Berita Nasional Terkini
Mengabdi di KPK 15 Tahun, Faisal Sebut Pimpinan Kejam dan Buta Hati: Jangan Takluk di Hadapan Kuasa
Mengabdi di Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK selama 15 tahun, Faisal sebut pimpinan kejam dan buta hati: Jangan takluk di hadapan kuasa.
"Terlebih, KPK silap mata atas rekomendasi Ombudsman," kata dia.
Sementara sikap biadap, dikatakan Faisal, karena pimpinan KPK telah memecat 56 tanpa basis alasan yang kuat. Argumen pemecatan 56 pegawai dirasa amat oleng, guncang, goyang, dan labil.
Alhasil karena sikap pimpinan KPK itu semua, ia dan 55 pegawai terancam kehilangan penghasilan, yang Faisal ibaratkan sebagai 'oksigen.'
"Otomatis dalam beberapa waktu ke depan kami akan kehilangan oksigen. Bukan cuma oksigen buat pribadi, tapi juga oksigen buat keluarga. Kami dimatikan secara terburu-buru dan sadis. Bagaikan kelakuan immoral dan brutal orang-orang Gerakan 30 September 1965," katanya.
Kendati demikian, Faisal tak bisa berbuat apa-apa lantaran Surat Keputusan (SK) Pimpinan KPK soal pemecatan 56 pegawai telah terbit. Karena itu, dirinya mohon pamit.
Walaupun begitu, selama di KPK, Faisal percaya bahwa sebuah tugas tak mungkin usai tanpa bantuan orang lain.
"Terima kasih layak terucapkan. Saya layangkan apresiasi kepada rekan-rekan di KPK. Semuanya. Tanpa kecuali. Tulus. Saya tak akan minta maaf. Sebab, saya percaya, teman-teman sudah memakbulkan maaf tanpa saya mengiba-iba. Dan, yakinlah, sejak pertama bertemu, lantas bekerja sama dan bersama bekerja, hari demi hari di KPK, saya sudah memutihkan hati. Harapan sebaliknya tentu mirip," tuturnya.
Faisal juga menilai wajah boleh berganti. Tapi, ide dan perjuangan harus tetap bergentayangan, berkawin dengan pikiran-pikiran kontemporer yang tumbuh. Ia meminta rekan-rekannya tidak ciut menghadapi penguasa.
"Jangan takluk di hadapan kuasa. Tetaplah berani berpolemik secara dinamis dan terbuka, meski tempat pijakan kita dengan kekuasaan sudah berjarak jauh," ujarnya.
Dia juga menilai momen kali ini adalah suatu kewajaran bila mereka tunduk dahulu.
Baca juga: Sederet Fakta Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono Ditahan KPK, Kepala Desa Ini Beri Respons Berbeda
Namun, dia mengingatkan mereka tidak keok, tidak menyerah. Ada saatnya nanti, angin berpihak. Yang penting, tegas dia, tetaplah berusaha menjaga integritas.
"Dalam keyakinan saya, dalam waktu yang tak lama ke depan, KPK akan sunyi. Tetapi, ingatlah, sunyi adalah bunyi yang sembunyi. Sunyi tidak berarti diam. Dia adalah nada yang ketika waktunya tiba akan terdengar nyaring. Terima kasih atas segala-galanya selama 15 tahun pengabdian saya di KPK," kata Faisal.
Novel Baswedan Cs Dipecat KPK
Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) memecat 56 pegawai, termasuk Novel Baswedan, Fahri Hamzah tak percaya ada niat jahat di lembaga pimpinan Firli Bahuri.
Pemecatan pegawai KPK yang tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan ( TWK) mendapat sorotan dari eks DPR RI, Fahri Hamzah.