL.COM/SHINTA dan Dok Polda Sumsel)
Heriyanti Putri Akidi Tio bersama Suami, Rudi Sutadi, keluar dari gedung Ditreskrimum Polda Sumsel terkait polemik sumbangan Rp 2 Triliun, Senin (2/8/2021). (Kolase TribunKaltara.com / TRIBUNSUMSEL.COM/SHINTA dan Dok Polda Sumsel) (Kolase TribunKaltara.com / TRIBUNSUMSEL.COM/SHINTA dan Dok Polda Sumsel)

Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Heryanti saat tiba di Polda Sumsel.

Tak lama berselang, giliran dokter Akidi Tio, Profesor Hardi tiba di Polda Sumsel sekita pukul 13.00 wib.

Kedatangannya di Polda Sumsel dalam rangkan dimintai klarifikasi terkait dana hibah Rp 2 triliun keluarga Akidi Tio.

Dir Intelkam Polda Sumsel, Kombes Pol Ratno Kuncoro pun sempat meminta tanggapan Prof Dr dr Hardi Darmawan, dokter keluarga yang jadi perantara saat penyerahan simbolis dana tersebut.

"Ternyata uang 2 T tidak ada, menurut bapak, Heriyanti salah atau tidak," ujarnya, Senin (2/8/2021).

"Tidak benar pak sudah kita cek uang itu tidak ada," kata Ratno menambahkan.

Lantas Ratno pun bertanya kepada Hardi. "Maksudnya apakah bapak mengecam tindakan Heriyanti atau tetap mendukung dia?" tanya Ratno.

Mendengar pertanyaan itu, Hardi Darmawan hanya diam. Ia masih tampak kebingungan dengan apa yang terjadi.

Baca juga: Hotman Parris Sudah Cium Kejanggalan Sumbangan Rp 2 Triliun Keluarga Akidi Tio, Masyarakat Tertipu

"Saya tidak tahu (uangnya ada atau tidak). Dia mengatakan pada saya ada (uang itu)," ujar dr Hardi.

Kombes Pol Ratno Kuncoro kembali menimpali pertanyaan, apakah Prof Hardi Darmawan setuju bila Heriyanti harus meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kebohongan yang sudah dilakukannya.

"Ya kalau tidak ada, harus minta maaf ke masyarakat Indonesia," ujarnya.

Setelah menyampaikan hal tersebut, Prof Hardi Darmawan selanjutnya dibawa ke ruang Dir Krimum Polda Sumsel untuk bertemu langsung dengan Heriyanti.

Tak hanya Heriyanti dan Prof Dr dr Hardi Darmawan, nyatanya suami dan seorang anak laki-laki Heriyanti juga turut dipanggil ke Mapolda Sumsel guna memberikan keterangan terkait dana Rp 2 Triliun tersebut

Suami Heriyanti, Rudi Sutadi, dan anaknya Kevin dibawa ke Mapolda Sumsel menggunakan mobil sedan putih polisi.

"Iya, tadi sore lakinya dijemput pihak kepolisian pakai sedan putih. Awalnya mau naik taksi online tapi tidak jadi karena naik mobil petugas dari semalam ngawasi," kata penjaga keamanan perumahan, Usman, Senin (2/8/2021).

Sedangkan anaknya Kelvin, diungkapkan Usman dijemput mobil yang sama, namun pada jam berbeda.

"Kalau anaknya, sekitar pukul 19.00 wib dijemput mobil yang sama (sedan putih)," tuturnya.

Usai menjalani pemeriksaan, Prof Hardi keluar lebih dahulu dari gedung Ditreskrimum Polda Sumsel setelah menjalani pemeriksaan selama 7 jam.

Ia meninggalkan Mapolda Sumsel sekira pukul 20.15 WIB. Prof Hardi pulang dijemput mobil hitam dengan pelat BG 1047 OH.

Hardi meninggalkan Polda Sumsel, tanpa memberikan pernyataan apapun.

Saat ditanya awak media, Hardi tak bergeming dan bergegas masuk ke mobil yang telah siap menjemputnya.

Berselang satu jam kemudian Heriyanti bersama suami dan anaknya keluar dari Gedung Ditreskrimum Polda Sumsel sekira pukul 21.57 WIB.

Tampak Heryanti dan suaminya menutup wajah dengan tangannya masing-masing.

Tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut ketiganya.

Mereka kompak berjalan cepat dan langsung menuju mobil penyidik untuk kemudian dibawa meninggalkan Mapolda Sumsel.

Kepala mereka tertunduk dengan tangan yang benar-benar menutupi hampir seluruh bagian wajahnya.

Mereka sama sekali enggan memberikan komentar kepada awak media yang sudah menunggu sejak siang.

Penjelasan Polda Sumsel

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi menegaskan bahwa Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri tak kenal dengan Heriyanti, anak bungsu almarhum Akidi Tio.

Heriyanti diketahui mewakili keluarga Akidi memberikan sumbangan sebesar Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan.

Sayangnya hingga kini dana tersebut belum cair dan masih dipertanyakan keberadaannya.

Supriadi menyebutkan, bantuan almarhum Akidi Tio itu dikomunikasikan oleh Prof Hardi Dermawan selaku dokter keluarga Akidi Tio kepada Irjen Pol Eko Indra Heri.

Ia menggaris bawahi, bantuan tersebut untuk penanganan Covid-19 di Sumsel melalui Irjen Pol Eko Indra Heri sebagai pribadi, bukan Kapolda Sumsel.

"Jadi Prof Hardi komunikasi dengan Pak Eko pada 23 Juli merencanakan adanya bantuan Akidi Tio sebesar Rp2 Triliun. Terkait itu, Pak Eko tidak kenal dengan Heriyanti.

Saya garis bawahi jika bantuan itu untuk perorangan, bukan sebagai Kapolda Sumsel," kata Supriadi di siaran langsung Tribun Sumsel, Senin (2/8/2021).

"Pak Eko hanya kenal dengan anak Pak Akidi Tio di Langsa," tambahnya.

Setelah komunikasi pada 23 Juli, lanjut Supriadi, dilanjutkan dengan pemberian bantuan secara simbolis pada 26 Juli 2021 disaksikan sejumlah pejabat.

"Pak Eko menyambut tanpa pandang bulu, siapa yang mau bantu, silahkan. Makanya diajaklah Pak Gubernur, Danrem dan sebagainya agar ini terbuka," ujarnya.

Terkait Heriyanti ke Polda Sumsel, Supriadi menegaskan bahwa Heriyanti diundang, bukan ditangkap.

Ia pula menegaskan jika status Heriyanti sementara ini adalah terperiksa, belum jadi tersangka.

"Saat ini masih terperiksa (status Heriyanti). Sekarang masih diperiksa, mudah-mudahan secepatnya ada titik terang," jelasnya.

Supriyadi belum bisa memastikan karena proses pemeriksaan masih berlanjut.

(tribunsumsel.com/ Arief Basuki Roheka/ Shinta Dwi Anggraini/ Weni Wahyuny)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Suami Heriyanti: Uangnya di Bank Singapura, Prosesnya Panjang Tidak Bisa Sekaligus

Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved